(Guru Bahasa Indonesia SMAN 3 Pekalongan - Jawa Tengah)
Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus diajarkan pada siswa. Terkait dengan keterampilan menulis, siswa dituntut agar mampu menyusun dan mengorganisasikan pemikiran, ide dan perasaaan dalam berbagai bentuk tulisan baik sastra maupun non sastra, salah satunya adalah menulis teks berita. Sebagai keterampilan berbahasa yang paling kompleks, menulis menjadi keterampilan berbahasa yang paling kurang diminati oleh siswa karena mereka menyadari bahwa menulis menuntut sejumlah kemampuan.
Keterampilan menulis sebagai salah satu komponen dari keterampilan berbahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan. Menurut Nurudin (2010:19-27) menulis bermanfaat untuk (1) sarana mengungkapkan diri, yakni bahwa dengan menulis bisa mengungkapkan perasaan hati (kegelisahan, keinginan, kemarahan dan lain-lain); (2) sarana pemahaman, yakni menulis sebenarnya menancapkan pemahaman kuat dalam otak penulis; (3) membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri; (4) meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan; (5) keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah; (6) mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan bahasa.
Menulis pada dasarnya adalah ekspresi perasaan, emosi, pikiran, dan kemauan secara total Lasa (2005:141-142). Dalam konteks ini, kegiatan menulis memiliki seni tersendiri sama seperti melukis, menyanyi dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam menulis hendaknya dikeluarkan seluruh emosi, perasaan, pikiran, dan ide tentang tema yang sedang digarapnya hinga tuntas. Tarigan (dalam Samsudin, 2012:2) berpendapat bahwa keterampilan menulis dapat dikuasai dan dapat diperoleh melalui jalan praktik dan latihan yang sistematis. Sementara itu menurut Andayani (2009:29) mengemukakan bahwa menulis merupakan aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan dengan memperhatikan aspek-aspek kebahasaan yang baik dan benar sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Menulis menurut Dalman (2014:3) merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam suatu tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya, selanjutnya akan terjadi komunikasi antar penulis dan pembaca dengan baik.
Pembelajaran menulis berita dalam praktiknya tentu membutuhkan metode pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis. Metode yang dinilai tepat dan cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran ini adalah metode kooperatif. Metode kooperatif dinilai mampu memotivasi siswa untuk berani mengungkapkan pendapat pada teman atau lawan bicara, dan atau saling memberikan pendapat. Banyak jenis model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penulis dalam hal ini menerapkan metode kooperatif jenis Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Metode CIRC merupakan suatu program komprehensif untuk pengajaran membaca dan menulis pada kelas-kelas tinggi yakni di sekolah menengah pertama dan atas. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan empat orang (Nur, 2005: 12). Siswa terlibat dalam rangkaian kegiatan bersama, saling membacakan satu sama lain, menulis tanggapan terhadap isi bacaan, membuat ikhtisar, berlatih pengejaan, dan pembendaharaan kata. Metode CIRC merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif-kelompok (Suyatno, 2009: 68).
Sintaks CIRC dimulai dari membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, lalu dipresentasikan secara kelompok, dan diakhiri kegiatan refleksi. Model kooperatif tipe CIRC terarah pada satu fokus utama sehingga pengguna menjadi lebih efektif dan efisien. Siswa bekerja di dalam kelompok kooperatif yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, kosakata, dan ejaan. Siswa dituntut untuk bisa bekerja secara kooperatif dalam kelompok (Slavin, 2005: 201).
Melalui metode ini siswa berkelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana dengan langkah langkah sebagai berikut; (1) membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen, (2) guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran, (3) siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada kertas, (4) mempresentasikan hasil kelompok, (5) guru membuat kesimpulan, (6) refleksi.
Salah satu bentuk perbaikan dalam proses pembelajaran selain dengan metode adalah dengan melakukan pengembangan media pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran. Hal tersebut sangat memungkinkan sebagai solusi dari permasalahan siswa, khususnya dalam menulis sebuah teks berita. Selama ini disinyalir kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru masih berkutat pada cara-cara konvensional, yaitu pemberian materi yang berupa teori-teori melalui ceramah satu arah, dan dilanjutkan dengan pemberian tugas. Akibatnya, banyak siswa mengalami kejenuhan saat proses pembelajaran berlangsung.
Penggunaan media pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar. Seorang guru haruslah dapat memanfaatkan serta mengoptimalkan sesuatu hal yang ada di sekelilingnya sebagai media dalam proses belajar mengajar. Kemampuan guru untuk memanfaatkan media pembelajaran sangat diperlukan di era digitalisasi. Apalagi pembelajaran abad 21 yang menuntut kemampuan guru untuk lebih bersahabat dengan media pembelajaran. Penerapan media pembelajaran yang bervariatif tentu akan mendorong siswa untuk berlama-lama belajar. Apabila seorang guru sudah dapat melakukan hal tersebut niscaya akan tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Salah satu media pendidikan yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis adalah media audio visual.
Media audiovisual adalah alat bantu dalam pembelajaran yang berhubungan dengan indera penglihatan dan pendengaran. Salah satu media audio visual yang digunakan oleh penulis dalam artikel ini adalah rekaman wawancara dalam bentuk audio visual. Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu siswa yang memiliki kekurangan secara auditif maupun visual. Meskipun media yang digunakan sederhana, tetapi yang lebih penting memanfaatkan serta mengoptimalkannya dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, media tersebut mudah diperoleh serta diterapkan dalam proses pembelajaran dan tidak memerlukan biaya yang mahal dalam penggunaanya. Media rekaman wawancara audiovisual ini dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis, terutama menulis teks berita. Di samping itu, media rekaman wawancara dalam bentuk audio visual ini diharapkan dapat dengan mudah membantu siswa mengatasai kesulitan dalam penulisan teks berita siswa.
Daryanto (2010:5-6) mengungkapkan bahwa secara umum media mempunyai kegunaan seperti berikut: (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis , (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra (3), Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya, (5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Media audiovisual adalah sarana atau media yang utuh untuk mengkolaborasi bentuk- bentuk. Media audiovisual adalah media pembelajaran yang pemanfaatannya untuk dilihat sekaligus didengar. Siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan indera pendengar dan indera penglihatan sekaligus. Oleh karena itu, dengan media ini guru dapat menyuguhkan pengalaman-pengalaman yang konkrit kepada siswa yang kebetulan kesulitan memahami materi yang disajikan. Guru dapat berperan sebagai fasilitator saja bukan menjadi pusat informasi sehingga dapat memaksimalkan pemahaman materi melalui media ini.. Munadi (2008:113) menyebutkan jenis media audiovisual yaitu film bersuara, televisi, dan video.
Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) tepat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita. Penerapan metode ini dalam pembelajaran teks berita semakin mendorong siswa untuk bersikap kooperatif terhadap informasi yang menjadi isu pro dan kontra di masyarakat. Di samping itu, melalui metode ini dapat mengubah kondisi kelas menjadi lebih dinamis karena terjadi interaksi multi arah. Kehadiran teman sebaya untuk berkolaborasi sangat memegang peran penting dalam upaya memunculkan motivasi siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. Media audiovisual tepat digunakan dalam pembelajaran menulis berita karena dengan media audiovisual berupa video akan membantu siswa dalam berimajinasi mencatat poin-poin yang penting dan selanjutnya menuangkan ide-ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan teks berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar