Senin, 09 Oktober 2023

Membangun Lingkungan Sekolah Yang Bebas Bullying

Oleh: Sukarti, S. Pd.
(Guru BK SMPN 3 Blora - Jawa Tengah)

Edisi: Vol. 4 No. 1 September - Desember 2023

Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh kita semua,terutama di lingkungan sekolah, namun pada kenyataan banyak sekali terjadi salah persepsi antara pemberi pesan dan penerima pesan,sehingga tidak jarang karena hal itu menyebabkan keributan. Dalam hal ini banyak sekali kita jumpai dilingkungan sekolah diantara peserta didik yang sering sekali mengalami pembullyan. utamanya dalam bentuk verbal. Berdasarkan hasil observasi guru BK banyak siswa kelas 8 yang mengalami verbal bullying. Contoh perbuatan verbal bullying yang sering terjadi dilingkungan sekolah adalah memanggil nama temannya dengan sebutan nama orangtua. Pada awalnya pembully menganggap hal itu sebagai bahan candaan namun temannya merasa tidak nyaman,sehingga melaporkan hal tersebut kepada guru BK. Pada dasarnya bullying sering terjadi karena faktor sosial pertemanan yang ada dilingkungan tempat tinggal sehingga kebiasaan tersebut dibawa dilingkungan sekolah. Menariknya lagi pelaku bullying melakukan dengan sengaja mencari nama orangtua temannya lewat surat izin dikelas. Lalu sebenarnya apa itu bullying? Apa saja jenisnya? Apa penyebabnya,dampaknya? Bagaimana cara mencegahnya dan melawan bullying? simak penjelasannya dibawah ini.

Pengertian Bulliying

Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat korban menderita. Istilah bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu "bull" yang berarti banteng. Secara etimologi kata "bully" berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Bullying dalam bahasa Indonesia disebut "menyakat" yang artinya mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain (Wiyani,2012). 

Perilaku bullying melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan negatif  yang diterimanya. Bullying memiliki pengaruh secara jangka panjang dan jangka pendek terhadap korban bullying. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah depresi karena mengalami penindasan, menurunnya minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru, dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik terhadap lawan jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya (Berthold dan Hoover, 2000).

Jenis dan contoh Bullying

Menurut Coloroso (2006), perilaku bullying dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk, yaitu:

a. Bullying secara verbal

Bullying dalam bentuk verbal adalah bullying yang paling sering dan mudah dilakukan. Bullying ini biasanya menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut. Contoh bullying secara verbal antara lain yaitu: julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan pelecehan seksual, teror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya.

b. Bullying secara fisik

Bullying ini paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap merupakan remajayang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut. Contoh bullying secara fisik adalah: memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas, dan lain-lain.

c. Bullying secara relasional

Bullying secara relasional dilakukan dengan memutuskan relasi-hubungan sosial seseorang dengan tujuan pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Bullying dalam bentuk ini paling sulit dideteksi dari luar. Contoh bullying secara relasional adalah perilaku atau sikap- sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek.

d. Bullying elektronik

Bullying elektronik merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.

Sebab-Sebab Munculnya Perilaku Bullying

  • Bullying terjadi karena tradisi turun temurun dari senior
  • Keinginan untuk balas dendam karena dulu pernah mendapatkan perlakuan yang sama .
  • Perasaan ingin menunjukkan kekuasaan dan kekuatan (superior)
  • Kecewa karena orang lain tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. e. Dorongan untuk mendapatkan kepuasan
  • Dianggap menghina atau mengganggu kelompok tertentu (gank)

Dampak Negatif Bullying Bagi Orang Yang Menjadi Korban

  • Terganggu fisiknya seperti cedera, terluka, sakit, dan sebagainya’
  • Tertekan psikisnya (kejiwaannya) seperti takut, cemas, rasa tidak nyaman, resah, tertekan dan gejala tekanan psikis lain.
  • Pergaulan sosial terganggu, seperti minder, menyendiri, grogi, pendiam dan tertutup.
  • Terganggu prestasi belajarnya seperti nilai jelek, tidak konsentrasi belajar, lupa mengerjalkan tugas, sampai menurunnya rangking atau tidak naik kelas.5. 

Pencegahan dan Melawan Bullying

Untuk mencegah agar kita tidak menjadi korban tindakan bullying anatara lain yang dapat kita lakukan adalah :

  • Hindari membawa atau memakai barang-barang mahal atau uang yang berlebihan.
  • Jangan sendirian terutama ditempat sepi.
  • Hindari cari gara-gara dengan pelaku bullying.
  • Jangan berada di dekat dengan oarang yang suka melakukan tindakan bullying atau berada di sekitar mereka.
  • Kenali dan perhatikan pelaku bullying.
  • Jangan ikut-kutan melakukan tindakan bullying dalam bentuk apapun.

Sedangkan untuk melawan pelaku Bullying kita bisa mengambil sikap sebagai berikut :

  • Jadilah orang yang percaya diri dan tunjukan ketahanan diri bahwa kita tidak mau mengganggu dan diganggu.
  • Bersikap tenang saat ada yang mengganggu 
  • Jangan biarkan emosi terpancing
  • Jika melihat ada tenman yang menjadi korban, maka tolonglah korban dan laporkan
  • Lakukan perlawanan diikuti dengan berteriak, lari atau tindakan apapun sambil mencari pertolongan
  • Catatlah tempat, orang-orang yang terlibat dan jenis gangguan yang mereka lakukan kemudian laporkan pada orang tua, guru atau pihak berwajib.

Semoga kita bisa menciptakan lingkungan sekolah yang bebas bullying sehingga sekolah menjadi tempat yang ramah anak dan nyaman melakukan kegiatan pembelajaran dengan tenang tanpa ada rasa kekhawatiran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Implementasi Pembiasaan Literasi Di SMP Negeri 13 Surakarta Untuk Meningkatkan Kualitas Masyarakat Pembelajar

Oleh: Fadlilah Nurul Fajri Handayani, S. Pd. (Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Sebelas Maret) Ed...