Kamis, 02 Desember 2021

MELATIH KECAKAPAN ABAD 21 DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PJBL


Oleh: Suliarsi, S.Pd.
(Guru Produktif OTKP SMK Negeri 2 Semarang - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Pengembangan kurikulum SMK menuntut lulusan minimal harus memiliki keahlian untuk menghasilkan suatu produk.  Semua materi pelajaran  menuntut kecakapan peserta didik terutama  pada aspek kognitif dan psikomotorik.  Guru diharapkan mampu memberi siswa teknik belajar inovatif yaitu dengan mendengarkan, melihat, memahami isi materi pelajaran, dan praktik langsung.  Pemahaman materi yang lebih baik akan meningkatkan kemampuan intelektual siswa sehingga mencapai kompetensi inti yang ditentukan.  Seorang guru harus menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didiknya.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.  Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru meliputi pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran yang sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh.  Model pembelajaran adalah pola pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir, proses pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru untuk mencapai tujuan belajar.

Salah satu model pembelajaran yang sejalan dengan tujuan di atas adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).  Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.  Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik (student centered) dan menetapkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana peserta didik diberi peluang bekerja secara otonom mengkontruksi belajarnya.  Model pembelajaran ini merupakan pemberian tugas kepada semua peserta didik untuk dikerjakan secara individual, peserta didik dituntut untuk mengamati, membaca dan meneliti. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah pembelajaran yang berfokus pada aktivitas peserta didik untuk dapat memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang suatu masalah dan mencari solusi yang relevan dan peserta didik belajar secara mandiri serta hasil dari pembelajaran ini adalah produk.

Pada model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) ini peserta didik sebagai subyek kegiatan pembelajaran, pembuat keputusan, dan membuat kerangka kerja. Peserta didik sebagai perancang proses untuk mencapai hasil dan bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.  Mereka dilatih untuk memecahkan masalah yang kadang tidak direncanakan atau ditentukan sebelumnya.  Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan, melakukan evaluasi secara kontinyu sampai menghasilkan produk dan mengevaluasi kualitasnya.  Model pembelajaran ini memberi peluang kepada siswa untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain dan memperkenalkan ide sendiri kepada orang lain, model pembelajaran merupakan  bentuk pembelajaran individu.  Dari meningkatkan ketrampilan dan memecahkan masalah secara bersama.

Kelebihan dari model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah sebagai berikut.  Pertama, meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih menyenangkan dari pada komponen kurikulum lain.  Kedua, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem kompleks.  Ketiga, meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.  Keempat, meningkatkan keterampilan mengelola sumber belajar, bila diimpelementasikan secara baik maka peserta didik akan belajar dan praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu dan  sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.  Kelima, mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.  Keenam, menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.  Ketujuh, membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran. 

Langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek terdiri dari enam langkah pembelajaran yaitu dimulai dengan pertanyaan yang esensial, perencanaan aturan pengerjaan proyek, membuat jadwal aktivitas, memonitoring perkembangan proyek peseta didik, penilaian hasil kerja peserta didik, evaluasi pengalaman belajar peserta didik.  Sintaks pembelajaran model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kecakapan abad 21 bagi peserta didik dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.  Peserta didik diharapkan akan memiliki kemampuan berpikir kritis (critical thinking), bekerja sama dengan orang lain (collaboration), memiliki kreativitas (creativity), berkomunikasi dengan sesama (communication), memiliki rasa kasih sayang (compassion) dan memiliki kemampuang di bidang komputer (computational logic).

Model pembelajaran berbasis proyek ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran produktif program keahlian Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran.  Pada mata pelajaran korespondensi, model ini dapat diterapkan untuk melatih peserta didik untuk menyiapkan surat mulai dari penyusunan konsep sampai dengan mengirimkan surat.  Mata pelajaran kearsipan, peserta didik diberi tugas untuk melakukan proses penyimpanan surat mulai dari menyiapkan alat dan bahan untuk menyimpan surat sampai proses penyimpanan suratnya.  Pada mata pelajaran humas dan keprotokolan, peserta didik diberi tugas untuk menyiapkan suatu rapat atau melakukan suatu kegiatan pertemuan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang didokumentasikan.  Dengan penerapan model pembelajaran ini, harapannya peserta didik tidak bersikap apriori negative pada pelajaran produktif, tetap bersemangat dan membuat pemahaman pada materi semakin mendalam. 


6 komentar:

  1. Nice. Tulisannya Menginspirasi, memang cocok model PJBL jika diterapkan pada mapel produktif.

    BalasHapus
  2. Kalau menurut saya anak2 SMK justru lebih fokus ke mapel Produktif, tidak seperti pada pelajaran umum/adaptif yg dipandang sebelah mata oleh sebagian besar siswa.
    PjBL bisa diterapkan untuk semua Mapel.

    BalasHapus
  3. Bagus sekali dan sangat cocok untuk siswa-siswi SMK yang memang dipersiapkan kerja, sehingga hasil dari project tsb mnjd basick pada dunia kerja yg nyata ( sebenarnya)

    BalasHapus
  4. Inovatif sekali, semoga metode PJBL benar-benar bisa diterapkan di mata pelajaran peoduktif OTKP

    BalasHapus

Featured Post

Implementasi Pembiasaan Literasi Di SMP Negeri 13 Surakarta Untuk Meningkatkan Kualitas Masyarakat Pembelajar

Oleh: Fadlilah Nurul Fajri Handayani, S. Pd. (Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Sebelas Maret) Ed...