Siti Rohani Pilihaningsih, S.Psi.
(Guru BK SMPN 2 Ngemplak Boyolali - Jawa Tengah)
Arus globalisasi sekarang ini sudah seperti udara yang bisa masuk kemana saja, tidak terkecuali ke dalam lingkungan sekolah. Khusunya di tingkat sekolah menengah atas, dimana para siswanya merupakan individu yang sedang berada pada tahap perkembangan remaja dengan segala karakateristik dan kebutuhannya juga sering menghadapi berbagai pengaruh dari globalisasi kehidupan yang penuh dengan tantangan, tuntutan dan pilihan.
Peserta didik pada usia remaja di sekolah sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai siswa ber-IQ (Intelligence Quotions) tinggi gagal dalam menempuh ujian. Tetapi sering kita dengar pula bahwa banyak peserta didik yang memiliki IQ sedang-sedang saja ternyata mereka berhasil dalam menempuh ujian.
Perasaan individu bahwa ia tidak memiliki kemampuan menunjukkan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dipunyainya. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan ia memandang seluruh tugasnya sebagai sesuatu yang sulit diselesaikan. Berbagai penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan, bahwa pandangan individu terhadap dirinya sendiri sangat menentukan keberhasilan yang akan dicapai.
Bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam membantu para peserta didik mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Bimbingan dan konseling di sekolah akan senantiasa terkait dengan perubahan yang terjadi pada kehidupan siswa dan lingkungannya. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dirinya mampu membaca dan mengubah ancaman (threats) menjadi sebuah tantangan (chalenge) yang selanjutnya menjadi peluang (opportunities) sehingga mampu bertahan dan mengembangkan dirinya dalam kondisi lingkungan yang penuh dengan kompetisi dan ketidakpastian.
Konsep diri penting artinya karena individu dapat memandang diri dan dunianya, mempengaruhi tidak hanya individu berperilaku, tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap individu pasti memiliki konsep diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu negatif atau positif. Siswa yang memiliki konsep diri positif ia akan memiliki dorongan mandiri lebih baik, ia dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri sehingga dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Konsep diri positif bukanlah suatu kebanggaan yang besar tentang diri tetapi berupa penerimaan diri. Siswa yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah faktor yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Dalam hal ini siswa dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu mengintrospeksi diri atau lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Namun siswa yang memiliki konsep diri negatif, ia tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri, juga tidak mengenal diri baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya atau sesuatu yang ia hargai dalam hidupnya.
Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan masalah dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih tentang perilaku baru dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Suasana ini dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat menambah konsep diri yang positif.
Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi atau aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial. Mereka memperoleh berbagai bahan dari Guru Pembimbing yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat, serta dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.
Dalam layanan tersebut, para siswa dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik- topik penting, mengembangkan nilai-nilai tentang hal tersebut dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas dalam kelompok.
Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan menumbuhkan konsep diri yang positif.
Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan masalah dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih tentang perilaku baru dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri.
Dalam kelompok, anggota belajar meningkatkan diri dan kepercayaan terhadap orang lain, selain itu mereka juga mempunyai kesempatan untuk meningkatkan sistem dukungan dengan cara berteman secara akrab dengan sesama anggota. Dalam layanan bimbingan kelompok interaksi antar individu antar anggota kelompok merupakan suatu yang khas yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Karena dalam layanan konseling kelompok terdiri dari individu yang heterogen terutama dari latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing.
Interaksi yang terus menerus dapat dilakukan dengan konseling kelompok karena dengan layanan konseling kelompok ini para anggota dapat belajar bersama dengan anggota kelompok yang lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi, selain itu pemberian alternatif-alternatif bantuan yang ditawarkan oleh para anggota kelompok yang lain lebih efektif sebab anggota kelompok tersebut sudah mengalami secara langsung.
Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, tetapi merupakan sesuatu yang dipelajari dan merupakan hasil bentukan dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu yang lain. Dalam kegiatan konseling kelompok akan muncul dinamika kelompok maka individu akan menerima tanggapan dari individu lain. Tanggapan–tanggapan ini akan dijadikan cermin baginya dalam memandang dan menilai dirinya sendiri.
Tanggapan atau umpan balik yang cukup, memungkinkan individu untuk menerima diri sendiri. Penerimaan diri akan mengarahkannya ke kerendahan hati yang merupakan dasar konsep diri yang positif. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi, sehingga orang mampu menyimpan informasi tentang dirinya baik informasi positif maupun negatif. Oleh karena itu segala macam informasi bukan merupakan ancaman baginya. Ia juga mampu menerima orang lain sebagaimana adanya. Baginya hidup adalah proses penemuan. Dengan konseling kelompok individu mengharapkan hidupnya akan lebih baik, dapat memecahkan masalah dan dapat pula membantu orang lain. Dengan ini mereka bertindak lebih berani dan spontan serta memperlakukan orang lain dengan hangat dan hormat. Hidup ini baginya terasa menyenangkan penuh kejutan dan penuh pula imbalan.
Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungan, dengan konseling kelompok siswa dapat berinteraksi dengan anggota lain, mereka dapat berlatih tentang perilaku baru, belajar memberi dan menerima, dan belajar memecahkan masalah berdasarkan masukan dari orang lain. Situasi yang diperlukan untuk mengembangkan konsep diri positif adalah situasi hubungan yang erat dan mendalam dan dalam waktu yang relatif agak lama dalam berinteraksi.
Kelompok yang semua anggotanya merupakan teman yang sebaya sering disebut kelompok teman sebaya. Di sinilah mereka dinilai oleh orang lain. Penilaian ini akan dijadikan sebagai cermin dalam memandang dan menilai dirinya sendiri. Mereka dapat membandingkan antara “saya dapat menjadi apa” dengan “saya seharusnya menjadi apa”. Hasil dari perbandingan ini berupa rasa harga diri. Semakin besar perbedaan keduanya akan semakin rendah harga dirinya. Suasana memberi dan menerima di dalam bimbingan kelompok dapat menumbuhkan harga diri dan keyakinan diri anggota. Anggota akan saling menolong, menerima dan berempati secara tulus. Hal ini dapat menumbuhkan suasana yang positif dalam diri mereka. Terlebih lagi apabila semua anggota kelompok merupakan teman-teman sebaya.
Bimbingan kelompok yang dilakukan secara efektif akan dapat mengembangkan konsep diri positif yang dimiliki para siswa. Setelah dilaksanakan bimbingan kelompok pada kelompok kecil 3 – 4 orang terjadi peningkatan konsep diri positif siswa dari yang tadinya mempunyai konsep diri yang rendah telah hilang Dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada kelompok kecil siswa menjadi lebih terbuka, sukarela dan percaya diri dalam mengeluarkan pendapat sehingga waktu tidak terbuang sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar