(Guru BK di SMA Negeri 1 Mojolaban Sukoharjo - Jawa Tengah)
Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di SMA Negeri 1 Mojolaban. Faktor dari luar diri siswa di antaranya adalah guru, lingkungan masyarakat dan lingkungan rumah. Faktor dari dalam diri siswa di antaranya adalah kondisi fisik dan psikis mereka. Salah satu yang sangat berpengaruh dari kondisi psikis siswa adalah rasa percaya diri yang dimiliki. Rasa percaya diri adalah sikap yang harus dimiliki seseorang dalam kehidupannya untuk berpendapat, berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungannya, jika seseorang tidak memiliki percaya diri ia berkemungkinan akan terasingkan dan keinginan yang ia meiliki tidak terungkapkan secara bebas sehingga sulit untuk menemukan kebahagiaan dan keceriaan.
Angelis (2005) menjelaskan bahwa percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Sedangkan menurut Lauter (2002) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.
Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain (Hakim, 2002).
Menurut Hakim (2002) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Proses terbentuknya rasa percaya diri yang kuat pada seseorang melalui tahapan-tahapan. Tahapan pertama adalah terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan kelebihan tertentu. Tahapan kedua, pemahaman seseorang terhadap kelebihan kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan kelebihannya. Tahapan ketiga adalah pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri. Tahapan terakhir adalah pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain adalah konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan pengalaman hidup. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kelihatan.
Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
Disamping faktor internal yang mempengaruhi percaya diri, adapula faktor eksternal yang mempengaruhi percaya diri. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah Pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan hidup serta pengalaman hidup. Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa di bawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan. Bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang. Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri.
Sikap percaya diri seseorang sangat berkaitan dengan psikologi sehingga banyak ahli yang menemukan berbagai solusi untuk beberapa masalah psikologi baik yang berat maupun ringan. Hal yang dapat dilakukan guru BK agar dapat memupuk rasa percaya diri siswa dapat dilakukan dengan cara:
- Membangun kesan positif. Sangat sulit bagi siswa untuk meningkatkan rasa percaya dirinya jika guru yang bersangkutan tidak merespon rasa ingin tahu siswa secara positif, mereka perlu diberikan motivasi pula.
- Tidak mengoreksi secara langsung dipembicaraan terbuka. Ketika seorang siswa yang menjawab pertanyaan, namun dia salah, guru tidak serta merta mengoreksi kesalahannya sampai teman-teman yang lain mengolok-oloknya. Sebaliknya, berikan dia pujian. Siswa yang sudah berani menjawab memiliki alasan ingin diakui keberadaannya, mereka ingin dianggap sebagai anak yang cerdas di kelas, mereka ingin dipuji, dan ingin dihargai.
- Menawarkan pendapat, bukan jawaban.Timbulnya rasa ingin berpendapat maka siswa tidak diharuskan untuk memberikan jawaban benar sehingga mereka tidak merasa tertekan dan menyampaikan apa yang ia rasakan kemudia guru mendapatkan informasi tentang perkembangan siswa.
- Merangsang atau membuat kesepakatan siswa harus berpendapat. Apapun yang disampaikan siswa, itu lebih baik dari pada siswa yang diam tidak berbicara namun guru tetap harus berhati-hati dengan kesepakatan ini jangan sampai menjadi bumerang karena kelengahan guru.
- Menahan diri dan tetap memberi kesempatan kepada siswa. Semakin timbul ketidakseimbangan percaya diri antar siswa di kelas, guru harus tetap tenang tanpa menghancurkan kepercayaan diri siswa yang semakin meninggi, berikan pemahaman secara halus dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
Dengan bimbingan dari guru BK diharapakan siswa akan memiliki kepercayaan diri yang positif. Siswa akan memiliki keyakinan akan kemampuan diri dengan mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya. Siswa akan selalu bersikap optimis yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan. Siswa akan memiliki cara pandang obyektif pada permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
Referensi:
- Angelis, Barbara De. 2005. Percaya Diri: Sumber Sukses dan Kemandirian. Terjemahan oleh Baty Subakti. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri . Jakarta: Puspa Swara.
- Lauter, P. 2002. Tes Kepribadian. Jakarta. Gaya Media Pratama
Mengispiratif
BalasHapusMantap 👍
BalasHapusSetuju, Percaya diri bisa ditemukan saat lingkungan juga mendukung. Ini sangat bagus
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusBagus dan sangat menginspirasi 👍
BalasHapussetuju ,, menumbuhkan rasa percaya diri dapat membantu perkembangan siswa
BalasHapusArtikel yang bagus dan bermanfaat
BalasHapusartikel yang menginspirasi terutama untuk para guru agar dapat mengetahui berbagai macam karakter peserta didik sehingga para guru dapat memberikan berbagai motivasi untuk peserta didik sehingga mereka dapat berkembang tanpa menghilangkan identitas diri dan jati diri mereka.
BalasHapus