(Guru SMAN 6 Surakarta - Jawa Tengah)
Saat ini, anak muda tampak mudah memunculkan emosi sesaat yang menimbulkan dampak negatif seperti perkelahian antarapemuda. Perilaku tersebut jelas jauh dari cerminan nilai kepahlawanan. Hal tersebut sangat berbeda pada zaman dahulu, para pejuang dengan penuh keberanian dan pengorbanan membela kebenaran melawan penjajah. Tidak hanya jiwa, raga, bahkan hartanya tanpa perhitungan dan hanya dipersembahkan untuk ibu pertiwi demi memperjuangkan kemerdekaan.
Sepanjang sejarah perjuangan kemerdekaan kita, ada banyak cara dilakukan oleh anak-anak bangsa ini untuk mencapai tujuan besar tadi. Meski yang dijadikan tonggak sejarah peringatan Hari Pahlawan adalah peristiwa pertempuran bersenjata, sesungguhnya perjuangan yang sangat panjang dan besar justru dilakukan tanpa senjata. Mulai dari perjuangan membangun kesadaran sebagai bangsa yang punya hak untuk merdeka dan menentukan nasib sendiri, kemudian perjuangan untuk mempersatukan berbagai elemen kebangsaan agar berjuang dengan arah yang sama, serta perjuangan mempersiapkan diri untuk menjadi bangsa yang merdeka.
Sejak awal perjuangan kemerdekaan tidak selalu menyoal bagaimana kita membebaskan diri dari penjajah. Tapi jugatentang apa yang akan dan perlu kita lakukan bila sudah merdeka. Ketika membangun sekolah Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara tentu tidak berpikir hanya soal bagaimana merdeka. Pendidikan adalah kebutuhan dasar manusia pada setiap zaman. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, pendidikan adalah alat untuk membangun kesadaran untuk memerdekakan diri.
Setelah merdeka, kita masih terus membutuhkan pendidikan Cita-cita kita sebenarnya bukan sekadar merdeka dari penjajahan bangsa asing, tapi hidup bermartabat sebagai bangsa, setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Menjadi pahlawan tidak bermakna bahwa orang harus membuang kehidupan pribadinya untuk perjuangan. Pahlawan adalah orang-orang bekerja dengan dedikasi yang sangat tinggi, pada bidang kerjanya masing-masing, memberikan kontribusi maksimal bagi banyak orang.
Dalam situasi pandemi ini apa tujuan yang sedang kita perjuangkan? Pertama, tentu saja memastikan eksistensi kita sebagai bangsa tetap utuh. Pandemi ini jelas mengancam jiwa manusia. Sudah banyak yang gugur dalam perjuangan tersebut. Orang-orang yang selama ini menjalani profesi biasa untuk mencari nafkah mungkin tak pernah mengira bahwa kelak mereka akan berjuang di garis depan. Pada masa normal guru mengajar adalah tindakan biasa. Pada masa pandemi ini guru tidak hanya sekadar mengajar, tapi mereka harus memastikan proses pendidikan anak-anak bangsa tidak terputus. Bagi banyak anak di pedesaan, berangkat belajar ke sekolah selama ini bukan soal besar. Kini untuk belajar mereka harus berjuang keras. Ada yang harus membayar banyak untuk tetap bisa terhubung dengan internet. Ada pula yang harus naik ke gunung untuk sekadar mendapat sinyal internet.
Kita berada dalam situasi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Hal-hal yang selama ini adalah hal biasa berubah menjadi luar biasa. Hal-hal yang tidak dianggap sebagai perjuangan kini menjadi perjuangan yang sangat besar maknanya. Situasi ini belum berakhir, dan belum akan berakhir. Kita tak tahu kapan akan berakhir. Ada harapan kita akan kembali normal setelah vaksinasi berhasil. Tapi ada pula kemungkinan bahwa vaksinasi pun tidak akan mengubah keadaan.
Pandemi ini adalah titik belok, kemana kita akan menuju setelah ini akan sangat ditentukan oleh apa yang kita lakukan. Pertama, kita harus memastikan bisa kembali hidup normal, baik dengan cara memusnahkan penyakit ini dengan vaksin, atau memperkuat daya tahan tubuh kita, serta menjauhi berbagai sebab penularan. Kita harus melakukan transformasi gaya hidup. Kedua, kita harus menjadi lebih baik lagi setelah kita kembali ke keadaan normal.
Bagaimana agar generasi muda tidak melupakan jasa para pahlawan dan meneladani mereka? Sejak dini perlu ditanamkan pada mereka agar selalu mengingat jasa para pahlawan. Tentu, dengan meneladani dan meneruskan perjuangannya menjadi pahlawan masa kini. Melihat film film sejarah yang memperlihatkan perjuangan pahlawan jaman perjuangan kemerdekaan. Mengingatkan kembali nilai nilai kepahlawanan melalui upcara bendera baik secara virtual atau pun secara tatap muka terbatas. Tidak harus berperang namun menjadi manusia yang peduli sesamanya. Keteladanan patriotisme dan rela berkorban adalah hal yang perlu dilakukan. Patriotisme adalah mempunyai jiwa pemenang, berjuang dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Rela berkorban, tidak mengharapkan imbalan apapun melainkan rela melakukan apapun dengan ketulusan hati membantu demi kebahagiaan bersama.
Kesimpulannya, bagaimana wujud kita sebagai pelajar dan generasi muda yang berada pada masa sekarang ini tidak melupakann dan meneladani jasa para pahlawan terdahulu. Berikut ini adalah wujud perilaku yang dapat kita lakukan dalam meneladani nilai pahlawan kita sebagai bangsa yang besar:
- Sebagai pelajar dan generasi muda yang berjuang di masa pandemi Covid 19, sudah selayaknya mengisinya dengan belajar yang rajin dan semangat. Dengan demikian mampu membangun generasi muda yang punya tujuan dan visi kedepan, serta mampu memberikan kebanggaan tersendiri kepada perjuangan orang tua di masa pandemi Covid 19 yang sudah susah payah membiayai pendidikan putra-putrinya.
- Mendukung program pemerintah bahu membahu melawan pandemi Covid 19.
- Sebagai negara Pancasila, dimana Pancasila sebagai dasar negara, maka kita harus gotong-royong sebagai wujud kecintaan pada bangsa untuk bersama-sama menurunkan penyebaran pandemi Covid 19 ini.
- Kita harus bisa mengikuti perubahan zaman dengan melek digital. Era digitalisasi ini harus kita sikapi dengan bijak,tentunya dengan semangat nasionalisme, menjunjung tinggi nilai nilai Pancasila dan gotong royong sesuai kepribadian bangsa Indonesia. Mampu menggunakan teknologi untuk dapat menunjang pembelajaran secara Daring (Pembelajaran Jarak Jauh).
- Meningkatkan semangat nasionalisme di tengah pandemi ini,dengan cara mematuhi aturan pemerintah terkait protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjahui kerumun serta mengurangi mobilitas.
Referensi:
- http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2019/09/makna-pahlawan-dalam-kontek-kekinian/
- https://aceh.tribunnews.com/2018/11/09/memahami-makna-pahlawan
- https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/pahlawan-nasional-apa-siapa-dan-bagaimana
- https://news.detik.com/kolom/d-5247183/kepahlawanan-pada-masa-pandemi
Pahlawan, sebuah kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk diteladani, terima kasih pada penulis yang telah mengingatkan lagi arti pahlawan, apalagi dimasa pandemi ini, beda dengan zaman kemarin, sekarang dizaman milenial Pahlawan hanya dikenal lewat facebook atau medsos. Semoga dengan tulisan ini dapat menginspirasi generasi muda. Terima kasih kepada penulis
BalasHapussemoga generasi muda tetap ingat pahlawan. bagus telah menginspirasi
BalasHapusYup, generasi Z, kaum rebahaners yang asyik tapi juga tidak lupa belajar dan berkarya kan yaa...semangat pahlawan semoga menginspirasi kalian menjadi lebih hebat dari para pahlawan, guru dan orang tua kalian...
BalasHapusSiiip mas iwan. terus hasilkan karya yang lain
BalasHapussikap kepahlawanan bisa diajarkan kapan dan dimanapun. dimasa penuh kesulitan seperti saat pandemi ini, para siswa bisa mengambil hikmah perjuangan para pendahulunya untuk meneruskan perjuangan dan cita - cita pejuang bangsa
BalasHapusSiip pak Iwan, generasi muda harus selalu diingatkan dgn keteladanan dan perjuangan para pahlawan supaya tidak hilang jati diri bangsa kita. Semoga artikelnya dapat menginspirasi guru lain untuk menulis dan berkarya.
BalasHapusBagus pak terus berkarya smoga mjd inspirasi teman lainnya
BalasHapusGenerasi muda, harus selalu menjadi teladan dan meneladani perjuangan para pahlawan.
BalasHapusKita harus selalu menanamkan sifat teladan para pahlawan kepada siswa terutama ketika kita mengajar.
BalasHapus