Oleh: Cahya Hartana, S.Pd.
(Guru Produktif OTKP SMK 3 Surakarta - Jawa Tengah)
Proses pembelajaran berdampak langsung pada kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru. Kualitas pembelajaran yang baik dapat ditunjukkan pada hasil prestasi belajar peserta didik yang baik. Oleh sebab itu, kualitas pembelajaran berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar. Kualitas pembelajaran yang baik, dibangun dari proses pembelajaran melalui interaksi guru dan peserta didik yang baik pula. Peserta didik, adalah sesesorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Guru yang merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dan memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Tujuan pembelajaran merupakan hasil belajar yang ingin dicapai dalam pembelajaran dan tujuan yang jelas dapat membantu peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan. Pemilihan materi pelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi runtut. Penerapan metode yang sesuai dengan materi akan membuat proses pembalajaran menjadi efektif. Suasana pembelajaran akan semakin menarik apabila didukung dengan penggunaan media pembelajaran sehingga akan dapat membuat peserta didik temotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang berkualitas adalah proses pembelajaran melibatkan peserta didik di dalam setiap aktivitas kegiatan dikelas. Hal ini selaras dengan orientasi pendidikan kita yang sudah mengarah pada penempatan peserta didik (peserta didik) sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Guru dituntut mampu menggeser penekanan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru dengan memperkaya pengalaman belajar peserta didik melalui model-model dalam menjawab kebutuhan peserta didik, dengan demikian peserta didik dapat ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran demikian, perlu diterapkan model pembelajaran yang mampu membuat peserta didik ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas. Model pembelajaran yang diterapkan guru harus sesuai dengan mata pelajaran dan materi yang disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Pelajaran produktif program keahlian OTKP merupakan jenis pengetahuan prosedural yang mempunyai kegiatan bersifat hierarkis. Materi yang diajarkan pada mata pelajaran produktif OTKP membutuhkan ketrampilan mengerjakan latihan soal dengan kecepatan, keuletan, kecermatan serta ketelitian yang tinggi sehingga peserta didik perlu mengadakan banyak latihan dan praktik agar peserta didik mampu memahami materi secara mendalam. Dalam melakukan latihan atau praktik soal tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang tidak membosankan. Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk pelajaran produktif program keahlian Otomatisan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) adalah model pembelajaran snowball drilling.
Model snowball drilling merupakan salah satu model pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi peserta didik serta menguatkan pemahaman eserta didik. Model ini mengharuskan peserta didik untuk berpartisipasi aktif didalam pembelajaran dan menutut perhatian tinggi dari peserta didik. Peserta didik tidak akanmelakukan kesalahan yang sama apabila ia memperhatikan temannya saat mengerjakan soal dan mendengarkan penjelasan guru pada putaran sebelumnya. Suprijono (2013) mengatakan, “Aktivitas dari model ini berupa pemberian paket-paket soal latihan (drill) yang harus di kerjakan peserta didik secara bergiliran dengan cara menunjuk peserta didik untuk mengerjakan di depan kelas kemudian peserta didik yang bersangkutan menunjuk peserta didik lainnya untuk mengerjakan soal selanjutnya”. Model pembelajaran snowball drilling memposisikan guru sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai subjek sehingga interaksi peserta didik tidak hanya dengan guru saja melainkan juga dengan sesama peserta didik.
Model ini dilakukan untuk menguatkan pengetahuan/materi yang telah dimiliki peserta didik dari proses pembelajaran. Model pembelajaran snowball drilling merupakan model yang dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan bacaan. Model pembelajaran kooperatif tipe snowball drilling memusatkan pembelajaran pada latihan soal dengan bentuk soal yang bervariasi. Model pembelajaran ini peran guru adalah mempersiapkan soal-soal dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara menunjuk atau mengundi untuk mendapatkan seorang peserta didik yang akan menjawab soal-soal tersebut.
Kelebihan model pembelajaran snowball drilling yaitu model ini dapat menumbuhkan pembelajaran yang aktif. Model pembelajaran ini lebih memfokuskan kepada peserta didik sebagai subjek belajar dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pengetahuan melalui berbagai interaksi baik dengan guru maupun dengan temannya sendiri. Selain itu, model ini dapat menciptakan perhatian peserta didik yang lebih. Hal tersebut terlihat dari seorang peserta didik pada suatu giliran menjawab soal–soal yang belum terjawab benar pada putaran sebelumnya dapat membuat kesalahan yang sama seperti yang dilakukan temannya pada putaran sebelumnya. Kesalahan tidak terulang jika peserta didik itu memperhatikan teman-temannya yang menjawab soal pada putaran sebelummya.
Langkah-langkah pelaksanaan (sintaks) model pembelajaran snowball drilling menurut Suprijono adalah sebagai berikut:
- Guru mempersiapkan paket soal;
- Guru menggelindingkan bola salju berupa soal-soal dengan cara menunjuk atau mengundi untuk mendapatkan seorang peserta didik yang akan menjawab soal nomor 1;
- Jika peseta didik yang mendapat giliran pertama menjawab soal tersebut langsung menjawab benar, maka peserta didik itu diberikan kesempatan untuk menunujuk salah satu temannya menjawab soal nomor berikutnya yakni soal nomor 2;
- Seandainya, peserta didik yang pertama mendapat kesempatan menjawab soal nomor 1 gagal, maka peserta didk itu harus menjawab soal berikutnya dan seterusnya hingga peseta didik tersebut berhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor soal tertentu;
- Jika pada gelindingan / putaran bola salju masih terdapat item soal yang belum terjawab maka soal-soal itu dijawab oleh peserta didik yang belum mendapat giliran;
- Diakhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik.
Jika mencermati langkah-langkah model pembelajaran snowball drilling dapat disimpulkan bahwa model tersebut menuntut perhatian tinggi peserta didik. Seorang peserta didik pada satu giliran menjawab soal-soal yang belum terjawab benar pada putaran sebelumnya dapat membuat kesalahan sama seperti yang dilakukan temannya pada putaran sebelumnya. Proses interaksi pembelajaran seperti itu mempunyai implikasi sosial. Model pembelajaran snowball drilling secara sosial berimplikasi pada tumbuhnya sikap kooperatif.
Dengan penerapan model pembelajaran snowball drilling ini dilakukan dalam bentuk kelompok yang akan membuat peserta didik selalu berpartisipasi dalam pembelajaran dan penyelesaian tugas dari guru. Model pembelajaran ini dilakukan secara terstruktur dengan pemberian paket soal yang bervariasi. Pembelajaran ini akan membuat proses belajar yang bermakna di dalam kelas. Peserta didik bukan hanya menghafal materi saja namun dapat memahami konsep yang berorientasi pada pemecahan masalah yang ada. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini akan meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses belajar mengajar.
REFERENSI
- Lie. Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di. Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.
- Suprijono. Agus. 2016. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar