Selasa, 04 Januari 2022

MELAWAN MITOS “MENULIS ITU SULIT”

Edisi: Vol. 2 No. 2 Januari - April 2022

Oleh : Maryati,S.Pd.SD
(Guru SDN Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta - Jawa Tengah)

Sebagian besar bapak ibu Guru masih beranggapan kegiatan publikasi ilmiah menjadi momok untuk kenaikan pangkat. Hal ini akan benar jika kita masih selalu dihantui betapa rumitnya membuat publikasi ilmiah. Banyak hal dan cara untuk menepis pemikiran-pemikiran seperti itu,tentunya hal ini harus dibarengi dengan upaya dan semangat yang tinggi. Alangkah baiknya jika kita mulai memahami hal dasar mengenai menulis, hal ini penting karena semua bentuk publikasi ilmiah memiliki aturan-aturan yang berbeda beda. Menyikapi situasi saat ini yang masih menerapkan WFH dan WFO tentunya ada dua sisi yang menguntungkan dan kurang menguntungkan jika kita akan belajar untuk membuat tulisan publikasi ilmiah. Satu sisi kita punya waktu untuk bekerja dari rumah dan di sisi lain banyak keterbatasan.

Mengatasi kendala menulis

Rintangan yang harus kita hadapi memang tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang harus kita selesaikan dulu dari persoalan ini

  1. Mau menulis apa? cara terbaik belajar menulis adalah dengan banyak membaca dan mencontoh. Pertahankan konsistensi Bacalah bagian demi bagian buku ini. Amati dan kemudian kembangkan sesuai dengan kondisi Anda. Jika Anda konsisten, Insyaallah Anda akan memiliki sebuah karya tulisan.
  2. Kesan yang umum menulis itu sulit. Ada kesan yang umum berkembang bahwa menulis itu sulit. Hanya kalangan ilmuwan saja yang bisa melakukannya. Bayangan membuat Publikasi ilmiah biasanya mengarah pada buku ilmiah yang harus mengikuti tata aturan baku yang ketat lengkap dengan daftar referensi yang kuat. Bayangan ini tentu saja tidak salah. Meskipun demikian perlu dipahami bahwa tulisan itu banyak model dan jenisnya. Untuk itu berusahalah mewujudkannya, tidak membutuhkan energi sebesar
  3. Menulis menghabiskan waktu. Memang tidak bisa kita pungkiri hal ini benar namun tentunya kita juga harus bisa melawan dengan berbagai cara untuk menghapus pemikiran seperti itu. Banyak cara yang bisa kita lakukan.

Tips memulai menulis

Ada beberapa trik yang dapat kita lakukan untuk belajar memulai menulis, mari kita awali dengan menggunakan beberapa strategi:

1. Mencicil

Bahan tulisan ditulis sedikit demi sedikit. Namun dalam praktiknya harus rutin dan konsisten. Usahakan setiap hari menulis isi buku walaupun hanya dua paragraf. Jika tidak rutin ya tetap tidak akan selesai. Dalam waktu tertentu, buku pasti selesai. Jika Anda hanya memiliki waktu menulis 15 menit setiap hari dan dalam waktu ini Anda mampu menulis katakan 3-4 paragraf maka dalam kurun waktu 1 bulan berapa paragraf yang sudah kita dapatkan. Tentunya paragraf tersebut harus selalu berkesinambungan. Sebulan berikutnya dipakai untuk mengedit tulisan dan perbaikan isinya. Setelah direvisi dilanjutkan untuk mempublisnya. Jika kita belum tahu caranya bisa tanya teman atatu mencari informasi di gogle. Bayangkan anda sudah punya kaya dalam waktu 3 bulan.

2. Tulisan yang mudah dipahami

Banyak pertanyaan muncul terkait dengan bagaimana proses menulis, khususnya tentang apa yang akan ditulis. Jawaban atas pertanyaan ini sesungguhnya sangat sederhana. Tulislah apa yang kamu ketahui. Tidak perlu menulis sesuatu yang rumit, kompleks, dan sulit untuk ditulis.Tulisan yang baik adalah tulisan yang mudah dipahami. Sesungguhnya tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam jika ingin menghasilkan tulisan yang banyak. Juga tidak perlu menunggu liburan datang. Ada begitu banyak hal yang bisa ditulis. Perjalanan sebuah kegiatan misalnya merupakan sumber ide yang melimpah. Pertemuan dengan masyarakat, pelaksanaan sebuah program, kesan, kenangan, dan banyak hal lainnya adalah sumber ide yang bisa ditulis. Semua sumber ide itu harus segera ditangkap, diolah, dan ditulis agar tidak segera lupa. Menunda menulis bukan hal yang baik karena akan segera hilang dari ingatan. Menulis sesungguhnya merupakan upaya kreatif untuk mengikat pengamatan dalam kenangan. Apa yang tertulis sifatnya lebih abadi daripada apa yang terucap. Gambar di HP, misalnya, adalah kenangan dan dokumentasi yang penting. Meskipun demikian, gambar tersebut tidak berbicara apa-apa. Hanya pelakunya saja yang mengingatnya. Sementara orang lain tidak paham dan melupakannya. Tentu kondisinya berbeda dengan tulisan yang membuat orang yang tidak mengalami pun bisa memahami secara baik. Banyak orang yang ingin bisa menulis. Mereka ikut berbagai kursus, baik daring maupun luring. Tentu, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat dalam memberikan basis pengetahuan dan teori. Biasanya setelah mengikuti kegiatan, semangat untuk menulis tumbuh pesat. Namun semangat saja tidak cukup. Jika tidak pernah praktik menulis, juga tetap tidak akan bisa menulis. Menulis itu menurut keyakinan saya harus dengan praktik. Semakin banyak praktik, semakin bagus.

3. Manajemen waktu yang baik

Semangat menulis tinggi harus diiringi dengan manajemen waktu yang baik. Setiap ada kesempatan bisa digunakan untuk membaca dan menulis. Jika dilakukan dengan komitmen, pasti akan memberikan hasil yang menggembirakan. Atur waktu kita sesuai dengan situasi dan kondisi bapak ibu semua. Karena kesempatan waktu untuk semua orang berbeda-beda maka sebaiknya kita harus konsisten waktu juga.

4. Tekad bulat hiraukan komentar negatif

Menulis itu modalnya nekat saja. Dibilang jelek ya tidak masalah. Dibilang tidak mutu ya tida apa-apa.Dibilang pencitraan ya silahkan saja. Apapun komentar orang saya akan tetap menulis. Jadikan komentar negatif untuk tetap memacu semangat kita giat menulis. Jangan sebaliknya dikomntari jelek sedikit sudah malas, berfikir karya tulisan tidak berguna,tidak bermutu,tidak bernilai inilah penyakit yang harus selalu kita lawan walau tentunya tidak mudah. Tulisan ke jurnal tidak selalu diterima. Beberapa kali ditolak. Namun hal itu tidak harus membuat kita patah semangat. Harus terus menulis, mengirim, dan berdoa semoga bisa publish. Setelah itu saya lupakan karena saya akan menulis lagi. Prof. Yudian Wahyudi pernah menulis bahwa kita hidup ini sesungguhnya hanya menunggu ajal menjemput. Justru karena itulah kita harus berbuat baik semaksimal mungkin. Menulis dan menyebarkan tulisan saya kira merupakan artikulasi kebajikan. Apa yang saya tulis hanya hal remeh. Hal sederhana. Tidak ilmiah. Ya siapa tahu dari hal sederhana semacam ini ada yang mendapatkan manfaat. Jika betul ada yang mendapatkan manfaat, semoga menjadikan tabungan kebajikan.

5. Banyak Membaca

Dibutuhkan berbagai prasyarat dan kondisi yang mendukung agar kegiatan membaca mampu menjadikan seseorang “berubah” menjadi “manusia baru” yang tercerahkan. Membaca akan memiliki makna yang cukup penting ketika pembacanya mampu menangkap makna, baik yang tersurat maupun tersirat, dari teks tertulis yang dibacanya. Teks semacam ini begitu menukik hingga alam bawah sadar si pembaca. 

Bagi orang lain mungkin teks itu tidak istimewa, tapi bagi si pembaca justru memiliki makna yang luar biasa. Kita sering mendengar kawan yang bercerita tentang membaca yang seolah tanpa makna. Membaca sampai capek tapi tidak ada yang masuk di otak. Membaca semacam ini adalah jenis membaca yang tidak mampu menangkap makna dan fungsinya yang substansial. Membaca dalam konteks yang semacam ini bukanlah sebuah kegiatan yang akan mampu memperkaya informasi, memberdayakan, apalagi mengubah jalan hidup seseorang. Membaca merupakan salah satu bentuk belajar. Belajar akan membuat kita terus tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan karena membaca yang efektif dapat menjadi titik pijak dalam transformasi diri. Jadi membaca itu adalah sarana untuk berubah. Ya, berubah menuju kondisi yang lebih baik.     

6. Banyak Ide

Hal yang seringkali kita jumpai oleh banyak orang yang sedang menekuni dunia menulis adalah bagaimana mudah mendapatkan ide. Pertanyaan sederhana tetapi sangat fundamental. Jawaban atas pertanyaan ini adalah basis bagi adanya tulisan. Tanpa ide tidak akan ada tulisan. Jawaban atas pertanyaan ini ternyata tidak sederhana. Ide memang terkadang diperoleh dari cara yang tidak terduga. Tugas seorang penulis adalah merekam sesegera mungkin ide yang sudah diperoleh agar tidak hilang. Begitu ide hilang, biasanya sulit untuk diingat kembali. Rajin mencatat setiap kelebatan ide adalah cara yang penting untuk dilakukan oleh seorang penulis.

Melalui buku, ada informasi dan pengetahuan yang mendalam, menyentuh, yang tidak instan. Bacaan buku mendorong permenungan, kita terpaksa berkontemplasi. Halaman demi halaman yang kita baca tetap menyuruh kita berpikir, merenung. Tak jarang, baru selesai membaca setengah buku, kita sudah terilhami untuk menulis atau melakukan hal-hal lain yang produktif dan kreatif"--Sirikit Syah. Ya, membaca. Semakin sering membaca, gugusan ide terbuka untuk kita temukan. Saat membaca siapkan juga alat pencatat. Bisa pulpen, laptop, HP, atau alat perekam lainnya. Begitu menemukan poin penting sebuah buku, segera hentikan membaca. Catat poin yang penting tersebut. Mencatat ini manfaatnya sangat banyak. Saya akan sebut dua saja. Pertama sebagai kumpulan ide penting yang bisa kita kutip saat menulis. Kedua bermanfaat untuk menemukan ide yang bisa kita kembangkan menjadi tulisan. Mencatat hasil bacaan sangat penting agar tidak hilang dari ingatan. Ingatan kita terbatas kemampuannya. Lewat mencatat kita bisa mendapatkan banyak ide yang bisa kita buka kembali saat kita butuhkan. Catatan demi catatan yang kita miliki mampu menyelamatkan kita dari kebingungan mencari fisik buku karena kita telah membaca dan mencatat. Buku tidak ada tidak masalah karena isinya sudah kita catat. Jadi mari rajin membaca dan mencatatnya. Itulah salah satu cara untuk mendapatkan ide menulis.

7. Menulis Membuat Menjadi Penyintas

Sekarang ini zamannya media sosial. Sebagian besar orang memiliki akun di media sosial. Anda yang membaca catatan sederhana ini juga kemungkinan besar aktif bermedia sosial. Memang, interaksi sosial sekarang ini tidak hanya bersifat tatap muka saja. Riuh rendah perbincangan ada di dunia maya. Intensitasnya semakin meningkat saat corona mewabah. Dinamika dunia maya memang sangat kompleks dan tidak mudah untuk diurai. Lalu lintasnya berlangsung nyaris tanpa hentiJika Anda mengunggah sebuah tulisan atau foto, unggahan Anda memiliki peluang untuk dilihat oleh orang dalam jumlah yang tidak terbatas. Jika Anda mengunggah kebajikan maka kebajikan itu akan berlipat-lipat kali saat dibaca. Tentu akan lebih berlipat manakala mampu memberikan inspirasi dan menjadi energi untuk transformasi diri. Tulisan semacam iniadalah tulisan yang menggerakkan. Tulisan yang mampu memberikan dampak perubahan pada pembacanya. Sebaliknya, jika Anda menebarkan keburukan maka keburukan itu juga akan berlipat saat orang mendapatkan inspirasi keburukan dari apa yang Anda unggah.

8. Belajar Menulis kepada Penulis

Belajar menulis kepada penulis sangat besar manfaatnya. Pengalaman dari seorang penulis dapat kita jadikan ilham usaha kita untuk menjadi penulis. Tentunya kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. Memahami tentang tulisan-tulisan ilmiah dari seorang penulis akan lebih mudah mendapatkan gambaran langsung.

Penutup

Payang disampaikan pada tulisan ini hanyalah sebagai penyemangat para calon penulis untuk tidak terlalu dibelenggu menulis ilmiah itu sangat sulit. Segalanya tergantung bagaimana usaha kita dalam mengatur proses menuju suka dan mahir menulis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Implementasi Pembiasaan Literasi Di SMP Negeri 13 Surakarta Untuk Meningkatkan Kualitas Masyarakat Pembelajar

Oleh: Fadlilah Nurul Fajri Handayani, S. Pd. (Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Sebelas Maret) Ed...