Kamis, 31 Maret 2022

Menganalisis Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang dan Jasa

Edisi: Vol. 2 No. 2 Januari - April 2022

Oleh: Mini Sudaryanti, S. Pd.
(Guru SMKN 2 Surakarta - Jawa Tengah)

Bagi sebuah perusahaan, menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat dijual atau ditawarkan kepada konsumen dan mendapatkan keuntungan dari produk yang dijual atau ditawarkan tersebut adalah sesuatu yang mereka harapkan.

Perlu kita ketahui, produk bukanlah hanya berupa barang. Pengertian dari produk adalah sesuatu yang dijual atau di tawarkan oleh penjual demi memenuhi kebutuhan konsumen. Sesuatu ini tidak selalu berupa barang. Jasa pun bisa di sebut sebagai produk. Dan tentunya kita ingin agar produk yang kita miliki selalu berkualitas dan selalu laku di pasaran.

Definisi umum dari prototype (purwarupa) adalah sebuah skema rancangan sistem yang membentuk model dan standar ukuran atau skalabilitas yang akan dikerjakan nantinya. Setiap pengembang maupun pengguna dapat berinteraksi langsung dengan model tersebut tanpa harus membuat produk nyatanya.

Tujuan prototype adalah :

  • Produk yang akan dirilis sesuai dengan permintaan user atau pasar
  • Menjadi penghubung antara produsen dan konsumen untuk dapat mewujudkan produk berupa perangkat lunak yang sesuai dan tepat guna
  • Menghemat biaya produksi dan tidak memerlukan proses “trial and error”.
  • Mengurangi waktu pengerjaan dan beban biaya yang harus dikeluarkan oleh tim developer.

Tahapan dari metode prototype yang dilakukan oleh tim desainer:

  1. Melakukan pengumpulan informasi dan observasi awal
  2. Membuat prototype berdasarkan hasil analisa yang diperoleh
  3. Melaksanakan proses evaluasi terhadap prototipe yang berhasil dibuat
  4. Melakukan pengujian (testing) terhadap produk prototype yang telah dibuat
  5. Melaksanakan pengujian ulang terhadap sistem sebelum masuk pada perilisan prototipe
  6. Mengujicobakan sistem prototyping kepada user dan stakeholders terkait

Manfaat dari adanya Prototype:

  • Dapat menghemat waktu dan biaya pengembangan produk
  • Dapat mengetahui kebutuhan pengguna terlebih dahulu
  • Menjadi acuan untuk mengembangkan produk
  • Dapat menjadi bahan presentasi

Dalam menciptakan dan mengembangkan produk yang berkualitas, terdapat berbagai langkah atau tahap yang biasa terjadi ketika kita sedang menciptakan atau mengembangkan produk yaitu:

  1. Penciptaan Ide : Tahapan ini adalah tahapan awal bagi kita dalam menentukan produk yang ingin diciptakan. Dalam tahapan ini biasanya kita memikirkan ide tentang produk apa yang ingin kita buat. Baik produk tersebut sudah ada di pasaran atau belum.
  2. Penyaringan Ide : Pada tahapan ini, kita mulai menyaring, menseleksi atau bahkan mengkombinasikan ide-ide yang ada.
  3. Pembuatan & Pengujian Ide : Pada tahapan ini kita mulai membuat serta menguji ide yang telah terbentuk hingga menjadi sebuah produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan.
  4. Pengembangan Strategi Pemasaran : Tahap ini adalah tahapan kita dalam membuat dan menyusun strategi pemasaran efektif yang dapat digunakan dalam memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen.
  5. Analisis Usaha : Dalam tahapan ini adalah kita melihat dan menganalisa apakah produk yang telah dipasarkan dapat memperoleh keuntungan atau tidak.
  6. Pengembangan Produk : pada tahapan ini kita mulai mengembangkan produk yang telah di konsep menjadi sebuah produk yang sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya.
  7. Market Testing : tahap ini adalah tahapan dalam mempelajari performance terhadap produk yang dipasarkan. Apakah produk tersebut sudah memenuhi target atau belum. Selain itu tahap ini juga biasa digunakan untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai produk yang di pasarkan.
  8. Komersialisasi : tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam penciptaan dan pengembangan produk. Tahap ini adalah tahap yang dilakukan demi menunjang penjualan yang telah diciptakan dan dikembangkan.

Contoh Prototype:

  • Paper prototype. Sesuai dengan namanya, prototype ini menggunakan kertas sebagai media untuk menyampaikan rancangan produk. Paper prototype ini sangat sederhana, tapi mampu memberikan beberapa opsi terkait kekurangan dari sisi tampilan maupun fungsionalitas produk.
  • Low-fidelity prototype, yaitu yang biasanya berbentuk sketsa-sketsa dari produk. Biasanya prototype ini menunjukan alur atau flow dalam menggunakan produk tersebut dan juga menampilkan tampilannya.
  • High-fidelity prototype, yaitu prototype yang memiliki tampilan yang mendekati produk aslinya. Jadi, pengguna dapat merasakan sensasi menggunakan produk aslinya ketika menggunakan high-fidelity prototype ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...