Jumat, 22 Maret 2024

Implementasi Pembiasaan Literasi Di SMP Negeri 13 Surakarta Untuk Meningkatkan Kualitas Masyarakat Pembelajar

Oleh: Fadlilah Nurul Fajri Handayani, S. Pd.
(Mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Sebelas Maret)

Edisi: Vol. 4 No. 2 Januari - April 2024

Sekolah menjadi institusi di bidang pendidikan yang merupakan tempat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia bertujuan agar SDM di Indonesia dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi dengan cara melibatkan segenap unsur warga sekolah. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas masyarakat pembelajar adalah melalui pembiasaan literasi sekolah. 

Untuk meningkatkan minat membaca peserta didik, program gerakan literasi sekolah menggunakan metode yang berbasis kegiatan dan aktivitas yang membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan maupun gambar/visual. Pada dasarnya, program literasi yang efektif akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan maupun gambar/visual, yang akan berpengaruh terhadap pencapaian akademiknya. Dalam pengembangan minat baca, penerapan gerakan literasi sekolah memiliki dampak positif bagi peserta didik, yang terutama adalah meningkatkan minat membaca peserta didik. Pada dasarnya, program literasi yang efektif akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan maupun gambar/visual, yang akan berpengaruh terhadap pencapaian akademiknya.

Pembiasaan literasi di sekolah dapat memperkuat gerakan penerapan budi pekerti. Kegiatan dalam gerakan literasi sekolah dapat dilakukan dengan cara membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum waktu belajar dimulai. Materi bacaan dapat berupa kearifan lokal, nasional hingga global yang didalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti serta disampaikan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Tujuan dari implementasi ini adalah untuk menumbuhkan budi pekerti siswa melalui pembiasaan berliterasi sekolah agar menjadi pebelajar sepanjang hayat. Kegiatan literasi sekolah ini tentu melibatkan seluruh warga sekolah dan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. 

Salah satu keterampilan yang berperan penting dalam kehidupan karena dapat memberi pengetahuan adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca harus dikuasai masyarakat khususnya pembelajar dini mungkin. Setiap orang dituntut untuk memiliki daya baca yang tinggi, karena dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi. Implementasi pembiasaan literasi di SMP Negeri 13 Surakarta akan membantu meningkatkan kualitas masyarakat pembelajar. Kualitas masyarakat pembelajar akan meningkat karena siswa akan lebih baik dalam mengkomunikasikan, membaca, dan menulis dengan baik. Ini akan membantu siswa dalam mengembangkan karakter yang baik dan mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

Efektivitas program literasi di sekolah merupakan ukuran ketercapaian dari setiap tahapan program, yang dapat diterapkan sebagai dasar untuk merumuskan strategi kebijakan program literasi sekolah yang lebih baik. Pada dasarnya, efektivitas program literasi di sekolah harus diselesaikan sesuai dengan perencanaan, dan output sesuai dengan yang diharapkan.

Implementasi pembiasaan literasi di SMP Negeri 13 Surakarta berfokus pada meningkatkan kualitas masyarakat pembelajar. Pembiasaan literasi adalah proses pengembangan kemampuan membaca, menulis, dan mengkomunikasikan dengan baik dalam bahasa Indonesia. Di SMP Negeri 13 Surakarta, pembiasaan literasi dilakukan melalui beberapa langkah, seperti pengembangan kurikulum, kurikulum yang terbaik dan terstruktur diperlukan untuk mengembangkan kemampuan literasi. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan siswa.

Guru yang berpengalaman dan berwirausaha dalam pengembangan literasi sangat penting. Guru harus mampu mengembangkan kemampuan literasi di siswa menggunakan metode yang efektif. Selain itu siswa harus mengikuti program pembiasaan literasi dengan sepengetahuan. Siswa harus mengikuti program pembiasaan literasi yang disesuaikan dengan tingkatan dan kebutuhan siswa. Lingkungan yang baik dan teratur sangat penting untuk mengembangkan kemampuan literasi. Lingkungan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Pembiasaan literasi harus dilakukan dengan pendekatan yang mencakup sosial, moral, dan estetika. Ini akan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan literasi secara holistik. Kegiatan literasi yang dilakukan di SMP Negeri 13 Surakarta antara lain adalah implementasi kurikulum STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) yang merupakan satu satunya sekolah di Indonesia yang memiliki kurikulum STEAM.

Menurut Halim Amalia dan Roshayanti (2021) dalam penerapan kurikulum STEAM, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah, serta berpikir kritis dan memiliki cara untuk memecahkan permasalahan dengan menerapkan lima aspek yang ada pada STEAM. Hal ini akan membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir serta kreativitas dalam memecahkan permasalahan, serta mendorong siswa untuk mengeksplorasi serta memberikan pengalaman yang dihasilkan melalui cara yang baru.

Implementasi Pembiasaan Literasi Di SMP Negeri 13 Surakarta

SMP Negeri 13 Surakarta telah melakukan berbagai kegiatan pembiasaan literasi dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran, terutama dalam bidang literasi dan numerasi. Berikut adalah beberapa kegiatan pembiasaan literasi yang dilakukan di SMP Negeri 13 Surakarta:

  • Gerakan "SARI SATE" (Satu Hari Satu Tema): SMP Negeri 13 Surakarta telah mengembangkan gerakan "SARI SATE" (Satu Hari Satu Tema) yang mencakup berbagai aspek pembelajaran, termasuk literasi dan numerasi. Dikatakan satu hari satu tema karena merupakan gerakan terjadwal berupa membaca dan membuat resensi dengan target yang ditentukan yakni sehari membaca satu tema buku bacaan bebas non pelajaran. Hal ini diharapkan menjadi suatu tradisi yang dikembangkan sebagaimana pengelolaan pembelajaran. Dengan program ini diharapkan dapat mengaktifkan peserta didik melakukan kegiatan membaca kapan dan di mana saja sehingga dapat menjadi suatu kondisi yang mentradisi dalam diri peserta didik pada masa yang akan datang. Kegiatan pertama yang harus dilakukan dalam kegiatan ini adalah peserta didik meminjam buku di perpustakaan sekolah berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Orang tua juga dilibatkan dalam kegiatan ini dengan adanya buku pantauan literasi yang sudah dipersiapkan. Kegiatan membaca peserta didik dilakukan di luar jam pelajaran. Pada waktu peserta didik membaca, ia diwajibkan   mengisi buku pantauan literasi yang telah disediakan. Buku pantauan literasi berisi hal-hal yang penting diketahui dalam kegiatan membaca. Judul, pengarang, tebal, waktu baca, hal-hal menarik atau inti isi buku.
  • Untuk melatih apresiasi, sikap ilmiah, serta mempertebal rasa tanggung jawab peserta didik dilakukan kegiatan presentasi terhadap hasil resensi di depan kelas, yang menyangkut masalah sinopsis dan penilaian terhadap bacaan tersebut. Tatacara pelaksanaan presentasi, pertama: presenter memperkenalkan buku yang dibaca mulai dari judul, pengarang dan seterusnya. Lalu mengulas/menceritakan secara ringkas isi buku tersebut dan diikuti oleh pandangan-pandangannya sendiri, dan akhirnya pada penilaiannya terhadap buku itu, baik kekurangan maupun kelebihannya.
  • Untuk merangsang motivasi membaca peserta didik, setiap presenter, moderator, sekretaris, dan penanya terbaik setiap bulan diberikan hadiah yang berkaitan dengan aktivitas membaca. Peserta didik akan termotivasi untuk terus meningkatkan aktivitas baca. Pemberian rangsangan berupa reward, buku baru yaitu (1) Setiap triwulan kepala sekolah menentukan resensi terbaik pada setiap kelas sebagai hasil seleksi guru kelas yang diumumkan pada kegiatan upacara (2) Setiap semester sekolah menentukan resensi terbaik pada sekolah sebagai hasil seleksi kepala sekolah yang diumumkan pada kegiatan upacara. (3) Setiap tahun dipilih peresensi terbaik oleh kepala sekolah yang diumumkan pada acara kenaikan kelas. (4) Setiap tahun kembali ke awal lagi menyediakan buku yang siap  untuk dibaca atau ditukar setiap kelas bagi yang belum terbaca.
  • Semua kegiatan pembiasaan literasi di atas berpotensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran literasi dan numerasi di SMP Negeri 13 Surakarta, serta membantu siswa dalam proses belajar mengajar.

Meningkatkan Kualitas Masyarakat Pembelajar dengan Literasi 

  • Penerapan Jurnal Pembiasaan Literasi Membaca: Penerapan jurnal pembiasaan literasi membaca dapat membantu siswa menjadi lebih cepat dan teliti dalam memahami materi buku pelajaran, serta membantu siswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif melalui keterampilan menulis
  • Program Gerakan Literasi Sekolah: Implementasi program gerakan literasi sekolah dapat membantu siswa meningkatkan minat membaca dan mengembangkan keterampilan literasi.
  • Program Literasi Digital: Program literasi digital dapat membantu siswa menikmati petualangan membaca karya-karya para siswa dan guru, serta membantu mendorong warga sekolah untuk lebih termotivasi dalam membaca dan berkarya.
  • Pembiasaan Literasi di Sekolah: Pembiasaan literasi di sekolah dapat meliputi berbagai kegiatan, seperti menyanyikan lagu Indonesia raya, lagu bertemakan penguatan karakter, do'a, dan kegiatan pembiasaan berupa literasi.
  • Pendanaan Dana BOS: Dana BOS dapat berperan besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, yang meliputi khususnya di SMP Negeri 4 Karanganom.
  • Implementasi Gerakan Literasi Sekolah: Implementasi gerakan literasi sekolah dapat melakukan kegiatan penunjang literasi, seperti di SD Muhammadiyah 3 Surakarta, yang sudah melakukan 7 kegiatan penunjang literasi dalam rangka implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan 6 kegiatan lainnya.
  • Pembangunan Perpustakaan Daerah: Pemerintah kota dapat membangun perpustakaan daerah di pintu masuk kota, seperti di Mataram, yang dapat menjadi fasilitas yang membantu mengembangkan keterampilan literasi.

Kesimpulan

Menurut Wahyu dan Atika (2022) untuk meningkatkan kualitas masyarakat pembelajar dengan literasi dapat dilakukan melalui beberapa langkah dan kegiatan pembiasaan literasi. Berikut beberapa contoh kegiatan pembiasaan literasi yang dapat dilakukan:

Semua kegiatan pembiasaan literasi di atas dapat membantu meningkatkan kualitas masyarakat pembelajar, yang meliputi keterampilan literasi, minat membaca, dan kemampuan memahami materi buku pelajaran. Dengan adanya pembiasaan literasi diharapkan kemampuan literasi pada masyarakat Indonesia meningkat sehingga mengurangi dampak fundamental dari rendahnya budaya literasi masyarakat Indonesia. Dampak fundamental dari rendahnya budaya literasi menyebabkan tingginya angka putus sekolah karena kemampuan literasi yang rendah, masyarakat sulit memahami pendidikan, yang menyebabkan banyak siswa yang tidak mencapai tingkatan yang diinginkan. Jika angka putus sekolah meningkat maka akan menyebabkan kebodohan yang tidak berujung. Rendahnya literasi menjadi sebab ketidak-tahuan di berbagai bidang imu pengetahuan, yang membuat masyarakat sulit membangun masyarakat tertib dan beradab

Kekurangan kemampuan analisis, problem solving, dan critical thinking sangat berdampak kepada informasi yang di dapat dan dapat memperbesar kemungkinan kesalahan informasi. Kemahiran digital yang rendah menyebabkan masyarakat yang tidak literat pastinya akan jadi "makanan empuk" bagi era revolusi industri yang bertumpu pada otomatisasi, digitalisasi, dan kecerdasan buatan, karena hanya masyarakat yang literat yang mampu jadi "pemain" di era digital. Daripada itu, perlu dilakukan usaha untuk memperbaiki kemampuan literasi di Indonesia, seperti mengembangkan program literasi yang baik, membudayakan literasi di komunitas, dan meningkatkan literasi nasional, (Budhiarto dkk:2018).

Upaya pembiasaan literasi telah dicanangkan pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015. Salah satu program pada gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa agar keterampilan membaca dapat meningkat, sehingga pengetahuan dapat dikuasai dengan lebih baik. Membaca merupakan salah satu usaha yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang diharapkan. Semua pengetahuan yang diperoleh tidak akan didapat tanpa adanya kegiatan membaca, oleh karena itu minat baca pada anak harus dikembangkan sejak dini. 

Pelaksanaan program gerakan literasi sekolah pada tahap pertama yaitu tahap pembiasaan. Pada tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap bacaan dan kegiatan membaca. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pembiasaan disesuaikan dengan jenjang Pendidikan, dengan kegiatan seperti menyimak dan membaca buku bacaan/pengayaan. Tahap kedua adalah tahap pengembangan yang bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca siswa. Kegiatan yang dilakukan meliputi menyimak, membaca, berbicara, menulis, dan memilah informasi. Tahap ketiga yaitu tahap pembelajaran yang bertujuan untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap bacaan dan membaca, serta meningkatkan kecakapan literasi peserta didik melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan kemampuan berbahasa reseptif (membaca dan menyimak) dan aktif (berbicara dan menulis) yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan.

Pembiasaan Literasi di SMP Negeri 13 Suraarta merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orangtua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Kerja sama semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk melaksanakan gerakan literasi bersama yang terintegrasi dan efektif. Literasi dapat dibangun dengan beberapa strategi, diantaranya yaitu: (1) mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi, (2) mengupayakan lingkungan sosial dan afektif, (3) mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.Strategi tersebut diharapkan mampu meningkatkan literasi di Indonesia.

Literasi bukan hanya aktivitas membaca dan menulis saja, akan tetapi juga kegiatan dalam menganalisa informasi yang telah dibacanya. Namun, kemampuan siswa sekolah dasar dalam berliterasi masih didominasi kegiatan membaca dan menulis. Literasi akan memberi banyak dampak positif bagi siswa. Dampak literasi bagi siswa sekolah dasar diantaranya, yaitu: (1) Meningkatnya nilai mata pelajaran khususnya pelajaran Bahasa Indonesia, (2) Menambah kosakata siswa dalam berbahasa, (3) Menambah wawasan dan informasi baru, (4) Meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis dan merangkai kata-kata, (5) Menumbuhkan kreatifitas siswa dalam berpikir dan menganalisa. Selain itu, literasi juga membawa dampak yang baik bagi kesehatan, yaitu: dapat mengurangi stres, memperlambat kepikunan, dan menormalkan detak jantung. 


REFERENSI:

  • Budhiarto, dkk. 2018. Literasi Sekolah sebagai Upaya Penciptaan Masyarakat Pebelajar yang Berdampak pada Peningkatan Kualitas Pendidikan. vol.5, No.2. Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan kependidikan.
  • Halim Amalia dan Roshayanti. 2021. Analisis Potensi Penerapan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics) pada Kurikulum 2013 Bidang Studi Biologi SMA Kelas X. Vol.3, No.2. Journal of Biology Education.
  • Inawijaya Deya, Hermawati. 2022. Penerapan Pelaksanaan Pembelajaran Pada Masa Pandemi Dalam Program Kampus Mengajar 2 Di SMPN 13 Surakarta. Vol.1, No.3. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.
  • Lindawati Yustika dan Dewi Putri. 2022. Pembiasaan Literasi Dasar melalui Kegiatan Membaca pada Siswa SD IT El-Fatah. Vol.10, No.1. Jurnal Penelitian & Pengabdian.
  • Tasmawati, dkk. 2021. Implementasi Program Literasi Sekolah di SMP Negeri 13 Makassar. Thesis. (http://eprints.unm.ac.id/19510/) 
  • Wahyu Mardaning Hardiyanti dan Atiqa Sabardila. 2022. Penerapan Jurnal Pembiasaan Literasi Membaca di Smp Negeri 1 Mojogedang. Vol.6, No.2. Jurnal Literasi.
  • https://dispendik.mojokertokab.go.id/peran-literasi-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/ diakses Pada Rabu, 21 Maret 2024.
  • https://jatengpos.co.id/dampak-gls-bagi-siswa-sekolah-dasar/arif/ diakses Pada Rabu, 21 Maret 2024
  • https://www.indonesiana.id/read/140202/enam-dampak-fundamental-rendahnya-budaya-literasi-masyarakat-indonesia diakses Pada Rabu, 21 Maret 2024.
  • https://www.spmnasionalpwt.sch.id/read/105/pentingnya-program-literasi-di-sekolah diakses Pada Rabu, 21 Maret 2024.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...