Rabu, 21 September 2022

IMPLEMENTASI DIRECT INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Edisi: Vol. 3 No. 1 September - Desember 2022

Oleh: Ch. AGUSTIWATI PUTRI, S. Pd.
(Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Banyudono Boyolali - Jawa Tengah)

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Banyudono adalah kurangnya perhatian dan minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Banyak peserta didik yang menghindari mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman dan keterampilan mereka sangat kurang. Selain itu, model dan metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang kondusif. 

Materi dalam pelajaran Bahasa Indonesia menuntut peserta didik dapat memahami sebuah konsep yang selanjutnya diterapkan dalam keterampilan, sehingga diperoleh pemahaman yang bersifat tahan lama. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat, akan membuat peserta didik lebih mudah memahami konsep atau materi. Model pembelajaran yang dijadikan alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menuangkan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca adalah model Direct Instruction (pembelajaran langsung).

Pembelajaran langsung (Direct Instruction) adalah model mengajar yang berfokus pada produksi hasil pembelajaran dengan menerapkan pemodelan keterampilan dan perilaku serta pemodelan berpikir. Hal ini melibatkan peran serta guru untuk memberikan bimbingan secara terstruktur dan mendemonstrasikan proses untuk peserta didik. Menurut Arends (1997): “...on an approach to teaching that help students learn basic skills and acquire information that can be taughtin a step-by-step fashion”. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran secara langsung menitikberatkan pada suatu bentuk pembelajaran yang membantu peserta didik mempelajari kemampuan dasar dan perolehan informasi yang diajarkan dalam bentuk tahap demi tahap dan bisa dipraktikkan.

Sependapat dengan hal di atas, Joice, Weil, Calhaun (2000) menjelaskan: “the term Direct Instruction has been used by researchers to refer to a pattern of teaching that consist of the teacher’s axplaining a new concept or skill to a large group of students, having them test their understanding by practicing under teacher direction (that is, controlled practice), and encouraging them to continue to practice under teacher guidance (guided practice)”. Uraian tersebut menjelaskan bahwa model pembelajaran langsung telah digunakan untuk menjelaskan suatu konsep atau kemampuan baru kepada kelompok besar peserta didik, memberikan ujian pemahaman materi dengan berlatih di bawah bimbingan guru (latihan terbimbing/ terkontrol) dan mendorong mereka melanjutkan latihan di bawah pengawasan guru (latihan terbimbing).

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model Direct Instruction merupakan cara mengajar di mana guru berperan sebagai fasilitator dalam menanamkan suatu konsep atau kemampuan baru kepada peserta didik secara bertahap dan terkontrol. Dengan menerapkan model pembelajaran ini, peserta didik dapat lebih mudah menyerap dan memahami konsep, pengetahuan, kemampuan baru dengan cara bertahap, sedikit demi sedikit, dan didukung oleh peran serta guru dalam mengembangkan kemampuan pemahaman peserta didik.

Fokus utama dari model pembelajaran Direct Instruction adalah sebagai berikut: 

  • Menitikberatkan pada prestasi belajar yang tinggi (the most prominent features are an academic focus)
  • Adanya arahan dan bimbingan guru yang besar (a high degree of teacher direction and control)
  • Adanya harapan yang besar untuk kemajuan peserta didik (high expectations for pupil progress)
  • Adanya sistem pengolahan waktu belajar yang baik (a system for managing time)
  • Suasana lingkungan yang alami (atmosphere of relatively neutral affect)

Model pembelajaran ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah:

  1. Dengan model ini guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian dapat diketahui sampai sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang disampaikan
  2. Melalui model Direct Instruction selain peserta didik dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, peserta didik juga bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi)
  3. Peserta didik dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran dengan diberikannya waktu untuk latihan mandiri dan diskusi serta kegiatan pendemonstrasian peserta didik itu sendiri.
  4. Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk jumlah peserta didik dan ukuran kelas yang besar

Tahapan-tahapan pembelajaran model Direct Instruction dimulai dari perencanaan tugas belajar. Guru menyiapkan tujuan pembelajaran, memilih materi, menyajikan analisis tugas dan merencanakan waktu. Selanjutnya guru menyiapkan bahan pelajaran, menyajikan dan mendemonstrasikan materi. Kemudian guru menyediakan latihan terbimbing dan mandiri kepada siswa agar memperoleh pemahaman yang mendalam serta bisa memraktikkan secara mandiri.

Penerapan model Direct Instruction pada pembelajaran Bahasa Indonesia, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, kemudian memberikan materi yang akan dibahas dengan didahului pemberian apersepsi yang menyangkut materi sebelumnya agar peserta didik dapat mengingat kembali, 
  2. Guru menjelaskan materi lanjutan dari materi sebelumnya secara bertahap dan mendalam,
  3. Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari dan peserta didik diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah diberikan,
  4. Guru memberikan latihan terbimbing kepada peserta didik kemudian bersama-sama membahas dari latihan yang sudah diberikan. 
  5. Peserta didik diberi latihan mandiri dari materi yang telah diberikan kemudian dipresentasikan di depan kelas. 
  6. Guru memberikan latihan/ tugas rumah yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
  7. Penilaian terhadap pembelajaran ini meliputi penilaian proses dalam mengikuti pembelajaran dan penilaian hasil.

Ada beberapa kendala yang sering dialami ketika guru menerapan model pembelajaran Direct Instruction. Kekurangefektifan model pembelajaran ini disebabkan  oleh:

  • Guru mengabaikan tingkat kemampuan dan peserta didik yang berbeda-beda saat akan memulai kegiatan pembelajaran. 
  • Guru kurang waktu ketika melakukan latihan terbimbing sehingga ada beberapa kelompok yang kurang cepat menguasainya.
  • Masih ada peserta didik yang belum mau berbagi pengetahuan dengan teman-teman dalam kelompoknya. 
  • Masih ada sebagian peserta didik yang masih belum berkonsentrasi dan kurang serius pada saat berdiskusi, lebih banyak bercanda dan hanya mengandalkan ketua kelompok. 
  • Gaya komunikasi kadang lebih banyak terjadi secara satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman peserta didik akan materi menjadi sangat terbatas.

Solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut di atas, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.

  • Guru perlu menekankan kerja kelompok (super team) bukan mengedepankan individu (super man), untuk mengatasi perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan maupun hubungan sosialisasi
  • Pada saat mengadakan latihan terbimbing, guru lebih banyak mengarahkan daripada memberikan contoh agar kemampuan peserta didik dapat dieksplorasi maksimal. 
  • Guru harus pintar mengelola kelas dan menanamkan konsep materi kepada peserta didik dengan menggunakan gaya komunikasi dua arah baik guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik yang lainnya.

Penerapan model Direct Instruction pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia membawa perubahan yang signifikan dalam pembelajaran. Perubahan yang terlihat pada kegiatan pembelajaran adalah peserta didik menjadi lebih bersemangat, aktif, kreatif dan mudah memahami materi melalui diskusi kelompok.


REFERENSI

  • Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. USA:   The Mc. Graw Hill Companies, Inc.
  • Joice, Weil, Calhaun. 2000. Models   of   Teaching. New   Jersey:Prentice   Hall International.


3 komentar:

  1. Artikel yang menarik Bu Guru, dengan penjabaran kelebihan dan kekurangan yang sangat gamblang saya bisa mempertimbangkan metode direct instruction ke mapel yang lain. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Siip...semangat dan terus berkarya

    BalasHapus
  3. Bagus sekali bu ,metode ini dapat membantu peserta didik :untuk menggali kemampuan dasar ,lanjutkan

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...