Senin, 15 November 2021

PADUKAN APLIKASI “E-LEARNING DAN WHATSAPP” DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH MAPEL PPKn MASA PANDEMI COVID-19

Oleh: Dra. Sri Hanani, M. Pd.
(Guru PPKn SMKN 2 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Satu setengah tahun lebih Pandemi Covid-19 belum berlalu dari muka bumi Indonesia tercinta. Penyebaran yang terus merebak dan berkembang mendesak pemerintah mengambil kebijakan yang cepat dan tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus tesebut. Kebijakan di bidang pendidikan yaitu meniadakan pembelajaran tatap muka di sekolah diganti dengan pembelajaran dari rumah yaitu dengan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Perubahan model pembelajaran yang secara mendadak ini membuat  kaget guru dan peserta didik termasuk orang tua/wali peseta didik di rumah. Guru sebagai ujung tombak terdepan dituntut untuk mampu mengubah sistem pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran online dengan aplikasi digital. Semua guru harus bisa mengajar jarak jauh dengan mengunakan teknologi yang berbasis aplikasi. Terdapat aplikasi yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran online, diantaranya: Zoom, Google Classroom,Google for Education, Google Drive, Microsoft Team, Zenius, Telegram, Youtobe, WhatsApp, E-Learning, dan sebagainya.

Proses pembelajaran ini berarti ada kegiatan dua arah yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik. Proses pembelajaran juga menjadi indikator  paling penting dibandingkan dengan hasil akhir yang harus dicapai. Kebanyakan dari peserta didik menyepelekan dan menganggap enteng kegiatan reguler sehari-hari dan lebih mementingkan Ujian Akhir Semester sebagai tujuan akhir perolehan nilai.  Padahal proses reguler tersebut memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar apalagi dengan menggunakan E-Learning.

Perubahan pembelajaran ini juga yang mengharuskan guru untuk belajar agar tidak gagap teknologi. Teknologi informasi telah menggeser semua hal dari kebiasaan lama menuju  kebiasaan dan cara baru, boleh dikata dari hal yang tradisi ke modern. Modernisasi ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat tanpa terkendali. Seluruh  dunia merasakan hal tersebut sehingga dituntut untuk beradaptasi dengan suasana baru dalam penerapannya diberbagai hal. Salah satu cara untuk beradaptasi   tersebut adalah dengan keberadaan media sosial. Pemanfaatan atau penggunaan media sosial seolah menjadi kebutuhan primer yang tidak bisa dielakan (Nurgiansah, 2020).

Kepemilikan akun media sosial yang semakin membludak merupakan salah satu dampak dari semakin berkembangnya teknologi informasi. Pesatnya kemajuan  teknologi saat ini mempengaruhi semua sektor, termasuk sektor pendidikan (Nasution, 2020). Seperti kita ketahui bersama bahwasanya di era sekarang penggunaan manusia sebagai pekerja telah digantikan oleh mesin atau robot. Sebagai contoh penggunaan E-Toll untuk pembayaran dalam menggunakan jalan bebas hambatan, E-Learning untuk kegiatan belajar dan WhatsApp untuk medukung kelancaran pembelajaran.

Pengembangan E-Learning memberikan banyak kebermanfaatan sebagai penunjang pembelajaran yang semakin modern. Perkembangan Teknologi dan Informasi (TIK) dalam dunia pendidikan memberikan kemudahan bagi pendidik maupun peserta didik. Salah satu kemudahan dalam pembelajaran E-Learning  adalah semakin fleksibel dalam penyampaian materi. Baik guru dan peserta didik tidak harus berangkat ke sekolah dan masuk kelas, namun dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun jika fasilitas penunjang  pembelajarannya optimal.

Perkembangan zaman mengharuskan semua pihak untuk terus berkembang dan meningkatkan kompetensinya (Nurgiansah & Pringgowijoyo, 2020). Peningkatan kompetensi ini mutlak dilakukan oleh guru sebagai pengajar di sekolah sehingga diperlukan guru yang berdedikasi tinggi dalam kegiatan  mengajar dan mampu mengoprasikan teknologi. Namun fakta di lapangan masih banyak guru yang kesulitan dalam penggunaan E-Learning tersebut. Although at the beginning of the learning process was still very hesitant (Nurgiansah & Al Muchtar, 2018). Artinya diawal-awal penggunaan E-Learning ini para guru dan peserta didik masih terlihat kesulitan.

Meskipun begitu kegiatan belajar mengajar harus tetap dilaksanakan terutama di masa pandemi sekarang yang berimplikasi terhadap pembelajaran jarak  jauh/online. Proses pembelajaran merupakan bagian dari proses akademik, baik itu pembelajaran langsung secara tatap muka di satu ruangan, maupun dengan pembelajaran online (Rivalina, 2017). Salah satu media atau wadah dalam pembelajarn online ini adalah menggunakan E-Learning. E-Learning adalah sistem   pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik sehingga terhubung dengan akses internet (Firdausi & Setiani, 2018).

E-Learning juga menjadi salah satu program pendidikan dalam usaha peningkatan kemampuan mengajar seorang guru (Haryanto, 2018). Perkembangan teknologi informasi di era sekarang dalam dunia pendidikan mendorong pemerintah untuk menciptakan proses pembelajaran yang semakin berkualitas, efektif, efisien, dan inovatif (Japar et al., 2020). Sekarang ini dunia pendidikan mendorong agar kurikulum pendidikan sesuai dengan dinamika digital, internet of things, Artificial intelligence, bioteknologi (Nurgiansah, 2019).

Dinamika digital tersebut harus dapat dimengerti dan dijalankan oleh masyarakat sehingga penyelenggara pendidikan dalam hal ini pemerintah, baik pemerintah pusat di bawah kementerian maupun pemerintah daerah di bawah komando gubernur dan bupati, harus memperhatikan kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda tingkat pemahaman dan pengetahuannya terhadap penggunaan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan (Hidayati, 2010).

Pada prakteknya di lapangan, penggunakan E-Learning juga menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya kesulitan akses bagi peserta didik yang berada di daerah terpencil yang belum memiliki fasilitas internet. Selain itu, terjadi pemborosan kuota bagi peserta didik karena pembelajaran jarak jauh ini tidak hanya satu mata pelajaran saja. Meskipun pemerintah sudah memberikan subsidi berupa pemberian kuota, namun tetap saja banyak peserta didik dan orang tua/wali peserta didik yang mengaku keberatan dalam pembelajaran jarak jauh tersebut. Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara terhadap  salah satu peserta didik yang mengatakan bahwa mereka lebih menyukai pembelajaran langsung secara tatap muka di kelas dari pada pembelajaran non tatap muka.

Adapun masalah lainnya adalah penyerapan isi materi oleh peserta didik menjadi kurang optimal. Selain terkendala jaringan yang susah diakses, peserta didik juga merasa jenuh karena seharian berada di depan layar laptop atau komputer. Maka dari itu perlu dilakukan terobosan yang inovatif dalam hal pemanfaatan media pembelajaran lain ataupun gaya mengajar gurunya.

Dengan demikian, pemanfaatan E-Learning seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi menguntungkan karena pembelajaran lebih efisien, dan disisi lainnya memeberikan kerugian terutama dari sisi materil. Namun pada akhirnya, guru dan  peserta didik semakin terbiasa dalam penggunaan E-Learning tersebut.

Namun guru juga bersyukur pelaksanaan pembelajaran melalui E-Learning bisa terbantu adanya aplikasi lainnya yaitu WhatsApp, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para peserta didik dan orang tua/wali, sehingga dapat menolong kelancaran pembelajaran jarak jauh. Alasan menggunakan aplikasi WhatsApp (WA) karena aplikasi ini sudah familier bagi guru maupun peserta didik, sehingga tidak banyak mengalami kendala dalam menggunakannya. Alasan lainnya adalah aplikasi ini menyediakan berbagai kemudahan dan tidak berbayar. 

WhatsApp merupakan aplikasi yang memudahkan dan memungkinkan semua penggunanya dapat berbagi informasi. Melalui WhatsApp Group (WAG) kelas guru dan peserta didik melalukan pembelajaran secara online dengan berbagi informasi, pesan, telephone, untuk mengingatkan setiap peseta didik untuk mengikuti dan masuk di pembelajaran E-Learning.  E-Learning yang dibantu adanya aplikasi WhatsApp sehingga pembelajaran jaraj jauh menjadi bertambah lancar. 

Kelebihan dari aplikasi WhatsApp dalam pembelajaran jarak jauh diantaranya guru dapat mengirim pesan ke seluruh peserta didik, tidak menguras kuota terlalu banyak, guru dan peserta didik dapat berdiskusi dan bertanya jawab dengan rileks, serta antara guru dan peserta didik dapat berkomunikasi kapan saja dan di mana saja tanpa batas waktu dan jarak. 

Adapun kelemahan dari pemakaian aplikasi WhatsApp antara lain banyaknya chat yang masuk di aplikasi WhatsApp Group (WAG) akan mengakibatkan penuhnya memori sehingga koneksi menjadi lambat. Chat yang menumpuk terlalu banyak akan kesulitan untuk mengakses karena harus men-scroll ke atas agar bisa mengikuti jalannya pembelajaran. Kekuatan sinyal sangat berpengaruh dalam pembelajaran jarak jauh sehingga daerah yang signal lemah akan menjadi kendala pada keberlangsungan pembelajaran.

Penggunaan E-Learning dan WhatsApp ini tidak hanya pada satu mata pelajaran saja akan tetapi seluruh mata pelajaran (teori) kecuali untuk kompetensi keahlian yang harus melaksanakan praktik pembelajaran secara langsung. Salah satu mata pelajaran yang menggunakan E-Learning adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Mata pelajaran ini memiliki spesifikasi yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya sehingga menimbulkan tantangan tersendiri dalam penggunaan E-Learning. Pendidikan Kewarganegaraan cenderung hanya menekankan pada aspek pengembangan kognitif (Angraeni, 2011). Tidak hanya itu,   mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan mata pelajaran multi disiplin ilmu karena isi materinya luas mencakup ilmu politik, hukum, ketatanegaraan, dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran ini tidak hanya fokus pada teori-teori saja akan tetapi fokus juga pada perbaikan moral peserta didiknya karena salah satu tujuan mata pelajaran ini adalah untuk membentuk warga negara yang baik.

Berdasarkan fakta tersebut, disimpulkan bahwa pemanfaatan E- Learning dan WhatsApp dengan sebaik-baiknya pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai media penunjang pembelajaran sangat menguntungkan bagi guru dan peserta didik. Guru pengampu mata pelajaran telah dibekali pelatihan penggunaan E-Learning dan sudah  terbiasa dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Alasannya, pertama mengenai jadwal pembelajaran yang lebih fleksibel. Pembelajaran tidak harus datang ke kelas karena dapat diakses dengan mudah dari lokasi manapun. Kedua, suasana pembeajaran yang berbeda dari biasanya menjadikan antusiasme guru dan peserta didik meningkat. Ketiga, materi yang disampaikan lebih variatif. Adapun hal yang tidak  menguntungkan dikarenakan terkendala jaringan, pemborosan kuota, dan pemahaman terhadap materi kurang optimal. 

Namun demikian penggunaan fitur E-Learning dan WhatsApp sangat membantu dan menyelamatkan dunia pendidikan di masa pandemi. Aplikasi WhatsApp telah menjadi penolong dan pelengkap pelaksanaan pembelajaran dengan E-Learning bagi guru dan peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh. Guru dan peserta didik hendaknya bisa lebih mengoptimalkan penggunaan kedua fitur tersebut agar dalam pembelajaran lebih sistematis, menarik dan interaktif. Penggunaan fitur secara optimal bukan hal yang mustahil dapat menjadikan pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kendala atau hambatan yang timbul dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan upaya dan usaha untuk mencari solusi, baik dari guru dan peserta didik serta orang tua/wali, dengan terus berkomunikasi dan bekerjasama untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar lebih baik lagi, efektif, efisien dan optimal.

REFERENSI

  • Aka, K. A. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Sebagai Wujud Inovasi Sumber Belajar Di Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2), 28–37. http://journal.umsurabaya.ac.id/index.php/pgsd/article/view/1041
  • Angraeni, L. (2011). Pentingnya Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis E-Learning di Era Globalisasi. Jurnal Pendiidkan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 24(2), 93–101.
  • Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Covid-19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta. Jurnal Basicedu: Research & Learning in Elementary Education, 5(1), 367–375.
  • Firdausi, F. U., & Setiani, P. P. (2018). Pengembangan Modul E-Learning Berbasis WEB Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang. Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online), 11(2), 1203–1217.
  • Japar, M., Fadhilah, D. N., & Syarifa, S. (2020). Pelatihan Penggunaan Google Classroom Dan Kahoot Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru Pendidikan Kewarganegaraan Di Era Digital. Jurnal Karya Abdi, 4(1), 18–27.
  • Nasution, A. H. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis E-Learning Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Bidang Studi PPKn di Kelas XII Akuntansi SMK Swasta Panca Dharma Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2019-2020. Jurnal Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(3), 649-657.
  • Nugraheni, A. R. E., & Dina. (2017). Pengaruh Penerapan Pembelajaran E- Learning Terhadap Kemandirian Dan Minat Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Wawasan Dan Kajian MIPA. Jurnal Edusains, 9(1), 111–116. https://doi.org/10.15408/es.v9i1.5458
  • Nurgiansah, T. H. (2020a). Build An Attitude of Nationalism Students At SDN 7 Kadipaten With The Method of Discusion In The Subject PPKn. Jurnal Serunai Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan STKIP Budi Daya Binjai, 9(1), 1–11.
  • Nurgiansah, T. H. (2020b). Fenomena Prostitusi Online Di Kota Yogyakarta Dalam Persfektif Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Jurnal Kewarganegaraan, 17(1), 27–34. https://doi.org/10.24114/jk.v17i1.14208
  • Nurgiansah, T. H., & Al Muchtar, S. (2018). Development of Student Awareness through Student Learning Model Jurisprudential in Citizenship Education. ATLANTIS PRESS, 251(Acec), 670–674. https://doi.org/10.2991/acec- 18.2018.150

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...