Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021
Dalam pengembangan pembelajaran Sosiologi banyak siswa yang kurang menyerap pelajaran yang diberikan, hal ini disebabkan kurangnya minat belajar siswa. Hal ini terjadi salah satu sebabnya karena guru hanya mengacu pada satu model pembelajaran saja, atau hanya diskusi biasa saja tanpa mengacu pada pemahaman maupun keterampilan siswa yang seharusnya dilatih, sehingga siswa merasa bosan dan tidak merasa dilibatkan secara aktif sehingga akhirnya siswa tidak memahami materi yang diajarkan guru.
Dalam kegiatan belajar yang pasif maka siswa tidak bisa berkontribusi dalam membangun pengetahuan. Jika keadaan ini dibiarkan maka akan berpengaruh bagi minat belajar siswa, baik pada pelajaran Sosiologi maupun pada pelajaran lainnya, dan akan memberikan dampak yang buruk pula bagi pertumbuhan pendidikan nasional. Dengan demikian diharapkan guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran dengan menyajikan pengetahuan dalam bentuk siap kepada siswa yang akan menerimanya secara pasif. Seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi profesional, yakni memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan, serta kemampuan menggunakan model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Wijaya Kusumah dalam (Asmani 2010: 23) menyatakan bahwa salah satu kriteria guru yang ideal adalah guru yang kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif dapat diwujudkan dengan penggunaan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Namun yang terjadi di lapangan, proses pembelajaran di sekolah kurang meningkatkan aktivitas siswa. Guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung selalu didominasi oleh guru dimana komunikasi antara guru dengan siswa masih bersifat satu arah. Pembelajaran yang demikian akan membuat siswa jenuh, padahal performansi guru dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang demikian merupakan pembelajaran konvensional yang mengutamakan pada pencapaian target materi saja.
Model pembelajaran sangat memegang peranan penting dalam pembelajaran serta dalam mengajar berperan sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif. Penggunaan model pembelajaran diharapkan dapat menjadikan siswa aktif selama pembelajaran berlangsung. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap suatu pelajaran, sehingga akan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Diantara beberapa model pembelajaran yang ada, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam menumbuhkan keaktifan siswa dianataranya; siswa tidak dapat bekerja sama dengan orang lain atau tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat melibatkan siswa aktif yang tepat menurut (Agus Suprijono, 2012:129) adalah model pembelajaran Course Review Horay. Model pembelajaran ini dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Dalam aplikasinya model pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hubungan sosial yang akan melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerja sama antar kelompok. Hal ini dapat memotivasisiswa dalam belajar, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menggunakan model Course Review Horay sangat memuaskan. Dengan pemberian model pembelajaran yang tepat dengan harapan siswa nantinya bisa memahami materi yang telah diajarkan guru, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dengan cara mengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil. Course Review Horay merupakan suatu pembelajaran pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa dalam kelompok yang paling dahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak 'hore!, atau yel-yel lainnya. Melalui model pembelajaran ini diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil (Ernawati, N, 2009). Dheviana (2011) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Model ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan soal-soal.
Dalam aplikasinya model pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik namun juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran melalui model ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerja sama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Pembelajaran Course Review Horay dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka berteriak “hore” atau yel-yel lainnya yang disukai (Widodo, 2009). Pada pembelajaran ini aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator, dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. Menurut (Hamid 2013:223) menyatakan bahawa pembelajaran Course Review Horay merupakan model yang menyenangkan, karena siswa diajak untuk bermain sambil belajar untuk menjawab berbagai pertanyaan yang disampaikan secara menarik dari guru.
Adapun langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dengan lebih terperinci. Inti dalam penyampaian kompetensi yang ingin dicapai adalah siswa dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay .
- Guru menyajikan materi pelajaran dengan menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan topik pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam menjelaskan materi pelajaran diharapkan lebih jelas dan lebih terperinci.
- Melakukan tanya jawab dengan untuk pemantapan, setelah guru menyajikan materi pelajaran, maka guru melakukan tahap pemantapan kepada siswa. Tahap pemantapan ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab, baik tanya jawab antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, demikian juga sebaliknya. Misalnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memecahkan pertanyaan dari siswa.
- Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Kelompok kecil ini bersifat heterogen yang beranggotakan 4-5 orang. Lalu memberikan tugas kelompok untuk didiskusikan dan membacakan hasil diskusi.
- Guru membagikan lembar jawaban Course Review Horay yang berbentuk tabel (9/16/25 kotak). Kelompok atau grup dapat mengisi tabel (kotak) dengan nomor atau angka sesuai selera masing-masing, dimana dari 1 s/d 9,16, atau 25 kotak dijawab sesuai jumlah soal yang ada.
- Guru mengambil nomor soal secara acak dan membacakan soal tersebut, lalu diinstruksikan untuk didiskusikan siswa. Untuk menjawab pertanyaan guru, siswa langsung mendiskusikan bersama kelompoknya. Setelah berdiskusi, jawaban dari pertanyaan guru harus dituliskan pada kotak sesuai dengan nomor yang telah ada.
- Guru akan meminta salah satu anggota tiap kelompok untuk membacakan hasil jawaban yang telah didiskusikan oleh kelompoknya. Tiap anggota kelompok bergilir untuk menjawab pertanyaan dari guru.
- Apabila jawabannya benar diisi dengan tanda contreng (V) sedangkan bila salah dengan tanda silang (X).
- Guru membacakan pertanyaan sampai semua tabel (kotak) terisi dengan jawaban. Kelompok yang sudah mendapatkan tanda contreng (V) yang membentuk garis secara vertikal, horizontal atau diagonal meneriakkan 'Hore!' atau yel-yel lainnya.
- Nilai kelompok dihitung dari jawaban benar dan jumlah 'hore!' (Horay) yang diperoleh.
- Penutup dari model ini adalah penyimpulan dan evaluasi, serta refleksi.
Setelah dilakukan penghitungan jawaban yang benar, maka dapat dilakukan penyimpulan. Penyimpulan dapat dilakukan oleh kelompok yang memiliki nilai paling tinggi atau dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Dalam model pembelajaran kooperatif Course Review Horay ini diharapkan siswa lebih semangat dalam belajar karena pembelajaran lebih menarik karena diselingi hiburan sehingga suasana tidak menegangkan. Model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan seperti yang dijelaskan dalam Siregar (2010) yaitu: (1) Lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan dengan menyelesaikan soal-soal, (2) Pembelajarannya menarik sehingga dapat mendorong siswa untuk dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan siswa pun dapat lebih santai dalam belajar, dan (3) Dapat menciptakan kerja sama (interaksi) yang baik di antara siswa.
Model pembelajaran Course Review Horay dijadikan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam hal ini pada mata pelajaran Sosiologi. Proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan efektif apabila terjadi upaya peningkatan hasil pembelajaran siswa maupun perbaikan proses pembelajaran oleh guru. Salah satu aspek terjadinya peningkatan hasil belajar siswa yaitu melalui aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar