Senin, 15 Agustus 2022

BELAJAR ASYIK SENI TARI TRADISI MELALUI PBL BERBASIS TEKHNOLOGI

Oleh: Iik Suryani, S.Sn
(Guru Seni Tari SMKN 3 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022

Guru sering sekali dihadapkan dengan permasalahan dalam pembelajaran. Banyak faktor penyebab permasalahan ini, seperti faktor internal dan eksternal. Misalnya, kendala persiapan administrasi mengajar, kesiapan guru, siswa, dan fasilitas sarana dan prasarana pendukung kegiatan mengajar di kelas. Permasalahan ini akan menjadi hambatan sekaligus tantangan guru. Permasalahan ini tentunya akan berdampak pada pembelajaran kurang efektif dan maksimal. Sebagai guru, tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa. Akan tetapi, perlu adanya perencanaan sehingga permasalahan ini menjadi sebuah tantangan guru mengeksplorasi diri untuk meningkatkan minat dan bakat siswa.

Hambatan Pembelajaran Seni Tari 

Kurangnya minat belajar siswa terhadap materi tari tradisi juga dapat dilihat dari proses pembelajaran, siswa sering keluar saat belajar dengan alasan ke toilet, banyak siswa yang tidur-tiduran dan sebagainya. Saat guru menjelaskan siswa masih banyak yang berbicara dan tidak memeperhatikan penjelasan guru. Hal ini diduga karena pembelajaran yang kurang bervariasi dan hanya menggunakan metode ceramah dan masih berpusat pada guru sehingga menjadikan siswa pasif dan merasa bosan. Selain itu, kurangnya komunikasi antarguru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pada umumnya siswa tampak enggan bertanya jika mengalami kesulitan, siswa juga tampak malu-malu pada saat latihan gerakan tari tradisi yang diajarkan guru. 

Tantangan Pembelajaran Seni Tari

Rendahnya minat siswa memahami materi dikarenakan guru belum menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan materi. Guru  belum memanfaatkan media pembelajaran dengan memaksimalkan fasilitas sekolah yang dapat menunjang proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran praktik seni tari. Untuk menciptakan pembelajaran agar berjalan efektif, guru harus mampu menjadikan hambatan ini menjadi tantangan yang dapat melejitkan potensi siswa dalam berekspresi dan berprestasi. 

Sebagai contoh, pada pembelajaran mengenal tari tradisional gaya Surakarta merupakan materi seni tari sekaligus pengenalan kearifan lokal yang sarat akan makna dan filosopi suatu daerah setempat. Sultoni dkk, (2020) dan Suswanto (2013) menambahkan guru perlu melakukan pembaharuan yang tidak sekedar konvensional saja, tetapi melakukan kolaborasi dengan teknologi Hal ini selain membangkitkan minat dan motivasi siswa karena sesuai dengan karakteristik zaman siswa. 

Guru menerapkan pembelajaran berdasarkan minat dari peserta didik itu sendiri maka akan tercapai hasil yang maksimal. Guru dapat menuangkan ide kreatifnya dengan memberikan metode belajar yang baru atau lebih modern dan sesuai dengan minat peserta didik sehingga materi tari tradisional gaya Surakarta menjadi lebih menyenangkan dan hasil yang didapakan akan lebih maksimal

Jika guru masih menerapkan model pembelajaran yang kurang inovatif dalam materi tari tradisional maka menjadikan minat siswa rendah karena tidak ada daya tarik tersendiri. Dampaknya siswa enggan untuk belajar, bosan, dan hasil belajar pun menurun. 

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran yang inovatif didasarkan pada karakterisitik dan minat siswa berupa guru memetakan minat pada siswa dalam satu kelas dan mulai memikirkan satu ide pembelajaran. Ide pembelajaran yang diambil melakukan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning berbasis tekhnologi (Sihombing, 2011). Metode ini adalah metode kolaborasi pemanfaatan tekhnologi dalam pembelajaran seni tari tradisi melalui materi Mind Mapping Vlog tentang Tari Tradisi. Ide ini melihat dari kedekatan siswa dengan tekhnologi sangat pesat. Diharapkan upaya ini mampu mendongkrak minat siswa dala pembelajaran ini. Alasan mendasar untuk melakukan kolaborasi pemanfaatan tekhnologi dalam pembelajaran seni tari tradisi melalui materi Mind Mapping Vlog tentang Tari Tradisional Gaya Surakarta yaitu dapat bertambahnya wawasan guru dalam pemanfaatan TIK di pembelajaran seni tari melalui materi Mind Mapping Vlog tentang Tari Tradisonal Gaya Surakarta; Merangsang peserta didik untuk lebih aktif dalam proses belajar, membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi tari tradisional gaya Surakarta; Melatih kreativitas peserta didik dalam mengkolaborasikan pengembangan TIK dan materi Tari Tradisional Gaya Surakarta. Peserta didik lebih aktif dan tertarik ketika guru memberikan materi pelajaran seni tari; selaij itu, peserta didik bisa memahami secara lebih jelas tentang suatu proses atau cara kerja pembuatan Mind Mapping Vlog tentang Tari Tradisonal Gaya Surakarta.

Problem Based Learning berbasis tekhnologi dalam pembelajaran tari

Dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning berbasis tekhnologi ini memiliki kelebihan sebagaiberikut:

  • Proses pembelajaran menjadi menarik 
  • Dapat merangsang motivasi peserta didik dalam proses KBM. 
  • Kualitas dari Pembelajaran Menjadi maksimal. 
  • Guru menguasai penggunaan IT dan menjadi terbiasa dalam penggunaan   tekhnologi pada proses KBM. 

Namun demikian, pembelajaran Problem Based Learning berbasis tekhnologi dalam seni tari juga memiliki kekurangan, yaitu belum memadainya sarana dan prasarana penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran seni tari tersebut. Semisal jaringan internet  yang kurang maksimal baik dari segi gawai yang digunakan siswa ataupun jaringan internet yang digunakan oleh guru  pada penggunaan perangkat pembelajarannya. 

Sintaks yang digunakan guru dalam menggunakan metode pembelajaran ini yaitu sebagai berikut: 

  • Guru melakukan orientasi kepada peserta didik dengan mengajak peserta didik untuk mengamati video kemudia guru menyajikan Power Point dan membagikan materi melalui grup whatsapp, disini guru mengajukan pertanyaan tentang tari tradisi yang siswa ketahui dan siswa menanggapi pertanyaan tersebut supaya kegiatan bisa diarahkan menuju ke arah pembelajaran ini.
  • Guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam 3 kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk menganalisis dan menyimpulkan jenis, fungsi dan unsur Tari Nusantara sesuai dengan masalah perkelompok yang ada di LKPD dan dikembangkan melalui materi mind mapping vlog dengan menggunakan aplikasi canva antar peserta didik dalam kelompok.
  • Guru mengarahkan peserta didik membaca bahan ajar, buku seni budaya, dan referensi-referensi berbasis internet untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di LKPD Jenis, Fungsi dan Unsur Seni Tari dan menganalisisnya ke dalam mind mapping canva kemudian guru membimbing dan memantau keterlibatan peserta didik dalam kelompok untuk menjawab permasalahan yang ada di LKPD Jenis, Fungsi dan Unsur Ragam Tari Tradisi dan tak lupa guru membantu peserta didik yang kesulitan selama proses diskusi dan pembuatan mind mapping dengan menggunakan aplikasi canva.
  • Guru meminta peserta didik di dalam kelompok untuk memeriksa kembali tugas terkait permasalahan yang ada di LKPD seni tari mengenai jenis, fungsi dan unsur Tari Tradisi melalui mind mapping canva kemudian perwakilan kelompok peserta didik mempresentasikan hasil kerja mind mapping canva yang dilakukan kelompoknya.
  • Guru menyimpulkan tentang poin-poin penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan dan siswa bisa mendengarkan dengan seksama supaya kesimpulan tentang materi ini bisa diterima dengan baik.

Pengoptimalan penggunaan metode Problem Based Learning berbasis tekhnologi dalam pembelajaran seni tari tradisi pada mata pelajaran seni tari dapat diterapkan sehingga menjadi solusi alternatif dalam memperbaiki kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari


Referensi:

  • Sihombing, Lamhot Basani. 2011. “Penerapan Metode Pembelajaran Seni dan Budaya Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.
  • Sultoni, dkk. 2020. Pembelajaran Berkarakter Terhadap Penguatan Karakter Siswa Generasi Milenial. Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, 3(2) 
  • Suswanto, Bambang dkk. 2013. Model Community Development Sebagai Strategi Pemberdayaan Berbasis Kearifan Lokal. Tersedia dalam ejournal review politik, 3(2)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...