(Guru Bahasa Inggris SMKN 2 Surakarta - Jawa Tengah)
Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021
Bahasa Inggris adalah bahasa Internasional selain yang digunakan untuk berhubungan antar negara, juga digunakan untuk memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan, karena sebagian besar buku ilmu pengetahuan didatangkan dari luar negeri. (Izzan dan Mahfuddin, 2007:1). Pada saat ini, kemampuan bahasa inggris sangat dibutuhkan terutama didunia pendidikan dan perusahaan. Pada dunia pendidikan kemampuan bahasa inggris biasanya digunakan untuk menempuh pendidikan ke luar negeri, sementara pada perusahaan merupakan nilai tambah untuk melamar dan masuk dalam sebuah perusahan terutama perusahan asing. Untuk mengukur kemampuan suatu bahasa Inggris seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah tes, yang dikenal dengan TOEIC untuk tingkat SMK. Test of English for International Communication (TOEIC) adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang di 4 area berbahasa yaitu berbicara (speaking), menulis (writing), membaca (reading) dan mendengarkan (listening) yang dibutuhkan di dunia kerja dengan skor yang telah dipetakan pada CEFR. Skor TOEIC juga memberikan penjelasan detail mengenai kemampuan Bahasa Inggris yang perlu dikembangkan untuk mencapai performa terbaik.
Keterampilan listening dua kali lebih banyak daripada ketrampilan lainnya dalam pembelajaran bahasa. Jika dibandingkan dengan keterampilan bahasa lainnya lebih dari 40% komunikasi kita sehari-hari difokuskan pada listening dan 60% untuk ketrampilan lainya.
Terdapat beberapa faktor menyebabkan kurangnya latihan listening misalnya: tidak ada atau kurangnya konteks soal bahasa Inggris yang dapat digunakan untuk merangsang kemampuan listening, kurangnya kepercayaan diri dari pengajar atau contoh-contoh penutur bahasa Inggris yang baik, dan ketergantungan yang berlebihan pada teknik pengajaran tradisional.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Inggris kelas XII SMK Negeri 2 Surakarta dikatakan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran listening bahasa Inggris masih rendah. Faktor yang melatarbelakangi rendahnya minat siswa adalah proses pembelajaran di kelas yang masih menggunakan metode ceramah dan media konvensional yaitu menggunakan sound. Metode ceramah dianggap monoton dan membosankan oleh siswa, dan melakukan pembelajaran listening dengan sound di ruangan kelas kurang efektif.
Rendahnya minat tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil observasi lapangan diketahui bahwa rata-rata hasil skor TOEIC pada listening skill masih rendah.
Dengan masalah diatas, maka kegiatan ini dimanfaatkan untuk membantu mahasiswa dalam belajar bahasa inggris dengan mudah dan efisen baik tempat maupun waktu dimana media yang akan digunakan adalah telepon genggang yang berbasis sistem operasi android untuk meningkatkan skor TOEIC lebih-lebih di masa pandemi dipakai sebagai alat pembelajaran jarak jauh. SMK Negeri 2 Surakarta sudah 4 tahun berturut-turut dapat bantuan dari ITC Jakarta bekerjasama dengan kemendikbud. Apalagi sertifikat TOEIC dibutuhkan peserta didik yang akan mencari pekerjaan.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek adalah 1) Untuk mengimplementasi pembelajaran listening dalam meningkatkan skor TOEIC; 2) Untuk mengetahui hasil dan dampak yang dicapai pasca implementasi proyek “Pengkaid dalam pembelajaran listening; 3) Untuk mengidentifikasi kendala apa yang terjadi pada pengimplementasian pembelajaran proyek “Pengkaid” (Pengembangan Aplikasi Android) dalam pembelajaran listening untuk meningkatkan skor TOEIC; 4) Untuk memaparkan faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan implementasi proyek “Pengkaid” dalam pembelajaran listening untuk meningkatkan skor TOEIC.
Kompetensi Listening
Menurut Tarigan (1993:48) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan kemampuan listening, antara lain keterbatasan sarana, kebahasaan, biologis, lingkungan, guru, metodologi, dan kurikulum. Jadi banyak faktor yang menyebabkan kesulitan dalam Listening Comprehension According to Hegelsen (2003:24) Listening is an active purposeful processing of making sense of what we hear” ( Mendengarkan adalah proses aktif yang bertujuan untuk memahami apa yang kita dengar )
Sebenarnya, mendengarkan adalah suatu keterampilan dalam arti yang berkaitan, tetapi memiliki perbedaan proses dari mendengar. Mendengarkan menempati analisis aktif dan langsung dari aliran suara saat mendengar melibatkan hanya mengamati suara secara
TOEIC (Test Of English for International Communication) adalah ujian bahasa Inggris terstandar dan diakui secara internasional. TOEIC digunakan untuk menilai kemampuan seseorang, yang bahasa Inggrisnya bukan sebagai bahasa ibu, dalam berkomunikasi di lingkungan profesional yang berbahasa Inggris. Sebagian besar kandidat adalah karyawan perusahaan internasional, orang-orang yang mencari posisi yang lebih baik di pasar tenaga kerja, atau individu yang ingin mengikuti pelatihan internasional.
Berdasarkan penelitian dan standar ketat, TOEIC® didesain secara khusus untuk mengukur kemampuan individu dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari. TOEIC® menguji secara detail di 4 area berkomunikasi yaitu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Untuk meningkatkan pembelajaran listening dalam meningkatkan skor TOEIC, penulis menggunakan model project dengan aplikasi Android.
Stoller (2006), mendefinisikan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai pembelajaran yang menggunakan Proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing.
Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek:
- Penentuan projek, Guru bersama dengan peserta didik menentukan tema/topik projek yaitu pembelajaran listening dengan aplikasi android.
- Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek. Guru memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan yaitu dalam meningkatkan skor TOEIC
- Penyusunan jadwal pelaksanaan projek. Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan dalam pembelajaran TOEIC
- Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru. Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran listening menggunakan aplikasi android.
- Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek. Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya yaitu berupa tes TOEIC dari ITC Jakarta
- Evaluasi proses dan hasil projek. Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek yang berupa nilai TOEIC meningkat.
Implementasi Proyek PENGKAID
- Menentukan proyek pembelajaran listening pembelajaran listening dengan aplikasi android.
- Guru memfasilitasi peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan yaitu dalam meningkatkan skor TOEIC.
- Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan dalam pembelajaran listening pada materi TOEIC.
- Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran listening menggunakan aplikasi android.
Pada Soal Listening:
- Harus banyak berlatih mendengar agar terbiasa dengan aksen Inggris. Dengan cara, dengarkan radio online yang berbahasa Inggris sehingga banyak mendapat informasi baru. Mendengarkan lagu dan menonton yang berbahasa Inggris tanpa mengandalkan subtitle seperti menonton dari channel TV asing, Youtube, DVD, film online dan juga bisa berbicara dengan native speaker.
- Dalam ujian, percakapan hanya diputar sekali dan tidak ada pengulangan. Jadi, dengarkan dan perhatikan dengan saksama. Catat hal-hal penting jika memang dirasa perlu.
- Diperbolehkan mencoret lembar soal. Strateginya, sebelum percakapan diputar, bacalah pertanyaan pada lembar soal. Dengan begitu, akan mendapat gambaran jawaban yang dicari selama rekaman percakapan diputar.
- Jika memang ada soal yang terlewat, segera lupakan dan tulis jawaban yang kira-kira benar. Tenang, tidak ada pengurangan poin kalau jawaban salah. Segera pindah ke soal berikutnya.
Tips untuk menyelesaikan reading yaitu:
- Dengan membiasakan membaca bacaan yang bersifat akademik seperti buku ilmu pengetahuan, majalah, dan surat kabar. Jika dalam membaca ada yang tidak dipahami, segera cari artinya dalam kamus Bahasa Indonesia dan juga Bahasa Inggris. Dengan demikian, perbendaharaan kosakata sulit akan semakin kaya, dan berguna untuk segala section.
- Banyak berlatih membaca skimming dan scanning sehingga dapat menjawab pertanyaan secara cepat dan tepat.
Selanjutnya guru mendemonstrasikan dan mempraktikan langsung cara menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada di android. Materi ini tidak terlalu sulit dipahami oleh peserta didik, karena semua peserta didik sudah dapat menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada di android. Sehingga langsung dilanjutkan dengan mendemontrasikan dan langsung mempraktikan cara menggunakan beberapa Aplikasi TOEIC pada android.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mencari dan mengunduh aplikasi TOEIC yang dianggap dapat dimanfaatkan untuk membantu mempercepat dalam belajar. Kemudian diberikan tugas selama 30 menit untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan dari aplikasi yang didapat. Serta menjelaskan seberapa menarik aplikasi tersebut sehingga dapat meningkatkan skor TOEIC.
- Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil karya yaitu berupa tes TOEIC. Pada tahap peserta didik mendemontrasikan dan langsung mempraktikan cara menggunakan Aplikasi TOEIC Pro. Aplikasi ini dipilih, karena memiliki kelebihan dalam hal menu yang lengkap untuk mempraktikan ujian. Yang paling utama adalah aplikasi ini memiliki menu diskusi yang berfungsi untuk user dapat berkomunikasi dengan user yang lain, sehingga dapat membahas materi dan jawaban yang masih tidak dipahami.
- Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas projek yang berupa nilai TOEIC meningkat. Dari hasil yang didapat, skor rata-rata peserta didik sebelum belajar adalah dibawah 100 dan setelah belajar skor didapat adalah diatas 400. Ini dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan nilai hanya dengan menggunakan aplikasi.
Daftar Referensi:
- Baron’s. 2016. The Leader in Test Preparation of TOEIC. Publisher Barron Educational Series. September, 2016 Language English.
- https://quizlet.com/459564402/online-learning-terminology-flash-cards/
- Hegelsen, Marc. 2003. Listening In Practical Language Teaching. Nunan, David (eds.) New York: McGraw Hill.
- Tarigan, H.G. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
- https://itc-indonesia.com/panduan-belajar/
- Satyaputra, Alfa dan Eva Maulina Aritonang. 2014. Beginning Android Programming with ADT Bundle: Panduan Lengkap untuk Pemula Menjadi Android Programmer. Jakarta: Elex Media Computindo.
- Yusri, I. K., Robert, G., and Carl, M. 2014. Teachers and mobile learning perception: towards a conceptual model of mobile learning for. Prosedia Social and Behavioral Sciences, 176, 425 – 430.
- https://ainamulyana.blogspot.com/2016/06/model- pembelajaran-berbasis-proyek.html
- https://www.britishcouncil.org/voices-magazine/what-does-your-accent-say-about-you
- https://www.britishcouncil.org/voices-magazine/uk-accents-not-what-you-say-how-you-say-it
Tidak ada komentar:
Posting Komentar