(Guru kelas SD Negeri 2 Socokangsi Jatinom Klaten - Jawa Tengah)
Sampah plastik masih menjadi polemik yang belum terselesaikan sampai saat ini. Jika dibiarkan begitu saja tentunya berdampak pada pencemaran lingkungan. Riset mengatakan penggunaan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkaan pencemaran lingkungan karena plastic pada umumnya sulit untuk diuraikan oleh mikro organisme. Sampah plastic dapat bertahan dan tidak terurai hingga ratusan tahun sehingga pencemaran lingkungan lingkungan terjadi. Sampah plastik tidak bijak jika dibakar karena menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernapasan manusia. Lalu langkah bijak yang harus dilakukan untuk menjawab polemik ini? Pemerintah perlu mengadakan gerakan budaya positif untuk mengurangi penggunaan plastik untuk kehidupan sehari-hari. Survey yang mengejutkan bahwa Indonesia adalah negara yang menghasilkan 68,7 ton sampah setiap tahunnya. Bahkan, Indonesia mendapatkan julukan negara penyumbang sampah plastik ke-2 di Dunia.
Reduce, Reuse, dan Recycle
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah misalnya pemerintah melakukan sosialisasi lingkungan kepada masyarakat melalui pemangku kepentingan di daerah sekitar. Bahka, para pegiat lingkungan pun ikut berkontribusi untuk terus berkampanye mengedukasikan akan bahaya sampah plastik. Kampanye-kampanye pun menyeru masyarakat untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik. Dalam rangka turut serta menjaga lingkungan semua orang ikut andil untuk meminalisir penggunaan sampah plastik mulai dari hal kecil dilingkungan sehari hari. Sebagai contoh, masyarakat dapat menggunakan tumbler sebagai evolusi gaya hidup sehat dengan melibatkan 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.
Reduce memiliki makna upaya mengurangi penggunaan sampah sebagai bahan yang dapat merusak lingkugan. Tahap ini menjadi prioritas karena langkah awal dapat mengurangi produk sampah sekali pakai. Contoh penerapan langkah reduce adalah membawa botol minum atau alat makan sendiri. Dengan demikian kita tidak perlu menggunakan alat makan dan minum sekali pakai. Reduce memiliki tujuan mengajak masyarakat agar dapat mengurangi sampah rumah tangga, baik yang mudah terbakar atau tidak mudah terbakar. Reduse adalah upaya untuk menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai. Di lingkungan sekolah misalnya dengan menerapkan menggunakan Thumbler mampu mengubah gaya hidup menjadi sehat. Tidak hanya itu jenis Thumbler yang lucu dan unik juga mampu menjadi daya pikat untuk menggunakannya sebagai wadah minum dan makan yang tidak hanya untuk sekali pakai.
Sementara Reuse adalah tahap yang berarti menggunakan Kembali produk yang sudah terpakai. Dengan demikian penggunaan produk tersebut akan berkurang. Sebagai contj penggunaan botol bekas air minum dapat dijadikan pot tanaman kecil atau sebagai kotak penyimpanan di rumah. Contoh lainnya botol sabun mandi dapat mengisinya dengan membeli produk isi ulang. Dengan demikian, penyebaran sampah plastik yang sudah dibeli dapat dikurangi dan dimanfaatkan Kembali. Recycle merupakan tahap akhir yang berarti mendaur ulang. Produk bekas memiliki nilai ekonomis yang tidak hanya mengurangi pencemmaran lingkungan, tetapi menghasilkan produk baru bernilai dan bermanfaat sehingga mampu meminimalisir sampah plastic dan menghasilkan uang.
Upaya berkelanjutan
Upaya kecil yang dapat kita lakukan, tetapi berdampak positif adalah dengan menggantikan botol plastik menjadi botol tumbler. Gerakan pelarangan botol plastik di sekolah mampu memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekolah bahkan bagi dunia. Botol tumbler merupakan botol minum yang dimiliki oleh siswa dan dapat digunakan secara terus – menerus. Botol tumbler ini akan mengurangi sampah botol plastik yang semula banyak digunakan di lingkungan sekolah. Hal tersebut dikarenakan botol tumbler akan mengambil alih penggunaan kemasan botol plastik yang dipergunakan untuk minum. Apabila selama tiga tahun lamanya kita terbiasa untuk tidak membeli dan memakai botol plastik, akan menjadi keberlanjutan kita tidak akan membeli dan memakai botol plastik tersebut dalam lingkungan kehidupan di luar sekolah. Dengan gerakan tersebut, tentunya sampah plastik yang dihasilkan di sekolah akan menjadi lebih menurun dan sedikit sehingga mampu memberikan kontribusi yang baik bagi kebersihan lingkungan.
Selanjutnya, gerakan ini juga memerlukan dukungan dari pihak sekolah dengan penyediaan dispenser atau air minum guna warga sekolah dapat menggunakannya dengan baik. Penggunaan tumbler yang didorong dengan ketersediaan air minum di sekolah mampu menjadi solusi terbaik dalam mengurangi sampah botol plastik. Lambat laun, warga sekolah akan memiliki kesadaran penuh untuk tidak menggunakan botol plastik kemasan di sekolah. Penggunaan tumbler dapat menjadi solusi yang tepat serta mudah dilakukan untuk mengurangi sampah botol plastik.
Daftar Pustaka:
- Irawan, A.D.,dkk. 2019. Perancangan Ulang Produk Botol Tumbler Dengan Mempertimbangan User Experience Menggunakan Metode GEW: Studi Kasus Starbucks Samarinda.:Jurnal Matrik Vol 29 No 2
- Karuniastuti, N. 2013. Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Jurnal Swara Patra: Majalah Ilmiah Swara Patra. Vol 3 No 1.
- Purwanto. 2005. Penerapan Produksi Bersih Di Kawasan Industri, Seminar Penerapan Program Produksi Bersih Dalam mendorong Terciptanya Kawasan Eco-industrial di Indonesia : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar