Senin, 25 Januari 2021

IMPLEMENTASI QUANTUM LEARNING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Edisi: Vol.1 No.2 Jan-Apr 2021

Oleh: Tulus Raharjo, S. Pd.
(Guru Matematika SMP Negeri 2 Banyudono Boyolali Jawa Tengah)

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian peserta didik. Rendahnya hasil belajar matematika sering menjadi masalah bagi peserta didik, sehingga guru dan orang tua harus berupaya untuk memecahkan masalah tersebut. Masih banyak guru dalam proses pembelajarannya  menggunakan metode ceramah artinya peserta didik pasif, kegiatan belajar mengajar didominasi guru (teacher centered). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini.

Pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta menunjukkan bahwa para peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika dan pandangan umum terhadap matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dan menjemukan. Namun sebagai seorang guru, harus berusaha mengurangi kesulitan peserta didik dalam mempelajari matematika dengan metode yang bervariasi dan menarik perhatian peserta didik,  peserta didik merasa senang pada saat proses belajar mengajar, peserta didik dilibatkan secara aktif akan mempermudah peserta didik memahaminya. Ini kunci penting yang harus diketahui guru matematika, dan diharapkan dapat dijadikan pendorong lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat digunakan guru untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran matematika adalah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Learning.

Menurut Huda (2013), Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang membiasakan belajar menyenangkan. Penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga pada akhirnya peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh. Model pembelajaran Quantum Learning adalah gabungan yang sangat seimbang antara bekerja dan bermain, antara rangsangan internal dan eksternal dan waktu yang dihabiskan di dalam zona aman dan akan melangkah keluar dari tempat asal atau kebiasaan lama. Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, keyakinan, dan model quantum learning itu sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti teori otak kanan kiri, teori otak triune (3 in 1),  teori kecerdasan ganda, pendidikan holistic (menyeluruh), belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning) dan simulasi/ permainan 

Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada interaksi antara peserta didik dan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan, fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak monoton diantaranya melalui penggunaan musik pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar. Dengan belajar menggunakan Quantum Learning peserta didik akan memperoleh berbagai manfaat yaitu bersikap positif, termotivasi, keterampilan belajar seumur hidup,  kepercayaan diri  dan sukses atau hasil belajar yang meningkat. 

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran quantum learning adalah model pembelajaran dengan menumbuhkan semangat dan menyenangkan sehingga memberikan sikap positif terhadap pembelajaran, pemberian nama yakni memaknai suatu konsep matematika, mendemonstrasikan hasil penemuan konsep, mengulangi materi yang telah dipelajari sehingga adanya keyakinan pada peserta didik bahwa “Aku tahu bahwa aku memang tahu” selanjutnya merayakan suatu keberhasilan dalam belajar melalui reward. 

Menurut DePorter, Reardon dan Nurin (2000) dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran Quantum Learning dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR, yaitu sebagai berikut: 

  1. T = Tumbuhkan, tumbuhkan minat belajar peserta didik dengan memuaskan rasa ingin tau peserta didik dalam bentuk Apakah Manfaatnya BAgiku (AMBAK). Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati peserta didik, dalam suasana relaks, tumbuhkan interaksi dengan peserta didik, masuklah ke alam pikiran mereka dan bawalah alam pikiran mereka ke alam pikiran anda, yakinlah peserta didik mengapa harus mempelajari ini dan itu, belajar adalah suatu kebutuhan peserta didik, bukan suatu keharusan. 
  2. A = Alami, unsur alami akan mendorong hasrat alami otak untuk “menjelajah”. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua peserta didik. 
  3. N = Namai, setelah peserta didik melalui pengamatan belajar pada kompetensi dasar tertentu, mereka kita ajak untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah mereka peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran, tempat, dan sebagainya. 
  4. D = Demonstrasikan, setelah peserta didik mengalami belajar akan sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk mendemonstrasikan kemampuannya, karena peserta didik akan mampu mengingat 90% jika peserta didik itu mendengar, melihat dan melakukannya. 
  5. U = Ulangi, pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!”, sehingga peserta didik akan teringat apa yang sudah disampaikan. 
  6. R = Rayakan, perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan suatu tugas atau kewajiban dengan baik. Maka sudah selayaknya jika peserta didik sudah mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan baik untuk dirayakan dengan bertepuk tangan. 

Penerapan model pembelajaran quantum learning pada pelajaran matematika memiliki banyak keuntungana antara lain sebagai berikut. Peserta didik dapat dibimbing ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama, karena quantum learning lebih melibatkan peserta didik, saat proses pembelajaran perhatian mereka dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak. Peserta didik dibiasakan dan dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan, antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya  sendiri. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh peserta didik karena model pembelajaran quantum learning membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan peserta didik untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya. 

Penerapan model quantum learning pada pelajaran matematika diharapkan dapat merubah mindset peserta didik bahwa matematika dapat dipelajari dengan cara yang menyenangkan, penuh kreativitas dan bermakna. Menurut Huda (2013), langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Learning adalah sebagai berikut: 

1. Kekuatan Ambak 

Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi, keinginan untuk belajar akan selalu ada. 

2. Penataan lingkungan belajar 

Dalam proses belajar dan mengajar, diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat peserta didik merasa aman dan nyaman. Perasaan semacam ini akan menumbuhkan konsentrasi belajar peserta didik yang baik. Penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri sendiri. 

3. Memupuk sikap juara 

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu belajar peserta didik. Seorang guru hendaknya tidak segan-segan memberi pujian atau hadiah pada peserta didik yang telah berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, guru sebaiknya tidak mencemooh peserta didik yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini, peserta didik akan merasa lebih dihargai. 

4. Membebaskan gaya belajar 

Dalam Quantum Learning, guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada peserta didik dan tidak terpaku pada satu gaya belajar saja. 

5. Membiasakan mencatat 

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika peserta didik tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa menggunakan kembali apa yang diperoleh dengan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar peserta didik sendiri. 

6. Membiasakan membaca 

Dengan membaca, peserta didik bisa meningkatkan perbendaharaan kata, pemahaman, wawasan, dan daya ingatnya. Seorang guru hendaknya membiasakan peserta didik untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain. 

7. Menjadikan anak lebih kreatif 

Peserta didik yang kreatif adalah peserta didik yang ingin tahu, suka mencoba, dan senang bermain. Sikap kreatif memungkinkan peserta didik menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya. 

8. Melatih kekuatan memori 

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar, sehingga peserta didik perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik. 

Pendekatan pembelajaran quantum learning sangat potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika, terutama pada saat pengenalan konsep dasar suatu materi agar peserta didik lebih memahami secara mendalam.


Referensi

  • DePorter, B. Reardon, M. dan Nurin, S. 2000. Quantum Teaching: Mempratikkan. Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
  • Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 


5 komentar:

  1. Trimasih atas postngannya pak, sangat menginspirasi dan mudah diimplementasikan

    BalasHapus
  2. Trims..
    Bermanfaat tuk referensi dan bhn pembanding..
    Ditunggu yg lainnya.

    BalasHapus
  3. "Aku tahu bahwa aku memang tahu"
    Kalimat sederhana yang bisa memotivasi diri sendiri.
    Sangat perlu untuk disampaikan ke anak agar memotivasi anak untuk berlatih Percaya diri.

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...