Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022
Apakah anda pernah bermain game sepak bola? Disaat kita mengatur formasi pemain pasti kita akan melihat profil-profil pemain seperti agility-nya, power shoot-nya dan lain-lain. Bukan hanya di video game saja, kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan dengan profil fisik yang tentunya lebih canggih dari video game dan pastinya lebih komplek lagi. Sebagai manusia kita mempunyai kondisi fisik yang bisa diukur dengan instrumen pengujian sehingga bisa ditingkatkan dengan latihan-latihan olah raga secara konsisten. Pengujian dan latihan kondisi fisik sangat diperlukan terutama bagi seorang atlet.
Apa itu kondisi fisik ?
Kondisi fisik adalah kapasitas seseorang untuk melakukan kerja fisik dengan kemampuan bertingkat. Kondisi fisik dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Mengembangkan atau meningkatkan kondisi fisik berarti mengembangkan dan meningkatkan kemampuan fisik (physical abilities) atlet. Kemampuan fisik mencakup dua komponen, yaitu komponen kesegaran jasmani (physical fitness) dan komponen kesegaran gerak (motor fitness).
Kondisi Fisik dalam olahraga didefinisikan sebagai “ the performance capacity of a sportman” (Nossek,1982). Yakni kemampuan seseorang olahragawan dalam melaksanakan kegiatan olahraga. Kondisi fisik ini yang dalam lingkungan olahraga prestasi juga dikenal dengan istilah “physical fitness”, sangat berperan dalam pencapaian hasil puncak. Jika kondisi fisik kurang baik hasilnya juga akan kurang memuaskan. Sebaliknya jika kondisi fisik prima, maka hasilnya secara umum tentu baik.
Cara mengukur dan meningkatkan kondisi fisik
Ada beberapa komponen didalam kondisi fisik, yaitu :
1. Daya tahan (endurence)
Daya tahan adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat menggerakkan tubuh untuk melakukan beberapa aktivitas dengan tempo yang berbeda, namun dapat melakukannya dengan efisien dan efektif tanpa merasakan lelah yang berlebihan. Untuk melakukan pengukuran daya tahan fisik bisa dilakukan test fisik berupa ]aerobik lari selama 12 menit dengan hitungan jarak tempuh per-milnya. Test ini dapat dilaksanakan pada lintasan atletik ataupun pada lintasan lurus lainnya yang bisa diukur jarak tempuhnya. Untuk melatih data tahan fisik kita bisa melakukan latihan fisik berupa Fartlek, Interval training, dan Cross country.
2. Kecepatan (Speed)
Pengertian kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Pengukurannhya menggunakan test akselerasi 30 meter. Tujuan dari test ini adalah untuk melihat perkembangan kemampuan keefektifan dan efisiensi akselerasi dari mulai start berdiri atau dari start block ke kecepatan maksimum. Untuk melatihnya bisa melakukan gerakan secepat-cepatnya. Contohnya memukul shuttle cock yang berulang-ulang dengan waktu yang cepat atau dengan berlari secepat- cepatnya dalam jarak yang pendek, dapat pula dengan latihan beban yang dilakukan dengan cepat.
3. Kekuatan (Strength)
Kekuatan fisik adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Untuk pengujiannya bisa melakukan Leg and back dynamometer yang mengukur kekuatan penggung dan kaki. Untuk melatih kekuatan fisik ini bisa dengan latihan tahan dimana memiliki tipe kontraksi otot yang dibedakan yaitu latihan kontraksi isometris, kontraksi isotonis, dan kombinasi kedua kontraksi tersebut yaitu isokinetis.
4. Koordinasi (coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif, untuk melakukan pengujiannya bisa melakukan test Wall pass. Instrumen ini mengukur koordinasi mata dan tangan. Untuk melatihnya bisa dengan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan.
5. Kelincahan (agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi di daerah tertentu. Untuk menguji kelincahan tubuh bisa dikaukan dengan test lionis agility, test ini bertujuan untuk melihat perkembangan kecepatan dan kelincahan. Untuk melatihnya bisa dilakukan dengan berlari bolak-balik secepat-cepatnya (shuttle run), atau lari bolak-belok (zig-zag run) dan lain-lain.
6. Kelenturan (flexibility)
Daya lentur adalah kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Untuk pengujiannya bisa dilakukan dengan Static flexibility test-hip and trunk. Untuk melatihnya bisa dilakukan melalui latihan-latihan peregangan otot dan memperluas ruang gerak sendi-sendi.
7. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot berdiri atau pada saat melakukan gerakan. Untuk mengujinya bisa dengan Standing stork test dengan melihat perkembangan keseimbangan dalam posisi diam. Untuk melatihnya harus mengembangkan terlebih dahulu adanya keseimbangan tubuh, terutama keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis yang baik akan dapat menghindarkan seseorang dari jatuh, apabila pola gerakan berubah secara tidak terduga.
8. Daya otot (power)
Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek pendeknya, Untuk mengujinya bisa melakukan Vertical Jump Test dengan mengukur daya ledak otot tungkai. Untuk latihan bisa dengan angkat beban dengan barbels (12 - 16 RM), atau latihan kekuatan (8 - 12 RM) dan dilanjutkan dengan latihan kecepatan. Selain itu juga bisa dilatih dengan plyometrik.
Demikan cara-cara mengukur kondisi fisik dan cara melatihnya untuk mencapai kondisi fisik yang optimal. Pengukuran dan latihan peningkatan kondisi fisik sangat penting dilakukan utamanya bagi seorang atlet profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar