Kamis, 28 Januari 2021

BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP

Edisi: Vol.1 No.2 Jan-Apr 2021

Oleh: Nur Rohmah, S.Pd.
(Guru Matematika SMP Negeri 2 Banyudono Boyolali Jawa Tengah)

Dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing tinggi sangat diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, tingkat penguasaan matematika dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Depdiknas tahun 2006 menyatakan bahwa penyelenggaraan pembelajaran matematika tidaklah mudah, karena fakta menunjukkan para peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Selain itu, bukan menjadi rahasia lagi bila banyak peserta didik tidak menyukai matematika karena adanya pandangan  dari orang tua,  guru, atau orang-orang sekitarnya yang sering mengatakan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit. Kesulitan peserta didik dalam mempelajari matematika juga disebabkan oleh sifatnya yang abstrak dan membutuhkan kemampuan berpikir logis serta terurut. Berdasarkan beberapa alasan tersebutlah, tidak mengejutkan bila sebagian besar peserta didik tidak cukup tertarik dan yakin mampu mempelajari matematika dengan baik.

Menurut Aini dan Taman (2012) “Self-regulated learning atau kemandirian belajar dapat diartikan sebagai sifat serta kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang telah dimiliki”. Seorang peserta didik dikatakan mempunyai kemandirian belajar apabila mempunyai kemauan sendiri untuk belajar, peserta didik mampu memecahkan masalah dalam proses belajar, peserta didik mempunyai tanggung jawab dalam proses belajar, dan peserta didik mempunyai rasa percaya diri dalam setiap proses belajar. Pada umumnya peserta didik tidak mandiri dalam belajar terlihat saat peserta didik mengerjakan ulangan masih terdapat peserta didik yang kurang percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan peserta didik diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dan menarik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan model pembelajaran Student Team Heroic Leadership (STHL). Model pembelajaran tersebut merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (pembelajaran yang terfokus pada kelompok kecil). Slavin (2011) menjelaskan bahwa dalam Student Team, peserta didik ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat sampai enam orang yang merupakan campuran menurut tingkat kognitif, jenis kelamin, dan suku. Didalam kelompok, peserta didik diberi tugas untuk berdiskusi dan pada akhirnya diberi tes secara individual untuk penjajagan. Sedangkan pengertian heroic leadership (kepemimpinan berjiwa kepahlawanan), menurut Lowney (2005), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero). Jadi model pembelajaran Student Team Heroic Leadership (STHL) adalah suatu model pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk berpikir, menjawab, saling membantu sama lain, dan dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang heroik.

Pendekatan gaya kepemimpinan yang adalah merupakan gaya kepemimpinan yang melawan arus kebanyakan model kepemimpinan kontemporer. Kepemimpinan yang ditawarkan memandang bahwa:

  1. Kita semua adalah pemimpin sepanjang waktu. Terkadang kepemimpinan itu dilaksanakan dengan cara langsung, dramatis, dan jelas nyata, yang lebih sering dengan cara halus, sulit diukur. 
  2. Kepemimpinan muncul dari dalam bukan apa yang kita lakukan (what we do) melainkan siapa kita (who we are). Bagi seorang pemimpin alat kepemimpinan yang paling menarik perhatian ialah siapa dirinya. Seorang pribadi yang memahami apa yang dianggapnya bernilai atau apa yang diinginkannya, dan memandang dunia secara konsisten.
  3. Kepemimpinan bukan suatu tindakan tetapi cara hidup. Kepemimpinan bukan tugas yang dapat dikesampingkan sewaktu pulang rumah melainkan memerlukan suatu perilaku yang cocok tergantung dari cara kita bertindak. Dengan kita mengetahui apa yang dianggap bernilai dan apa yang ingin dicapai, ia mengorientasikan dirinya pada lingkungan yang baru sembari berkeyakinan beradaptasi. 
  4. Kepemimpinan berlangsung terus menerus. Kepemimpinan pribadi merupakan sebuah kerja tanpa akhir dan bersumber pada pemahaman diri yang tumbuh. Pemimpin yang kuat menikmati peluang untuk terus belajar tentang diri sendiri dan dunia serta menatap kedepan.  

Gaya kepemimpinan yang heroik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero). Kesadaran itu meliputi kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah ketrampilan pribadi secara terus menerus; kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai titik tolak memperbaiki konsep diri; kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajarik; kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela berkorban; dan kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi heroik.

Pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran STHL adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa peserta didik baik dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya pemimpin yang mempunyai sifat heroik. Adapun sintaks pembelajaran melalui model pembelajaran heroik adalah sebagai berikut :

  1. Sebelum pembelajaran dimulai guru menanamkan kesadaran diri bahwa peserta didik baik dalam kelompok maupun dalam kelas, dirinya adalah pemimpin.
  2. Menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang secara heterogen.
  3. Pada kelompok tersebut setiap individu memerankan sebagai pemimpin yang mempunyai semangat kepahlawanan akademik.
  4. Setiap peserta didik diberi tugas terstruktur yang berupa modul yang berisi uraian materi dan soal-soal yang akan didiskusikan/dipelajari sebelum tatap muka di kelas (bisa dikerjakan di rumah)
  5. Pada saat tatap muka, setiap kelompok diminta menyiapkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) yang akan diajukan/dilempar pada peserta didik kelompok lain.
  6. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) yang diambil dari bahan tersebut sebagai review untuk materi yang ditugaskan saat itu.
  7. Kelompok yang mendapat pertanyaan tersebut menjawab dan berhak memberikan soal kepada kelompok yang lain.
  8. Seterusnya sampai setiap kelompok mendapat giliran bertanya dan menjawab.
  9. Pada akhir pembelajaran peserta didik diberi tes secara individual untuk penjajagan.
  10. Kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika mereka mampu mencapai/melebihi kriteria yang ditentukan.

Dari penjelasan sintaks model pembelajaran Student Team Leadership Games (STHL) menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi, ingin tahu, inisiatif, kreativitas. Selain itu dapat mengembangkan kemampuan kerja individu atau kelompok, memungkinkan pengembangan interdisiplin spesialisasi, menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan mengalirkan perilaku riil seperti yang diharapkan lapangan kerja. Model pembelajaran STHL dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik, meningkatkan motivasi dan memberikan kesempatan agar siwa aktif dalam proses pembelajaran.


27 komentar:

  1. Wah menarik sekali buu.. πŸ‘

    BalasHapus
  2. Super sekali. Model pembelajaran STHL, menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang heroik pada peserta didik.

    BalasHapus
  3. Model pembelajaran STHL, menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang heroik pada peserta didik

    BalasHapus
  4. ide solutif bu untuk murid yang kurang pede dengan kemampuan matematika. ��

    BalasHapus
  5. Model pembelajaran yg tepat akan menghasilkan siswa yg cerdas πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  6. roleplaynya sangat menginspirasi ibuk, ayo para guru kita coba untuk menerapkan model pembelajaran ini, agar proses belajar mengajar menjadi bervariasi, menarik dan membuat siswa siswanya lebih kreatif,,,,mantap ibk

    BalasHapus
  7. Bagus mb,...Mari ibu / bapak guru, kita coba pembelajaran STHLπŸ™

    BalasHapus
  8. Bagus mb,...Mari ibu / bapak guru, kita coba pembelajaran STHL��

    BalasHapus
  9. Ya,,,
    Cukup menarik,
    Semoga teori dan fakta bisa berjalan beriringan.

    BalasHapus
  10. Inovatif sekali bu, ..semoga bisa menumbuhkan motivasi dan semangat belajar matematika yang menyenangkan bagi anak-anak.

    BalasHapus
  11. Alhamdulilah dan hebat

    BalasHapus
  12. Poin 10 cocok buat anak2 saya itu bu...hehehe

    BalasHapus
  13. Sangat menginspirasi.. bisa dicontoh dan dilaksanakan serta dikebangkan untuk lebih inovatif..

    BalasHapus
  14. Menarik sekali, kebanyakan dibimbing saja ada yang lemot,tidak bergairah maka bila diimplementasinya siswa bisa baca modul,jawab soal mandiri,bisa mempresentasikan serta mampu bertanya jawab dengan kelompok lain tentu menjadi luar biasa, potret siswa seperti itu di kelas kita berapa prosenkah?

    BalasHapus
  15. Mantab bu.. berikan yg terbaik

    BalasHapus
  16. Begus sekali apa yg telah disampaikan oleh ib Nurrohmah, S.Pd. karena dg menggunakan model pembelajaran STHL ini,siswa diharapkan bisa meningkatkan komunikasi matematis aktif dlm proses pembelajaran.
    Dengan metode ini sangat menarik karena mampu memberikan jiwa kepemipinan yg heroik,dan bs melawan arus model kepemimpnam yg kontemporer.

    BalasHapus
  17. Metode yg tepat akan menghasilkan siswa yang cerdas.

    BalasHapus
  18. Menarik sekali, semoga peserta didik kita juga tertarik untuk belajar dengan metode tersebut

    BalasHapus
  19. wah mantabb.. mudah2an bisa menambah semangat belajar para pelajar

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...