(Guru Ekonomi di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta – Jawa Tengah )
Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021
Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, hingga saat ini Indonesia masih dilanda pandemi Covid- 19. COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut Coronavirus 2 (Severe Acute Resipiratory Syndrome Coronavirus 2 atau SARSCoV -2). Virus ini merupakakan keluarga Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Resipiratory Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020). Karena pandemi ini Pemerintah mengambil kebijakan pembelajaran dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau online,
Kasus Covid-19 di Indonesia terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Hingga saat ini, 15 Juni 2020, Indonesia telah melaporkan 39.294 kasus positif, sehingga menempati peringkat kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Singapura dan sebelum Filipina (Bangkok Post, 2020). Covid-19 banyak membawa dampak baik maupun buruk bagi semua mahkluk hidup dan alam semesta. Segala daya dan upaya sudah dilakukan pemerintah guna memperkecil kasus penularan Covid-19. Tak terpungkiri salah satunya adalah kebijakan belajar online (daring) untuk seluruh siswa-siswi untuk mengurangi resiko penularan dari cluster sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
- Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai Pandemi Covid-19;
- Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masng, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dirumah;
- Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
Pembelajaran daring merupakan hal yang baru dan perlu diuji keefektivitannya. Efektivitas pembelajaran tidak lain adalah usaha pembelajaran yang berkriteria daya tarik atau daya guna, artinya dengan pemanfaatan seperangkat karakteristik tersembunyi yang dapat menolong siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain efektivitas adalah salah satu indikator dari proses pembelajaran yangbaik.
Robbin dalam Syadzy (2017) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengukur efektivitas yaitu melalui pendekatan sistem. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menilai efektivitas sebuah organisasi namun peneliti merasa pendekatan ini juga cocok jika digunakan untuk menilai efektivitas pembelajaran. Pendekatan sistem merupakan sebuah pendekatan yang fokus pada bagaimana suatu pembelajaran mendapatkan segala masukan (input), menggunakannya dalam proses pembelajaran, memperoleh hasil atau keluaran (output) yang diharapkan, dan menjaga keberlanjutan tujuan pembelajaran. Pendekatan ini memungkinkan untuk melihat pembelajaran sebagai sebuah proses panjang yang tujuannya tidak mungkin langsung bisa dicapai secara sempurna dalam waktu yang singkat. Oleh karenanya pendekatan ini sesuai dengan penelitian ini dikarenakan penggunaan metode daring yang mendadak dan tiba-tiba sebagai dampak dari pandemi Covid-19 peneliti merasa perlu mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran dengan melihat dari keseluruhan input, proses, dan output.
Setelah pembelajaran daring ditinjau dari indikator efektivitas berupa input, proses, dan output maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Teknologi sangat mempengaruhi proses pembelajaran daring karena proses pembelajaran yang diikuti dengan kecanggihan teknologi akan lebih mudah membantu siswa dalam mengakses materi pelajaran. Teknologi tersebut dapat berupa Google Classroom, Whatsapp Group, maupun aplikasi Zoom, sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik.
Apabila ditinjau dari segi pemahaman siswa melalui pembelajaran daring, masih banyak siswa yang mengalami kendala untuk memahami materi pelajaran. Guru perlu memperhatikan materi yang akan diberikan kepada siswa, agar materi lebih mudah dipahami, misal menggunakan metode guru mengirim video saat menjelaskan suatu materi, kemudian diunggah bersamaan dengan makalah atau Powerpoint ke dalam Google Classroom, atau dengan metode bertatap muka menggunakan aplikasi Zoom agar siswa dan guru bisa melaksanakan proses pembelajaran daring secara maksimal. Karena, pada dasarnya tidak semua siswa bisa hanya mempelajari sekali baca, dengan adanya video atau recording hasil Zoom diunggah kembali ke Google Classroom siswa dapat memutar video tersebut berulang-ulang untuk memahami sebuah materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar