Kamis, 03 Oktober 2024

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali


Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024

Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd
(Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah)

Keprihatinan saya akan Penilaian PISA 2022 untuk kualitas Pendidikan Indonesia menunjukkan masih rendahnya tingkat kemahiran matematika pada anak-anak usia 15 tahun hanya 18% siswa saja yang dapat memperoleh kemahiran matematika minimal level 2. Level 2 itu artinya siswa dapat menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana situasi sederhana dapat direpresentasikan secara matematis. Itu artinya anak-anak usia 15 tahun rendah dalam keterampilan abad ke-21 yang meliputi kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan higher-order thinking skills(HOTS) lainnya masih belum tergarap secara memadai. Rendahnya tingkat keterampilan berpikir HOTS di kalangan siswa mencerminkan rendahnya kualitas pembelajaran yang dijalankan di sekolah-sekolah. Hal inilah yang menjadi dasar latar belakang penulis menerapkan pembelajaran Matematika yang realistik dengan mengintegrasikan Geogebra sebagai alat perbantuannya.

Jumat, 22 Maret 2024

Implementasi Pembiasaan Literasi Di SMP Negeri 13 Surakarta Untuk Meningkatkan Kualitas Masyarakat Pembelajar

Oleh: Fadlilah Nurul Fajri Handayani, S. Pd.
(Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Sebelas Maret)

Edisi: Vol. 4 No. 2 Januari - April 2024

Sekolah menjadi institusi di bidang pendidikan yang merupakan tempat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia bertujuan agar SDM di Indonesia dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi dengan cara melibatkan segenap unsur warga sekolah. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas masyarakat pembelajar adalah melalui pembiasaan literasi sekolah. 

Minggu, 04 Februari 2024

PENERAPAN TEKNIK KONTRAK PERILAKU UNTUK MENUMBUHKAN PERILAKU PENGENDALIAN DIRI

Oleh: Sukarti, S. Pd.
(Program Profesi Guru Bimbingan dan Konseling, Universitas PGRI Madiun - Jawa Timur)


Edisi: Vol. 4 No. 2 Januari - April 2024

Dalam praktik layanan konseling individu sering ditemui konseli yang tidak bisa mengendalikan emosi .Konseli yang sulit mengendalikan emosi marah tersebut terlihat sering membuat keributan di kelas seperti suka mengobrol dengan teman sebangkunya diwaktu pelajaran, tiba-tiba melempari kertas kepada temannya, sering mengalami percekcokan dengan teman sekelasnya maupun berbeda kelas, cenderung bersikap agresif, senang menertawakan kesalahan orang lain, mudah terpancing amarah apabila tersinggung dan berbicara kasar ketika marah dengan temannya, serta tidak mendengarkan nasehat guru.

Selasa, 30 Januari 2024

DIFERENSIASI PRODUK SEBAGAI ALTERNATIF ASESMEN FORMATIF PEMBELAJARAN YANG MEMERDEKAN PESERTA DIDIK PADA PENDIDIKAN ABAD 21 UNTUK MENYONGSONG INDONESIA EMAS 2045

Oleh: Dewanggi Latifa Puspa Wardani1, Ari Ashari2
(Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Profesi Guru, Universitas Sebelas Maret - Jawa Tengah)

Edisi: Vol. 4 No. 2 Januari - April 2024

Tulisan ini membahas hasil penelitian tentang efektivitas penggunaan diferensiasi produk pada asesmen formatif yang di uji cobakan di SMP N 1 Surakarta. Diferensiasi produk merupakan salah satu penerapan dari konsep prinsip pembelajaran berdiferensiasi di mana produk pembelajaran yang dihasilkan bisa divariasikan dan dikreasikan sesuai dengan capaian pembelajaran, kemampuan, bakat, minat, dan potensi siswa. Pada asesmen formatif pembelajaran menulis teks prosedur, peserta didik dapat memvariasikan produk teks yang dihasilkan dalam bentuk yang berbeda-beda seperti teks yang diunggah pada blog pribadi atau konten di media sosial media, gambar digital, tayangan atau video, maupun audio seperti podcast. Selain mengakomodasi tahap perkembangan dan karakteristik peserta didik, diferensiasi produk dapat menjadi alternatif asesmen formatif pembelajaran yang memerdekakan peserta didik pada pendidikan abad 21 karena membebaskan peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan, keterampilan, bakat, minat, dan potensinya dengan pelibatan teknologi untuk menjadi individu yang bermutu dan mampu bersaing di abad 21 serta menjadi sumber daya yang unggul menuju Indonesia emas 2045.

Sabtu, 20 Januari 2024

Pemanfaatan Media Siniar Spotify dalam Pembelajaran Teks Hikayat untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa

Oleh: Sarifudin Ihsan Al Alim, S. Pd.
(Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Sebelas Maret)

Edisi: Vol. 4 No. 2 Januari - April 2024

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasinya. Komunikasi akan berjalan lancar atau tidak, tergantung pada kualitas dan tingkat kemahiran berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut meliputi keterampilan mendengarkan, membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara.

Rabu, 17 Januari 2024

Penerapan Soal Berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) untuk Meningkatkan Kemampuan Bernalar Kritis Pada Materi Teks Anekdot Fase E di SMA Negeri 5 Surakarta

Oleh: Saraswati Kartikasari
1, Widya Ristanti2, Edy Suryanto3
(Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Profesi Guru, Universitas Sebelas Maret)

Edisi: Vol. 4 No. 2 Januari - April 2024


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi dan efektivitas penerapan Soal Berbasis AKM dalam meningkatkan kemampuan bernalar kritis peserta didik SMA Negeri 5 Surakarta pada materi teks anekdot. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran didapatkan hasil bahwa kemampuan bernalar kritis peserta didik masih rendah yang berakibat pada rendahnya ketercapaian hasil belajar pada materi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dibatasi hingga tiga siklus. Metode pelaksanaan yang diterapkan meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi sebagai pendekatan iteratif untuk perbaikan dan peningkatan. Hasil tindakan siklus I menunjukkan peserta didik dengan kategori bernalar kritis tinggi hanya mencapai 33,3%. Oleh sebab itu perlu adanya tindakan lanjut yang dilakukan guru untuk menangani rendahnya kemampuan bernalar kritis peserta didik. Hasil tindakan siklus II mencapai 55,6%, dan hasil tindakan siklus III mencapai 80,56% peserta didik dengan kemampuan bernalar kritis tinggi. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya kenaikan kemampuan bernalar kritis pada peserta didik setelah dilakukan tindakan. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan soal berbasis AKM dapat menjadi salah satu alternatif soal pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan kemampuan bernalar kritis peserta didik.

Kata Kunci: AKM, Bernalar Kritis, Anekdot

Senin, 18 Desember 2023

Pembelajaran berdeferensiasi pada mata pelajaran IPA untuk Gen-Z kategori SMP

Oleh: Berti Ernawati
(Guru IPA di SMPN 2 Baki Kab. Sukoharjo- Jawa Tengah)

Edisi: Vol. 4 No. 1 September - Desember 2023

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang memperhatikan perbedaan individual dalam proses belajar. Dalam konteks mata pelajaran IPA di SMP, penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Anak SMP saat ini termasuk dalam generasi Z (Gen Z). Generasi ini memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari generasi pendahulunya. Mereka adalah generasi digital native yang sangat kreatif dan inovatif memanfaatkan teknologi digital. Dalam bekerja mereka mampu multitasking yaitu kemampuan dalam melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. Sangat terbuka dengan sesuatu yang baru, menghargai kemandirian dan kebebasan serta memiliki ambisi untuk sukses. Dengan keinginantahuannya yang diakselerasikan melalui perangkat digital menjadikan mereka memiliki kepedulian sosial secara global.

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...