(Guru Bahasa Inggris SMA Muhammadiyah 1 Surakarta - Jawa Tengah)
Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021
Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah bertujuan agar siswa mampu dan terampil menggunakan bahasa Inggris. Dalam pengajaran bahasa dikenal adanya empat keterampilan berbahasa yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Kompleksitas dalam menulis juga dipicu adanya keterlibatan keterampilan berbahasa lainnya yang bersifat reseptif, seperti membaca dan menyimak dalam proses aktivitas menulis. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika keterampilan menulis menjadi salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit dipelajari.
Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa Inggris aspek keterampilan menulis adalah Descriptive text lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal. Salah satu tujuan pembelajaran dari Kompetensi Dasar (KD) ini adalah bahwa siswa dapat menyusun descriptive text lisan dan tulis sederhana.
Kurang optimalnya keterampilan menulis descriptive text yang diperoleh siswa diindikasikan disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru (teacher-centered). Guru belum optimal mendorong siswa aktif dalam interaksi pembelajaran dan penggunaan media belum optimal. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya sikap siswa dalam pembelajaran, dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Kurang optimalnya sikap sosial siswa dalam pembelajaran berdampak pada kurang optimalnya penguasaan materi pada siswa.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan, yakni strategi RAFT (Role-Audience-Format-Topic). Strategi ini dikembangkan oleh Carol Santa pada tahun 1988 (Ruddell, 2005: 288). Melalui penerapan strategi RAFTdiharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi sekaligus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskripsi. Strategi RAFT dapat memudahkan siswa dalam memunculkan dan menuangkan ide ke dalam tulisan melalui proses tukar pendapat dari kegiatan diskusi yang dilakukan. Setelah itu, siswa mengorganisasikan ide-ide yang telah didapat tersebut menjadi teks deskripsi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1219), menulis adalah membuat huruf (angka, dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb), melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Tarigan (2008: 3-4) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulisjuga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan aktif. Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dari penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal, menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan.
Deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya, memin-dahkan hasil pengamatan, dan perasaannya kepada para pembaca, menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Sasaran yang ingin dicapai oleh seorang penulis deskripsi adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya khayal (imajinasi) pada para pembaca, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek secara keseluruhan (Keraf, 2008: 93). Menurut Enre (1988:158), deskripsi berfungsi menjadikan pembaca seakan-akan melihat wujud sesungguhnya dari materi yang disajikan itu, sehingga kualitasnya yang khas dapat dikenal dengan lebih jelas. Rosyadi (2008: 51) menyebutkan bahwa deskripsi adalah tulisan atau karangan yang “menggambarkan”, yang digambarkan dapat saja suatu benda, orang (atau masyarakat), tempat, atau suatu suasana pada momen tertentu. Desebutkan pula bahwa deskripsi adalah gambaran verbal ihwal manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakan, melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indera. Deskripsi sangat mengandalkan pencitraan konkret dan rincian atau spesifikasi karena dilandasi pada panca indera (Alwasilah dan Senny, 2005: 114). Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teks deskripsi adalah teks yang berusaha melukiskan atau menggambarkan suatu objek dengan sedetail-detailnya secara mendalam dan sistematis sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya tentang sesuatu yang dilukiskan tersebut sehingga pembaca seakan-akan melihat atau mengamati langsung objek tersebut.
RAFT (Role Audience Format Topic) merupakan strategi yang dikembangkan oleh Carol Santa pada tahun 1988 (Ruddell, 2005: 288). Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan pemberian tugas sesuai selera siswa dan mengubah persepsi siswa dari menulis topik dan kejadian. RAFT merupakan singkatan dari R—Role of the writer (Who are you); A—Audience for the writer (To whom are you writing?); F—Format of the writing (What form will you writing take?); T—Topic of the writing (What are you writing about?) Role of the writing dapat diartikan sebagai sudut pandang (peran penulis), maksudnya adalah sudut pandang yang dipilih penulis dalam tulisannya. Audience for the writer dapat diartikan objek sasaran tulisan. Format of the writing berarti format dalam menulis. Topic of the writing berarti topik tulisan.
Strategi ini mendesain siswa agar dapat memposisikan diri sebagai siapa, untuk siapa, dalam format seperti apa, dan topik spesifik apa sebagai bahan untuk menulis. Hal ini bertujuan supaya siswa siswa lebih fokus terhadap tulisan yang akan ditulis. Berikut tahapan-tahapannya.
Langkah 1: Selecting the Topic (Memilih Topik)
Setiap siswa dalam kelompok membuat dan mengembangkan skema mengenai suatu topik—sebagai contoh korupsi, bencana alam, pemanasan global, peran internet dalam pendidikan.Kemudian setiap kelompok memilih satu dari subtopik-subtopik yang telah dibuat sebagai fokus dari pemilihan topik mereka dan melakukan tukar pendapat serta mencatat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan mengenai subtopik tersebut. Setiap kelompok mengulang proses tukar pendapat serta mencatat pertanyaan-pertanyaan tentang subtopik yang lain untuk membuat sebuah kumpulan topik yang mungkin bisa ditulis. Kemudian masing-masing kelompok merumuskan sebuah pertanyaan yang akan dijawab di dalam tulisannya.
Langkah 2: Assumming a Role (Mengumpamakan sebuah Peran)
Guru memandu para siswa melalui proses identifikasi peran dengan bertanya pada masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi. Setelah mengeksplor dan menjawab pertanyaan ini, siswa kemudian memilih peran mereka.
Langkah 3: Selecting an Audience (Memilih Pendengar)
Memilih pendengar mengikuti pola yang sama seperti memilih sebuah peran. Para siswa menggunakan pertanyaan yang telah mereka buat dan peran yang mereka pilih untuk berdiskusi.Ketika ide tidak kunjung muncul, para siswa memilih seorang pendengar.
Langkah 4: Selecting a Format (Memilih Format)
Ketika memilih sebuah format, siswa harus tahu jenis-jenis format tulisan yang biasanya digunakan penulis.Format berarti merefleksikan sudut pandang dan tujuan dari penulis.
Tahap 5: Organizing Information and Writing (Mengorganisasi Informasi dan Menulis)
Tahap yang terakhir dari strategi RAFT bertujuan agar siswa dapat mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi terkait topik dan format untuk proses menulis. Dalam pelaksanaan tahapan-tahapan di atas, tentunya diperlukan bantuan dan bimbingan dari pihak guru. Strategi RAFT merupakan strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis deskripsi. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan pemberian tugas sesuai selera siswa dan mengubah persepsi siswa dari menulis topik dan kejadian serta mendesain siswa agar dapat memposisikan diri sebagai siapa, untuk siapa, dalam format seperti apa, dan topik spesifik apa sebagai bahan untuk menulis.
Berikut langkah-langkah strategi RAFT dalam pembelajaran menulis argumentasi.
1. Fase topik
- Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang;
- Setiap kelompok menuliskan 4-5 subtopik dari topik yang sudah diberikan;
- Tiap siswa memilih satu subtopik dan bertukar pendapat dengan anggota kelompok mengenai subtopik yang dipilih;
- Siswa mencatat pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai subtopik tersebut;
- Masing-masing kelompok merumuskan sebuah pertanyaan yang akan dijawab di dalam tulisannya
2. Fase peran
- Siswa bertukar pendapat untuk mengeksplor peran, dalam hal ini siswa mengandaikan diri sebagai penulis yang pro atau kontra terhadap subtopik yang dipilih;
- Setiap siswa dalam kelompok secara bergantian memainkan peran sebagai narasumber terkait dengan subtopik yang dipilih. Kemudian dilanjutkan presentasi setiap kelompok terkait dengan topik yang dipilih dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
3. Fase pendengar
Siswa bertukar pendapat mengenai pendengar yang mungkin untuk masing-masing peran.Pada fase ini secara tidak langsung siswa telah memilih pendengar dari peran yang mereka tentukan.
4. Fase format
Siswa menentukan format tulisan yaitu argumentasi untuk meyakinkan pembaca.
5. Fase menulis
- Siswa mengumpulkan dan mengorganisasi informasi yang telah mereka dapatkan melalui tukar pendapat; dan
- Siswa menulis argumentasi dari ide-ide yang telah didapat
Kualitas pembelajaran menulis teks deskripsi dapat meningkat melalui penerapan strategi RAFT . Pada saat pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskripsi melalui penerapan strategi RAFT akan ada perubahan sikap yang positif terhadap proses pembelajaran menulis teks deskripsi. Melalui penerapan strategi RAFT siswa mulai dimudahan dalam menemukan ide dan mengembangkannya menjadi teks deskripsi.
Pembelajaran melalui penerapan strategi RAFT dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskripsi siswa. Peningkatan kemampuan menulis teks deskripsi peserta didik dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata menulis teks deskripsi peserta didik antara tahap pascatindakan dengan pratindakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar