Selasa, 30 November 2021

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENUMBUHKAN RASA KEPEDULIAN PESERTA DIDIK DAN KECAKAPAN MEMECAHKAN MASALAH

Oleh: Cettra Shandilia L. A., S. Pd.
(Guru Sosiologi di SMA N 6 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Di masa sekarang ini, mencari anak atau peserta didik yang memiliki rasa peduli terhadap lingkungan sekitar sangatlah sulit. Anak-anak sudah mulai terpengaruh oleh smatphone dan media sosial sehingga anak-anak menjadi anak yang individualis dan tidak peduli kepada orang lain serta lingkungan sekitar. Di satu sisi kurikulum pendidikan menuntut tumbuhnya karakter yang baik pada peserta didik. Guru  tidak hanya mencerdaskan saja tetapi juga harus mencetak karakter yang positif. Dalam kurikulum 2013 pencapaian karakter dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik. Dalam pendekatan saintifik dikenal beberapa model pembelajaran di antaranya inquiri learning, discovery learning (DL), problem based learning (PBL) dan project based learning (PjBL). Di antara beberapa model tersebut, yang paling tepat digunakan untuk membentuk karakter anak agar memiliki rasa kepedulian kepada orang lain, mampu bersosialisasi dengan baik, responsif terhadap lingkungan, berfikir kritis serta cakap memecahan masalah maka model yang paling tepat adalah model PBL. Model PBL dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki kecakapan berpartisipasi di dalam tim. 

Menurut Abidin (2014:161), PBL memilki karakteristik: 1) masalah menjadi titik awal pembelajaran; 2) masalah bersifat kontekstual dan otentik; 3) masalah mendorong lahirnya kemampuan siswa berpendapat; 4) masalah yang digunakan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta kompetensi siswa; 5) model PBL berorientasi pada pengembangan belajar mandiri; 6); model PBL memanfaatkan berbagai sumber belajar; 7) model PBL dilakukan melalui pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif; model PBL menekankan pentingnya perolehan keterampilan meneliti, memecahkan masalah dan penguasaan pengetahuan; model PBL mendorong siswa agar mampu berfikir tingkat tinggi; 8) model PBL diakhiri dengan evaluasi. 

Melihat karakteristik di atas, kita dapat menggunakan PBL untuk meningkatkan kecakapan memecahkan masalah. Karena, peserta didik memiliki karakteristik yang beranekaragam, mulai dari latar belakang keluarga, ekonomi dan intelektual, maka guru sebagai tenaga pendidik berusaha menghasilkan output yang maksimal walaupun dari input yang minimal dengan harapan mencetak anak yang cerdas dan pintar sekaligus berkarakter. 

Melalui mata pelajaran Sosiologi proses pembelajaran menumbuhkan karakter terhadap kepedulian sosial dengan menyesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD), yaitu diantaranya adalah; mengkaji tentang gejala sosial, masalah sosial, konflik sosial dan ketimpangan sosial. Dari keempat KD tersebut telah diterapkan model PBL dan hasilnya peserta didik memiliki sikap responsif terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat dari sikap responsif akan menjalar pada rasa kepedulian yang akhirnya memunculkan ide-ide untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Ide muncul sebagai bentuk keprihatinan dari peserta didik melihat perkembangan masyarakat yang semakin mengkhawatirkan jika kita lihat dari segi integrasi sosial dan moral. Semangat dan respon positif peserta didik terlihat saat mereka mengerjakan tugas untuk mencari gejala sosial, masalah sosial, konflik sosial dan juga ketimpangan sosial yang ada di sekitar tempat tinggal mereka masing-masing. Hasilnya mereka sangat antusias menyampaikan temuan atau hasil observasi saat pembelajaran di kelas. Di antaranya adalah menemukan gelaja sosial dan masalah sosial berupa masalah ekonomi dan kesehatan di masa Covid-19, konflik yang terjadi antara satgas Covid-19 dan PKL, serta semakin tingginya ketimpangan sosial karena yang kaya semakin kaya yang miskin semakin susah hidupnya. Setelah memiliki respon positif terhadap masalah sosial, konflik sosial maupun ketimpangan sosial di lingkungan tempat tinggal maka rasa kepedulian dikembangkan dengan banyak membaca serta mencari informasi tentang masalah yang bersifat kontekstual dari berbagai media, baik cetak, elektronik atau bahkan melalui media sosial, sehingga anak memiliki banyak pengetahuan, pengalaman yang bisa diterapkan tidak hanya untuk memecahkan kasus di Sosiologi tetapi juga akan berdampak terhadap kecakapan dalam mengatasi masalah kehidupan yang lebih luas. 



14 komentar:

  1. Iya mb...anak-anak...kepedulian sama orang lain mulai pudar...harus ditumbuhkan jiwa karakter lewat pembelajaran

    BalasHapus
  2. Setiap orang pasti punya masalah, saya sangat setuju dengan model pembelajaran tsb karena akan melatih siswa dlm memecahkan masalah yg dihadapi

    BalasHapus
  3. iya betul.. mari menyelamatkan generasi bangsa melalui pendidikan menumbuhkan karakter generasi penerus.

    BalasHapus
  4. Pas banget dengan situasi sekarang..banyak masalah yang muncul di lingkungan kita...dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi yang berkaitan dgn materi sosiologi...

    BalasHapus
  5. Terima kasih teman2 yg sudah komen

    BalasHapus
  6. Arintan Sulistyo Dewi,S.Pd.2 Desember 2021 pukul 10.47

    Saya sangat setuju,sebagai guru kita harus bisa mencerdaskan sekaligus membangun karakter siswa lewat pembelajaran.

    BalasHapus
  7. Sangat bagus. Semoga kita sebagai guru jg semakin kreatif dan inovatif untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yg mampu menumbuhkan karakter peserta didik sehingga mereka tidak hanya cerdas secara intelektual tp jg berkarakter kuat.

    BalasHapus
  8. Dengan munculnya medsos membuat generasi muda banyak yang melupan tugas masing-masing. bahkan yang lebih parah lagi generasi muda banyak yang melupakan tugas dan kewajibannya sebagai generasi muda, Artikel ini sangat bagus mengilhami generasi muda untuk lebih mengenal lingkungan dan diharapkan memiliki karakter yang kuat dengan peduli lingkungan

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Artikelnya keren ๐Ÿ‘ ๐Ÿ‘... Model Problem Based Learning sangat tepat dalam kasus ini

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. Bagus sekali artikelnya bu Cettra๐Ÿ˜Š Ternyata program PBL membuat siswa dapat memecahkan masalah dengan mandiri yang kemudian dapat membentuk karakter baik anak tersebut. Terima kasih untuk ilmu baru yang diberikan melalui tulisan artikel ini bu๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿป

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Sangat bagus bu artikelnya dapat memberikan pengetahuan baru mengenai model belajar PBL dan program tersebut sesuai jika diterapkan kepada peserta didik untuk melatih berpikir kritis dalam KBM terutama pada materi yang lebih kontekstual dengan permasalahan di lingkungan sekitar๐Ÿ™

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...