Senin, 25 Juli 2022

MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN SANTUN SISWA KEPADA GURU DENGAN TEKNIK MODELLING


Oleh: Widhi Sri Murniasih, S. Pd.
(Guru Bimbingan dan Konseling SMP Islam Ummina, Blora-Jawa Tengah)

Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022

Prilaku siswa yang kurang bersopan santun dalam pergaulan pada umumnya dibawa dari lingkungan rumah dimana kondisi orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya karena mayoritas orang tua sibuk bekerja sebagai buruh dan bertempat tempat tinggal dilingkungan yang tidak mendukung,  keluarga dengan kondisi broken home atau pendidikan orang tuannya yang kurang, Hal itulah yang menyebabkan siswa kurang sopan santun dalam pergaulan baik dengan teman atau warga sekolah lain. 


Definisi Sopan santun

Sopan santun adalah budi pekerti yang baik, tata karma, peradaban, kesusilaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sopan santun juga dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku seseorang dalam kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan kodratnya, tempat, waktu dan kondisi lingkungannya dimana siswa itu berada, sehingga membuat siswa itu akan sukses dalam pergaulannya atau dalam hubungan sosialnya dan akan sukses dalam kehidupan keseluruhannya. 

Berdasarkan hasil observasi awal terhadap perilaku siswa dengan sopan santun rendah ditemukan karena peran pola asuh orang tua dalam membentuk perilaku sopan santun yang tidak mendukung sehingga siswa berperilaku kurang baik seperti berbicara dengan nada kasar dan suka membentak-bentak. Kurangnya waktu pendampingan yang diberikan oleh orang tua kepada anak dalam membimbing dan mendidik anak dalam hal perilaku sopan santun menjadikan anak menjadi pribadi yang kurang sopan santun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maftuchah (2018) menunjukkan hasil bahwa dalam membentuk sopan santun anak, orang tua menanamkan nilai-nilai keyakinan berupa iman dan takwa dengan menggunakan metode pembiasaan dan keteladanan, menjaga dan merawat kesehatan jasmani dan rohani anak, mendidik anak dengan metode ganjaran dan hukuman, dan mendidik anak agar memiliki akhlakul karimah dan sopan santun

Membentuk perilaku sopan santun yang diharapkan

Membentuk sopan santun anak dengan memberikan contoh kepada anak mengenai perilaku sopan santun seperti memberikan contoh berbicara dengan nada bicara lembut, tidak membentak-bentak, menggunakan bahasa yang sopan pada saat berbicara dengan orang yang lebih tua, serta menyapa orang lain pada saat berpapasan dijalan yang ditunjukkan langsung di depan anak sehingga anak mencontoh langsung perilaku orang tuanya tersebut. Selain itu, selaku orang tua membentuk perilaku sopan santun anak dengan memberikan pembiasaan kepada anak dengan cara membiasakan anak untuk berbicara dengan lemah lembut dan dengan bahasa yang sopan menggunakan unggah ungguh bahasa, mengajarkan anak sopan santun dalam bertamu misal jangan duduk sebelum dipersilahkan duduk, meminta maaf apabila melakukan kesalahan, dan mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan dari orang lain, serta meminta ijin kepada orang tua dan berpamitan pada saat akan meninggalkan rumah. Berikut beberapa contoh cara menghormati guru di sekolah dengan baik dan benar:

1. Mendengarkan Materi Pelajaran yang Disampaikan Guru 

Contoh cara menghormati guru yang pertama adalah selalu mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Saat guru mengajar maka murid harus selalu mendengar dan memperhatikannya. Bila perlu bisa mencatat poin-poin penting materi pelajaran yang disampaikan. Jangan pernah sekali-kali mengobrol, bermain ataupun tidur ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas. Jika melakukan aktivitas seperti itu sama halnya sedang meremehkan guru. 

2. Memberi Salam 

Seiring berjalannya waktu, budaya memberi salam kepada guru mulai luntur. Padahal budaya seperti ini merupakan wujud kesopanan dalam menghargai orang lain. Namun, ada  juga yang terus melakukan budaya memberi salam hingga saat ini. Dimana setiap guru masuk kelas untuk mengajar  dan keluar kelas semua murid akan memberi salam. Meski cukup sederhana, guru akan merasa dihormati dan dihargai oleh murid-muridnya. 

3. Selalu Mengerjakan Tugas yang Diberikan Guru

Mengerjakan tugas merupakan salah satu contoh cara menghormati guru yang mudah dilakukan. Ketika guru memberi tugas maka murid harus selalu mengerjakan tugas tersebut dengan baik. Jika semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan, guru akan merasa dihormati sebagai tenaga pengajar. Selain itu, guru menjadi lebih semangat membimbing muridnya. 

4. Mentaati Perintah Guru 

Contoh cara menghormati guru di sekolah selanjutnya yaitu selalu mentaati perintah guru. Guru tidak hanya menginginkan semua muridnya menjadi sosok yang pintar dan berguna tetapi juga berperilaku baik. Jika ada yang berperilaku kurang baik guru akan selalu memberi nasihat. Dengar semua nasihat yang disampaikan guru dan taati perintahnya. 

5. Tidak Memotong Pembicaraan Guru 

Saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas, jangan sekali-kali menyela pembicaraan. Apabila ingin bertanya atau mengatakan sesuatu sebaiknya tunggu sampai guru selesai menjelaskannya. Dengan begini guru akan merasa dihargai sehingga lebih semangat mengajar lagi. 

6. Bersikap Lemah lembut Terhadap Guru 

Guru tidak hanya memberikan pendidikan dan pengajaran yang ikhlas kepada muridnya, tetapi guru juga memberikan kasih sayang dan perhatian. Saat muridnya susah diatur guru dengan sabar menghadapinya. Guru juga tidak pernah mengharapkan imbalan dari muridnya. Maka dari itu, sebagai murid harus bersikap lemah lembut, tidak berkata kasar atau membentak guru. Sebagai bentuk hormat kepada guru sebaiknya perlakukan mereka dengan baik

7. Mengucapkan Terima Kasih

Banyak ilmu, pengetahuan, pembelajaran, perhatian dan kasih sayang yang diberikan guru selama berada di sekolah. Jangan sampai tidak mengucapkan terima kasih atas semua yang telah diberikan. Guru memberikan semuanya tanpa mengharapkan imbalan. Hanya saja sebagai murid harus menghargai dan menghormatinya dengan tidak lupa mengucapkan terima kasih.


Mengembangkan perilaku sopan santun dengan teknik Modelling

Teknik modeling merupakan suatu teknik dalam bimbingan dan konseling yang dipelajari melalui observasi dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang teramati, menggeneralisasi berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses kognitif. Menurut Bandura dalam Erford (2016:340) teknik modeling adalah proses bagaimana individu belajar dari mengamati orang lain. Dalam mengembangkan budaya sopan santun menggunakan teknik modeling dirasa mampu untuk kembali menerapkan budaya kesopanan dengan beberapa jenis teknik modeling. Terkait halnya dengan sikap sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat yang dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari masyarakat itu. Sopan santun merupakan istilah Bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai dan berakhlak mulia. Sopan santun dianggap sebagai norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya kita berperilaku.

Guru menunjukan perilaku sopan santun dirinya kepada anak seperti bertingkah laku yang sopan, mengucapkan salam dan menjawab salam kepada guru dan anak-anak, berbicara yang sopan tidak teriak-teriak ketika berbicara. Guru juga memberi penjelasan dan nasehat kepada semua anak supaya perilaku sopan santunya lebih baik serta menjelaskan kepada anak bahwa jika kita berperilaku sopan kepada orang lain, orang akan merasa nyaman dengan kita dan kita akan disenangi oleh banyak orang sehingga mempunyai banyak teman. 

Dapat menyimpulkan bahwa layanan bimbingan klasikal teknik modeling tepat digunakan untuk meningkatkan sikap sopan santun siswa karena dengan menggunakan teknik modeling dapat melatih sikap sopan santun siswa melalui pengamatan model atau contoh kemudian Peserta didik mengembangkan dan memodifikasi perilaku tujuan yang diharapkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...