Selasa, 14 Desember 2021

TINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR GEOGRAFI DENGAN ODOL DRONE

Oleh: Juni Mugirahayu, S.Pd.
(Guru Geografi SMA Negeri 4 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran dikelas terutama transfer of kenowledge dan transfer of value. Metode tersebut membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Dari pandangan beberapa ahli atau pakar tersebut disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara untuk mengaplikasikan rencana- rencana yang sudah dibuat sebelumnya secara nyata sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, seorang guru harus pandai dalam memilih metode dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, karena tidak semua metode pembelajaran bisa diterapkan dalam materi pelajaran tertentu, dengan kata lain setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak hanya itu yang tidak kalah penting juga guru harus mengetahui sejauh mana kemampuan awal peserta didik sehingga dapat menjadi acuan awal guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat tanpa menimbulkan respon yang kurang baik dari peserta didik itu sendiri. 

Materi pada pelajaran geografi di kelas XII banyak berkaitan dengan lingkungan yang ada di sekitar siswa. Oleh karenya guru dituntut untuk menghadirkan kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan minat, kreativitas belajaran dan meningkatkan pemahaman pada materi yang diajarkan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternative adalah metode pembelajaran Outdor Learning (ODOL). Bicara soal outdoor learning, sepintas kita memahami sebagai suatu metode yang mana guru mengajak peserta didiknya untuk belajar di luar kelas, sehingga bisa dibilang tercetusnya metode kegiatan belajar mengajar (KBM) keluar kelas in i karena selama ini bagi peserta didik kegiatan belajar di dalam kelas sudah terlalu biasa, atau lebih terfokus pada pembelajaran klasikal yang hanya terkonsentrasi di dalam kelas.

Metode outdoor learning adalah metode dimana guru mengajak peserta didik belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan yang bisa membawa mereka pada perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar dan bertujuan menghilangkan kejenuhan terhadap pembelajaran yang dilakukan di dalam ruang kelas. Metode mengajar di kelas (outdoor learning) merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber belajar yang sesunggunya, yaitu alam dan masyarakat. Di sisi lain mengajar di luar kelas merupakan upaya mengarahkan para peserta didik untuk melakukan aktivitas yang bisa membawa mereka pada perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar. Metode outdoor learning  merupakan aktivitas di luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas atau sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan. 

Meskipun demikian, metode outdoor learning tidak harus dilakukan di tempat- tempat wisata, tetapi juga dapat dilaksanakan setidaknya di lingkungan sekitar sekolah, seperti di taman sekolah dan sebagainya. Selain itu metode outdoor learning dapat dilaksanakan dalam serangkaian kegiatan belajar mengajar peserta didik pada suatu mata pelajaran dalam satu semester. Meskipun metode seperti ini jarang diterapkan di sekolah-sekolah, tetapi setidaknya peserta didik dapat merasakan sendiri fenomena langsung sehingga materi dapat terserap dengan mudah. Pada pelajaran geografi guru dapat memanfaatkan teknologi drone untuk membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan metode ini.

Drone merupakan aplikasi dari UAV (unmanned aerial vehicle), atau yang kita kenal dengan sebutan pesawat tanpa awak. Teknologi UAV mencakup banyak topik seperti aerodinamika sebuah drone, material yang digunakan untuk memproduksi bentuk fisik drone, hingga papan rangkaian elektronika, chipset dan software, yang merupakan otak sebuah drone. Pesawat UAV ini terbuat dari material komposit yang ringan untuk mengurangi berat pesawat dan kemampuan manuvernya. Material komposit yang ringan namun kuat ini memampukan sebuah drone militer untuk terbang dengan tinggi. Drone dapat dilengkapi dengan berbagai perangkat sesuai teknologi tercanggih saat ini seperti kamera infra merah, GPS dan laser (baik itu drone untuk keperluan komersial, maupun UAV militer).

Drone dikendalikan oleh manusia di darat dengan menggunakan remote ground control system (GSC), atau bisa juga disebut sebagai ground cockpit. Sistem kendaraan tanpa awak memiliki dua bagian, yakni drone itu sendiri dan sistem pengendali. Pada bagian ujung (hidung) pesawat tanpa awak adalah lokasi yang biasa digunakan untuk menempatkan berbagai sensor dan sistem navigasi terkini. Sisanya adalah komponen-komponen lainnya, seperti : mikrokontroler, motor, dan sebagainya.

Terdapat berbagai variasi ukuran drone, dengan yang terbesar digunakan untuk keperluan militer seperti drone Predator. Kemudian pesawat tanpa awak, yang memiliki sayap tetap (fixed wing) dan membutuhkan landasan yang pendek. Jenis ini biasanya digunakan untuk meliput daerah yang luas, seperti survey geografi lansekap atau untuk memantau para pemburu satwa liar di taman nasional. Jenis berikutnya adalah Drone VTOL (Vertical Take-Off and Landing), drone yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal. Banyak drone-drone kecil (quadcopter, yang memiliki empat baling-baling), menggunakan sistem VTOL ini, bahkan ada yang dapat lepas landas dari telapak tangan.

Drone-drone generasi awal sudah dilengkapi dengan kamera, namun masih kurang cocok untuk aplikasi pengambilan film di udara, karena adanya distorsi yang cukup besar dari lensa sudut lebar (wide angle lens). Teknologi drone terkini dilengkapi dengan kamera video khusus yang dirancang untuk fotografi dan pengambilan film di udara (aerial filming). Pada Tahun 2016, 2017 dan 2018 bermunculan drone-drone yang dilengkapi kamera video model gimbaldengan perbesaran optik dan digital (optical and digital zoom) hingga 180x. Hal ini berguna bagi industri, dimana drone dimanfaatkan untuk memantau secara detail kondisi bilah-bilah turbin angin raksasa misalkan, struktur, kabel-kabel, modul dan komponen, apakah terlihat ada kerusakan fisik atau tidak. Drone juga dapat dipasangkan kamera malam (night vision camera) dan kamera panas inframerah (thermal infrared camera).

Dengan teknologi drone proses pemetaan menjadi lebih mudah, dan tentu saja jika harus dibandingkan dengan membeli citra satelite resolusi tinggi , menggunakan drone lebih murah. Drone merupakan terobosan baru yang bisa di manfaatkan untuk melakukan banyak hal. Sudah banyak riset dan penelitian yang membantu mengembangkan manfaat drone ini, sementara kita sibuk berdebat soal perbedaan, dunia luar terus berinnovasi, saatnya kita ambil bagian dari sebuah kemajuan tanpa batas. Peserta didik akan mendapatkan tantangan yang menarik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, melatih bekerja sama, menumbuhkembangkan kreativitas belajar, melatih berkomunikasi dengan baik dan penguasaan di bidang teknologi untuk kemanfaatan bagi orang banyak. 


2 komentar:

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...