AKSI SEMAR DALAM PEMBENTUKAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI & NILAI NILAI INTEGRITAS

Oleh: DONY ARI WIBOWO, S. Pd.

(Guru PPKn SMK Negeri 8  Surakarta Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Di era  sekarang ini tindak pidana korupsi telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbuatan kotor yang dilakukan para koruptor itu bahkan lebih besar; yakni terampasnya hak-hak rakyat dan masyarakat luas, hak menikmati pembangunan, hak hidup layak karena mereka dililit kemiskinan, hak mendapat pendidikan yang ideal, dan bahkan hak-hak dasar hidup lainnya yang mestinya didapatkan siapa pun. Tapi karena korupsi yang makin merajalela, semua itu nyata di depan mata kita dan kondisi itu terjadi di negeri kita tercinta: Indonesia. Maka, gerakan antikorupsi yang selama ini telah bergelora di negeri ini, harus terus membara. Kebersamaan semangat, kesamaan kesadaran dan tujuan seluruh elemen bangsa untuk memerangi tindak pidana korupsi harus bukan saja dijaga melainkan terus kita tingkatkan agar negeri ini bebas dari tindak pidana korupsi. Namun kenyataan di lapangan bahwa peserta didik masih minim pengetahuan dan pemahaman konsep pendidikan anti korupsi dan integritas dalam penerapan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan dasar kenyataan tersebut dapat dikhawatirkan dan bahkan dapat menjadi kenyataan yang nyata bahwa perilaku moral dan integritas peserta didik baik sekarang dan akan datang akan mengalami penurunan karakter yang tidak  diharapkan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, hal ini dapat terjadi karena pembiasaan perilaku anti korupsi dan integritas belum maksimal.

Melihat fenomena tersebut dalam rangka pengembangan diri sebagai pendidik perlu dilakukan terus- menerus meski pada masa pandemi ini, dalam rangka pendidikan karakter anti korupsi dan integritas, maka inisiatif pendidik ikut kegiatan pendidikan anti korupsi dan integritas yang diselenggarakan oleh KPK melalui kegiatan diklat dan mengikuti seleksi penyuluh Anti Korupsi dan Integritas Jawa Tengah, setelah selesai mengikuti lulus mendapatkan sertifikat  E-Learning Pengetahuan Dasar Anti Korupsi dan Integritas dan lulus sebagai Penyuluh Anti Korupsi dan Integritas Jawa Tengah.  Atas kegiatan tersebut penulis berinistiatif untuk mensosialisasikan pendidikan anti korupsi dan integritas terhadap peserta didik di SMK Negeri 8 Surakarta. 

Berdasarkan paparan diatas melalui  aksi SEMAR (Stimulasi, Empati, Motivasi, Aktivitas dan Respon) dengan mengambil konsep teori  Stimulus Respons (SR), SR adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristic. Teori Stimulus respon merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian dapat dipahami adanya antara kaitan pesan pada media dan reaksi audien. 

Empati diartikan sebagai kemampuan untuk menempatkan diri dalam perasaan atau pikiran orang lain, tanpa secara nyata harus terlibat dalam perasaan atau tanggapan orang itu. (Powell : 1983, Feshbach dan Roe : 1968, Hoffman :1977) ( Hidjanto, Djamal, Andi Fachrudin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi , Jakarta: Kencana,2011,h.69). Konsep motivasi diinisiasi oleh adanya kebutuhan yang disadari maupun tidak disadari yang menciptakan keinginan untuk memperoleh suatu tujuan. Jika tujuan tercapai berarti kebutuhan terpenuhi dan apabila tujuan tidak tercapai, maka tindakan ini tidak akan diulang kembali.  Menurut Slameto (1995) dalam proses pembelajaran guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Konsep aktivitas belajar menurut Hamalik  merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Aksi Semar  merupakan pengkajian pembelajaran secara kolaboratif humanis berupa aksi diawali mendidik dengan hati yang merupakan persoalan yang paling penting agar konsep-konsep dapat dipahami dengan memberikan stimulus, perhatian secara emosional dan logis, motivasi yang dapat diterima peserta didik dan mampu diterapkan dalam aktivitas hidup agar berjalan dengan baik dan benar. Suasana inilah yang akan mendorong minat dan membangun suatu sistem kepercayaan atau keyakinan, yang selanjutnya akan menuntun terwujudnya suatu tindakan akibat respon yang diterimanya , untuk meningkatkan kualitas perilaku konsep-konsep karakter yang diharapkan.

Mengenal Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin 'corruptio'. Kata ini sendiri memiliki kata kerja 'corrumpere' yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok. Menurut Andi Hamzah dari kosa kata bahasa latin itulah kemudian turun ke banyak bahasa di Eropa, seperti Bahasa Inggris. yaitu 'corruption', 'corrupt'; Bahasa Prancis yaitu 'corruption'; dan Bahasa Belanda yaitu 'corruptie', 'korruptie'. Darikosa kata Bahasa Belanda inilah, diserap dalam bahasa Indonesia menjadi kata 'korupsi'.

Menurut Transparency International (TI). korupsi adalah perilaku pejabat publik, politikus, atau pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengan kekuasaan, dengan cara menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam 30 pasal Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, korupsi bisa dikategorikan menjadi 7 jenis. Yaitu, kerugian keuangan negara, penyuapan, pemerasan, penggelapan dalam jabatan, kecurangan, benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan asa, serta gratifikasi. Sedangkan Menurut  Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, korupsi adalah perbuatan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri atau orang lain, baik perorangan maupun korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara/perekonomian negara. Dengan demikian, agar suatu perbuatan bisa dianggap sebagai korupsi, maka harus memenuhi ketiga unsur tadi, yakni melawan hukum, memperkaya diri sendiri atau orang lain, dan dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan yang dimaksud dengan melawan hukum adalah perbuatan yang tidak diatur dalam perundang-undangan (melawan hukum formil), namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat (melawan hukum materiil), maka perbuatan tersebut dapat dipidana.

Dari uraian diatas korupsi dijelaskan bahwa korupsi dimaksud adalah individu atau sekelompok orang  dalam  tindakannya untuk memperkaya diri sendiri  dengan cara dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan atau mengutamakan kepentingan diri secara tidak wajar, akibat tindakan tersebut dapat merugikan berbagai pihak baik masyarakat maupun bangsa dan negara serta tidak sesuai rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (ada unsur melawan hukum ) maka perbuatan tersebut dapat dipidana sesuai hukum berlaku.

Jenis Jenis Tindak Pidana Korupsi

Jenis-jenis tindak pidana korupsi. Seperti yang tercantum pada UU Nomor 31 Tahun 1999, terdapat 30 bentuk jenis korupsi yang tersebar dalam 13 pasal. Ketigapuluh bentuk tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tujuh jenis korupsi. Secara lengkap, ketujuh kategori atau jenis tindak pidana korupsi tersebut adalah:

1. Merugikan keuangan negara;
2. Suap-menyuap;
3. Penggelapan dalam jabatan;
4. Pemerasan;
5. Perbuatan curang;
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan;
7. Gratifikasi.

Nilai-Nilai Integritas

Nilai- nilai integritas yang wajib dipahami dan dilakukan dengan kesadaran dalam berperilaku kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara khusunya peserta didik meliputi 9 nilai-nilai integritas yaitu :

1. JUJUR: Lurus hati, tidak berbohong, tidak curang.
2. PEDULI: Mengindahkan, memperhatikan atau  menghiraukan orang lain.
3. MANDIRI: Tidak bergantung pada orang lain.
4. DISIPLIN: Taat terhadap peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
5. TANGGUNG JAWAB: Siap menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan, tidak buang badan.
6. KERJA KERAS:Gigih dan fokus dalam melakukan sesuatu, tidak asal-asalan.
7. SEDERHANA : Bersahaja, tidak berlebih-lebihan.
8. BERANI : Mantap hati dan percaya diri, tidak gentar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya.
9. ADIL: Berlaku sepatutnya, tidak sewenang-wenang.

Tujuan Pendidikan Anti Korupsi dan Nilai-Nilai Integritas 

• Peserta didik lebih mengenal lebih awal berkenaan dengan korupsi.
• Mewujudkan generasi yang sadar dan paham dampak korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan mengerti jika melakukan korupsi ada sanksi yang akan diterima serta memiliki nilai-nilai integritas.
• Menciptakan Generasi penerus bermoral baik serta membangun karakter teladan agar generasi penerus tidak melakukan korupsi sejak awal dan tetap mempertahankan nilai-nilai integritas.

Aksi SEMAR dalam Pembentukan Pendidikan Anti Korupsi dan Nilai-Nilai Integritas

Dalam aksi SEMAR dalam pembentukan pendidikan anti korupsi dan integritas  sesungguhnya diawali dari hati. Hati merupakan sesuatu yang paling penting dan mulia pada diri setiap manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Suatu aktivitas dapat dinilai benar atau salah tergantung pada niat atau maksud yang bersumber dari suara hatinya, sehingga sering diungkapkan dalam kehidupan keseharian bahwa segala perilaku atau perbuatan manusia tergantung pada niat yang bersumber dalam hatinya dan saya selalu berusaha. 

Dalam menerapkan aksi SEMAR (Stimulus-Empati-Motivasi-Aktovitas dan Respon ) dalam pembentukan Pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai integritas dengan langkah-langkah strategi berikut ini:

1. Pendidik secara stimulus respon yang suka menasehati, memperlakukan siswa seperti anaknya sendiri, dan menolong kebutuhan siswa dalam membentuk jati diri yang berintegritas, Hal ini dapat menyebabkan kecintaan peserta didik  terhadap gurunya dan semangat mengikuti pelajaran tercipta dengan kondusif melalui PTM ataupun PJJ dalam bentuk WA group mapel khusus atau WA pribadi.
2. Pendidik secara empati dan memberi motivasi tentang solusi masalah hidup untuk praktek baik anak-anak, dengan cara  yang membangun nilai-nilai integritas dengan berusaha membangun kebaikan kebaikan nilai nilai kehidupan yang dapat dijadikan pijakan dalam menerapakan perilaku anti korupsi dan penerapan nilai-nilai integritas melalui filosofi dari kata kata bijak dari tokoh pewayangan Semar Ismoyo Jati  dan dan kisa lakon tokoh pewayangan.
3. Pendidk menggiatkan dengan peningkatan literasi lewat media social dalam penguatan respon pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai  integritas seperti blog pribadi (contoh: https://donyariwibowo2020.blogspot.com/2020)

Langkahnya:

1. Literasi membaca tokoh-tokoh kisah pewayangan misal tokoh Semar dalam cerita 'Semar Gugat' dan lain-lain
2. Memberi komentar di blog tersebut dengan alamat link yang telah dishare di Group WA mapel atau Google Classroom.
3. Peserta didik memberi komentar pribadi  tentang kisah lakon tokoh pewayanagan dengan nilai nilai integritas.
4. Setelah anak memahami literasi tersebut diadakan diskusi tentang kisah tersebut untuk memberikan argumen, pendapat, dan kesimpulan.
5. Anak-anak diharapkan setelah membaca dan memberikan komentar dan menyimpulkan dapat menerapkan karakter karakter yang memiliki nilai-nilai anti korupsi dan nilai-nilai integritas
6. Hasilnya peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai tersebut.

Penguatan aksi SEMAR dengan pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai integritas dengan cara:

• Yel-yel anti korupsi setiap kegiatan pembelajaran  contohnya “Semangat semangat anti korupsi semangat semangat bebas korupsi”.
• Selalu memotivasi dengan memberikan Stimulus Smart dengan kata-kata yang mudah diiingat yaitu Peduli SeMaR Berani Di Tanggung Keras dan Adil. yang memiliki arti ada sikap peduli, sederhana, mandiri, jujur, berani, disiplin, tanggungjawab, kerja keras dan adil.
• Melalui Evaluasi Pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai integritas  secara pretest dan postest menggunakan aplikasi office 365 melalui WA group mapel. 
• Penguatan pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai integritas dengan media sosial seperti You Tube channel Smart Generation yang telah dibuat oleh pendidik atau media lainnya,

Setelah melaksanakan aksi SEMAR dalam pembentukan pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai integritas, peserta didik  dapat menunjukkan  :

• Ada  peningkatan pemahaman dan berperilaku karakter profil pelajar anti korupsi serta memiliki nilai-nilai integritas sesuai Pancasila dan UUD 1945 maupun  norma-norma yang berlaku.
• Ada  ketertarikan peserta didik dalam mata pelajaran PPKn Khususnya materi pembentukan karakter profil pelajar anti korupsi dan memiliki nilai-nilai integritas, sehingga akan selalu berantusias dalam membiasakan karakter tersebut.
• Ada muncul perilaku yang menular dikalangan peserta didik untuk membiasakan perilaku karakter nilai-nilai anti korupsi dan nilai-nilai inegritas dalam kehidupan peserta didik.

Referensi :

• Hidjanto,Djamal, Andi Fachrudin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi , Jakarta: Kencana,2011
• Buku Kapita selekta dab beban biaya Sosial Korupsi KPK oleh Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Kedepulan Bidang Pencegahan KPK ,2015 
• Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001,
• https://karyatulisku.com/pengertian-aktivitas-belajar-menurut-para-ahli-2/ )
• https://donyariwibowo2020.blogspot.com/2020
• https://www.youtube.com/channel/UCXYoOXDTLC0Xm-UWz34yLkw