Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021
STAD atau Student Team Achievement Divisions merupakan salah satu dari metode pembelajaran kooperatif dimana para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Dalam satu tim, para siswa harus saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah membuat semua anggota tim menguasai kemampuan yang telah diajarkan oleh guru. Metode pembelajara ini didalamnya terdapat interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa sehingga diharapkan metode ini juga dapat menghilangkan kejenuhan siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008:35). Menurut Anita Lie (2008:28), manusia adalah makhluk sosial sehingga kerja sama menjadi sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Kebanyakan pengajar mungkin enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan misalnya dalam satu kelompok ada siswa yang tekun mengerjakan tugas dan ada siswa yang hanya ikut-ikutan. Selain itu, ada perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Pada pembelajaran kooperatif ini ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
A. Student Team Achievement Divisions (STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah metode pembelajaran yang terdapat interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, Pada pembahasan ini model STAD kemudian disertai dengan eksperimen laboratorium. Dengan eksperimen ini maka siswa dapat mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Teknik eksperimen ini akan memberikan aktivitas pengalaman siswa yang pada umumnya akan lebih baik daripada hanya mendengar dari pembicaraan. Pengalaman yang telah dialami biasanya akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat.
Suatu mata pelajaran juga akan lebih mudah diterima oleh siswa jika siswa tersebut mampu berkonsentrasi ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Siswa yang tidak bisa berkonsentrasi biasanya memilih untuk tidur, melamun, atau bergurau dengan teman. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi untuk membantu siswa agar dapat meningkatkan konsentrasi, upaya ini dilakukan dengan menggunakan catatan terbimbing. Dengan penggunaan catatan terbimbing ini diharapkan siswa dapat mendefinisikan, memahami, merumuskan, dan menyimpulkan suatu materi yang telah diajarkan.
Metode STAD ini dikembangkam oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari universitas John Hopkins. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam pembelajaran STAD ini, para siswa nantinya akan dibagi dalam tim belajar yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya (Slavin, 2008: 11).
Metode STAD telah digunakan pada berbagai mata pelajaran dan paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung, dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi, dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru (Slavin, 2008: 12).
Menurut Slavin (2008: 143-146), STAD ini terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim:
1. Presentasi Kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
2. Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan masalah bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
3. Kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua dari kerja tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Hasil dari kuis tersebut kemudian diberi skor. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
4. Skor Kemajuan Individual
Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Masing-masing siswa diberi skor dasar yang berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa mendapatkan nilai, maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkatan nilai dari skor kuis dan berusaha untuk melampaui skor dasar sehingga dapat mengumpulkan poin untuk tim mereka. Siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat di mana skor kuis mereka (persentase yang benar) melampaui skor awal mereka:
5. Rekognisi Tim
Skor perkembangan individu dan skor kelompok dihitung setelah dilakukan kuis. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
Dalam pelaksaanya, metode pembelajaran kooperatif STAD mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Penyajian Materi Pelajaran
Pada tahap ini, bahan-bahan atau materi pelajaran kimia diperkenalkan melalui pengajaran secara langsung. Dalam penyajian ini, maka perlu ditekankan pada:
a. Pendahuluan
Dalam pendahuluan guru menekankan pada apa yang akan dipelajari peserta didik (siswa) dan mengapa itu penting. Hal ini dilaksanakan untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang telah diajarkan.
b. Pengembangan
- Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai
- Pembelejaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan hafalan.
- Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.
- Beralih pada konsep yang lain jika siswa menguasai pakok masalahnya.
c. Praktek Terkendali
- Menyuruh siswa mengerjakan soal atau pertanyaan yang diberikan.
- Memanggil peserta didik secara random untuk menyelesaikan soal.
- Pemberian tugas kelas.
Selama kegiatan kelompok masing-masing siswa bertugas mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Guru memberikan lembar kegiatan dan kemudian siswa mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila diantara teman sekelompok tersebut ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang lain membantunya.
Guru menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan untuk diisi atau diserahkan pada guru. Apabila peserta didik mempunyai suatu permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya kemudian kalau tidak mampu baru ditanyakan pada gurunya.
3. Kuis (individu)
Kuis dilaksanakan secara individu. Siswa tidak diijinkan meminta atau memberi bantuan kepada siswa lain dalam mengerjakan kuis. Hal ini untuk mengetahui pemahaman materi setiap individu dan selanjutnya akan diadakan perbaikan skor dimana pemberian skor didasarkan skor pretest dan posttest.
Dalam catatan terbimbing, pengajar menyiapkan suatu bagan atau skema atau yang lain yang dapat membantu peserta didik dalam membuat catatan-catatan ketika menyampaikan materi pelajaran. Ada banyak bentuk atau pola yang dapat dikerjakan untuk strategi ini, salah satunya dan yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) memberikan peserta didik panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran yang akan disampaikan dengan metode ceramah; 2) mengosongkan sebagian dari poin-poin yang dianggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut; 3) beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
- Memberikan suatu istilah dengan pengertiannya; mengosongkan istilah atau definisinya.
- Mengosongkan beberapa pernyataan jika poin-poin utamanya terdiri dari beberapa pernyataan.
- Menghilangkan beberapa kata kunci dari sebuah paragraf.
Keuntungan pembelajaran kooperatif STAD menurut Sugiyanto (2008: 41) sebagai berikut:
- Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
- Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
- Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
- Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
- Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
- Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
- Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
- Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
- Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
- Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
- Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
B. Guided Note Taking (Catatan Terbimbing)
Menurut Melvin L Silberman (2006: 123-125), Guided Note Taking adalah catatan terbimbing dengan prosedur sebagai berikut:
- Mempersiapkan sebuah handout yang menyimpulkan tentang poin-poin penting dari sebuah pelajaran yang disampaikan dengan ceramah yang guru berikan.
- Sebagai ganti memberikan teks yang lengkap, tinggalkan bagian-bagian teks itu kosong.
- Beberapa cara untuk mengosongkan teks yaitu dengan menyediakan sejumlah istilah dan definisinya atau biarkan istilah atau definisinya kosong, meninggalkan kata-kata kunci dalam sebuah paragraf singkat kosong.
- Membagikan handout kepada peserta didik.
Dengan memperhatikan kelebihan dari metode pembelajaran STAD, metode eksperimen dan kegunaan catatan terbimbing yang sangat membantu siswa dalam belajar, maka sangat dimungkinkan Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Divisions disertai eksperimen dan catatan terbimbing dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar