Senin, 27 Desember 2021

MELEK TIK OPTIMALISASI TUGAS CALON GURU PENGGERAK

Oleh: Sri Hartini, S.Pd., M.Pd.
(Guru Bahasa Inggris SMAN 2 Surakarta Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Masih rendahnya  kualitas  pendidikan  di Indonesia seperti tata kelola birokrasi pendidikan dan juga kurikulum pendidikan masih terasa memeram bagi para pendidik dan murid. Kegelisahan dan ketidakpuasan dari Pendidikan Indonesia ini menyuguhkan ide atau gagasan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik   Indonesa   Nadiem   Anwar   Makarim,  B.A.,   M.B.A., yaitu merdeka belajar dan guru penggerak. Transformasi Pendidikan bisa berhasil dengan adanya kolaborasi beberapa komponen pengelola Pendidikan seperti pendidik, murid, dan sekolah.

Sebagaimana diungkapkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, yang di terbitkan Tribun News,  saat  pidato  pada  peringatan  Hari  Guru  Nasional  di  kantor  Kemendikbud, Jakarta, Senin (25/11/2019) bahwa, “banyak orang mengira, reformasi pendidikan suatu hal   yang   dilakukan   pemerintah   saja,  berdasarkan   kurikulum   saja,   kebijakan   atau anggaran.  Itu  dampaknya  sangat  kecil  jika  dibandingkan  hal  ini  menjadi  gerakan  di setiap sekolah, gerakan guru penggerak yang berbeda dari yang lain”.

Mendikbud  juga menyampaikan kaitannya dengan merdeka belajar. “Merdeka belajar artinya unit pendidikan yaitu sekolah, guru, dan muridnya pun punya kebebasan. Kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif”. Merdeka belajar adalah kebebasan dalam belajar. Suasana belajar yang menyenangkan, yang mana murid dan guru  bisa berekpresi menggali potensi untuk berinovasi. Adanya sikap humoris, kreatif dalam menggunakan metode dan bahan ajar yang up to date untuk mematik kegairahan, kesadaran murid dalam belajar. Keberpihakan dengan murid kental. Maksudnya disini terjadi student center, adanya ruang berdiskusi, saling menghargai dan menghormati atas pendapat murid dalam proses pembelajaran. Pendidik sebagai motivator dan fasilitator, menuntun murid untuk belajar sesuai dengan kodrat dan jamannya. 

Untuk mendukung Merdeka Belajar ini  munculah program guru penggerak. Guru penggerak adalah guru yang diharapkan bisa menciptakan agen prubahan di dalam ekosistem pendidikan untuk mewujudkan student well being. Guru penggerak bisa  menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah selanjutnya  dapat mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Begitu mulia peran guru penggerak ini, mendorong penulis untuk mengikuti seleksi guru penggerak . Tahap seleksi untuk menjadi guru penggerak ada 3 tahap yaitu tahap 1 CV, Esai, Tes Bakat Skolastik, tahap 2 Simulasi Mengajar dan Wawancara dan tahap 3 adalah mengikuti pendidikan guru penggerak selama sembilan (9) bulan. Dalam kesempatan ini penulis mengikuti Calon Guru Penggerak Angkatan 4. Pada saat ini penulis baru saja menyelesaikan modul 1 yang ditempuh selama 2 bulan.

Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) bisa diakses melalui SIM PKB dengan memasukkan No UKG di SIM PKB dan kata sandinya. Kemudian masuk ke program diklat. Platform belajarnya sistem daring dengan  Learning Managemant System  (LMS). Ada 4 Modul yang harus diselesaikan sampai 9 bulan. Materi modul 1 adalah Paradigma dan misi guru penggerak yang meliputi 4 topik yaitu (1) Filosofi Pendidikan Indonesia, (2) Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak, (3) Membangun visi sekolah, dan (4) Membangun budaya positif di sekolah. Modul 1 ditempuh dalam kurun waktu 2 bulan. Materi Modul 2 ada praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Modul 2 ini ada 3 tema ditempuh adalam kurun waktu 2 bulan. Modul 3 yaitu Pemimpin pembelajaran daalm pengembangan sekolah  ditempuh 2 bulan dan modul 4 dengan  4 tema diselesaikan selama 3 bulan.

Mengutip dari  https://www.kompasiana.com/marwanahabid/ bahwa alur setiap modul sama yaitu alur MERDEKA. MERDEKA singkatan dari Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi konstekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata. Metode yang digunakan untuk tema 1 sampai dengan 4 sama. Semua ini memberikan upaya keras, keuletan, kegigihan untuk memahami dan menyelesaikan tugas yang ada di LMS. 

Berkaitan dengan tugas, setiap tema harus memalui konsep MERDEKA dengan tugas yang setiap hari harus update dan diselesaikan sebelum masa tenggatnya. Tugas ini erat sekali dengan kemampuan calon guru penggerak dalam berkalibrasi dengan TIK. Tanpa dasar TIK, calaon guru penggerak akan mengalami kesulitan atau “kecontalan” dalam menyelesaikan tugas. Tugas diunggah bisa dalam bentuk video, rekam suara, infografis, karya cerpen, puisi dan lain-lain. Semua hal ini tidak lepas dengan kemampuan kita untuk bersahabat terus dengan platform aplikasi yang terus bergulir. Belajar sepanjang hayat cocok untuk label calon guru penggerak. 

Melek TIK disini menguasai aplikasi dan familiar dalam menggunakan teknologi yang mana berbagai  macam  aplikasi. Aplikasi yang digunakan penulis seperti akun belajar, Google Workspace for Education,   Microsoft  Office  365. Selain itu kita juga bisa mengunduh sendiri lewat play store untuk mendukung pembuatan dan pengeditan  video seperti aplikasi Camtasia, Videoleap, Inshot, Kinemaster,dan  Filmora. Untuk mendukung membuat presentasi tugas bisa dengan canva, sway dari microsot office 365, google site dan google slide dari ( Google  For  Education). Aplikasi ini sangat menguntungkan penulis dan saling melengkapi untuk menyelesaikan tugas yang ada di LMS dengan “link” 

Ini merupakan tuntutan kita untuk bisa mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid untuk berhamba pada murid sesuai kodrat dan zamannya sehingga tujuan keselamatan dan kebahagiaan bagi sang murid disekolah dan masyarakat terwujud, 

Dari hasil pelajaran yang penulis dapatkan dari modul 1, aksi nyata penulis berkolaborasi dengan sesama disekolah CGP untuk melakukan praktik baik yaitu berperan sebagai coach. Memberikan praktik baik membuat  media pembelajaran interaktif dengan aplikasi canva. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung bapak ibu guru membuat media ajar dengan canva. Aplikasi canva dirasa lebih menarik dan mempunyai banyak variasi di fitur, seperti templete infografis, poster, presentasi, video, dan lain-lain. Sosialisasi budaya positif dengan teman sejawat. Budaya positif yang dilakukan penulis adalah membuat keyakinan kelas. Dengan memahami keyakinan kelas, pendidik akan mudah untuk mengingatkan kembali bila siswa mengalami kendala atau melanggar aturan. Teorinya menggunakan segitiga restitusi. Sedangkan untuk berpihak pada murid, penulis memainkan peran sebagai pemimpin pembelajaran. Di kelas penulis melakukan observasi atau survey untuk mengetahui gaya belajar siswa.  Selanjutnya menyiapkan materi dalam berbagai bentuk di LMS. LMS yang digunakan Google classroom.  Kemasan bentuk materi seperti bentuk video, word, pdf, dan PPT bisa dengan canva, google slide/sway. Hal ini dimaksudkan untuk memfasilitasi gaya belajar siswa ada yang visual, auditori, kinestetik dan membaca serta menulis. Materi ini diunggah di LMS sebelum jadwal pembelajaran. Motivasi seperti literasi, ice breaking dan games juga dikemas untuk menyegarkan, suasana kelas. Latihan soal yang disuguhkan juga bervariasi menggunakan aplikasi wizer.me, quizzes, mentimeter, google form dan Microsoft form. Setelah selesai pembelajaran diadakan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk mengevaluasi proses pembelajaran. 

Tugas dari penulis selanjutnya adalah mendokumentasikan kegiatan didalam kelas untuk melanjutkan praktik baik seperti membuat best practice, artikel, karya inovatif dan penelitihan tindakan kelas. Selain itu menggali ide dan gagasan untuk dituangkan dalam puisi akrostik dengan platform Neorpod. Kegiatan ini sangat bermakna untuk mendukung peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...