Sabtu, 27 November 2021

IMPLEMENTASI MODEL PICTURE AND PICTURE PADA PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

Oleh: Retno Wulan Ambarsari, S. Pd.
(Guru Produktif Tata Busana SMK Negeri 3 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Model pembelajaran merupakan suatu bentuk atau pola dalam merancang pembelajaran, dapat juga diartikan sebagai langkah-langkah pembelajaran dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara pembelajaran atau konsep mengajar yang dilakukan oleh seorang guru dalam meyampaikan materi kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar sekaligus hasil belajarnya.

Banyak sekali model pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru untuk dapat memvariasikan pembelajaran agar lebih menarik. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran Pembuatan Busana Industri salah satunya yang sesuai dengan karakteristik materi adalah model pembelajaran Picture and Picture. Pembelajaran kooperatif ini membawa siswa untuk saling bekerja kelompok dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa diharapkan tidak hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru saja melainkan juga menggerakkan anggota fisik dan mengembangkan pemikiran mereka dengan bekerja secara kelompok. Siswa lebih senang mengikuti pembelajaran apabila terdapat kegiatan yang dikerjakan secara berkelompok. 

Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media pembelajaran. Ibrahim (2000) meyatakan bahwa model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, saling asih, dan saling asuh. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

Taniredja (2013) pembelajaran Picture and Picture merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan pada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur, berkelompok, sehingga terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif di antara anggota kelompok. Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis, gambar- gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran, model pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 - 5 orang siswa, dengan kemampuan heterogen, jenis kelamin berbeda, saling membantu, dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran Picture and Picture ini merupakan sebuah model pembelajaran dimana guru menggunakan alat bantu seperti media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu media gambar tersebut diharapkan siswa dapat mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga apapun pesan yang disampaikan oleh guru, bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.

Model pembelajaran ini memiliki ciri aktif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. inovatif; setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Pembelajaran kreatif; setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Prinsip dasar dalam model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:

  1. Setiap siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
  2. Setiap siswa harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
  3. Setiap siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
  4. Setiap siswa akan dikenai evaluasi.
  5. Setiap siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
  6. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut: 

  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingindicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
  2. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
  3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa untuk ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
  4. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
  5. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, banyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk meatau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sembantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
  6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah.
  7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut.

Model pembelajaran Picture and Picture melatih siswa untuk dapat bekerja sama dengan teman yang lainnya dan belajar bertanggung jawab dengan tugas yang di dapat. Dengan menggunakan alat bantu media gambar tersebut diharapkan siswa dapat mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga apapun pesan yang disampaikan oleh guru, bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.

REFERENSI:

  • Ibrahim, M. dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
  • Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta. 


11 komentar:

  1. Tetap semangat untuk berinovasi dalam pembelajaran... maju terus guru-guru hebat Indonesia.

    BalasHapus
  2. Jangan lelah untuk terus belajar,fokus dan berkembang menghadapi perubahan,semangat untuk tetap berkarya

    BalasHapus
  3. salut buat guru-guru hebat...slalu memiliki inspirasi baru untuk siswa2 milenial

    BalasHapus
  4. Salut dengan tulisan ini, menunjukkan bahwa guru telah memberi teladan sebagai pembelajar, tidak hanya puas dengan ilmu yang telah dimiliki, mau terus belajar untuk bisa memberi kontribusi lebih kepada masyarakat. Semangat bu!!

    BalasHapus
  5. Pembelajaran yang tidak monoton membuat guru lebih kreatif dan siswa lebih aktif dalam belajar...semangat terus untuk pendidik hebat

    BalasHapus
  6. Perkembangan zaman menuntut kita untuk semakin kreatif dan inovatif. Komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran harus terjalin antara siswa dan guru. Salut untuk guru-guru hebat Indonesia yang tidak lelah untuk selalu belajar. Teruslah semangat memberikan inspirasi dan kontribusi. Very good article.

    BalasHapus
  7. inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan setiap saat karena masalah ketika mengajar hari ini akan berbeda dengan masalah di pertemuan selanjutnya. karakter antara satu siswa dengan siswa lain juga tentu tidak akan selalu sama. tetap semangat berinovasi bu retno dan semua bapak ibu guru...

    BalasHapus
  8. Dengan membaca ini semoga bapak ibu guru semakin mendapat cara untuk membersamai peserta didiknya..

    BalasHapus
  9. Pendidikan akan selalu berkembang dan diperbaharui sesuai dengan
    perkembangan zaman. Oleh karena itu dibutuhkan upaya-upaya untuk menyesuaikan
    dan meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang berkualitas
    didukung oleh sumber daya manusia yang harus berkualitas pula. Guru sebagai garda
    depan pendidikan harus berusaha meningkatkan kompetensinya supaya dapat
    mengikuti perkembangan zaman untuk menghasilkan output pembelajaran yang
    berkualitas pula. Oleh karena itu inovasi-inovasi dalam pembelajaran perlu dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Dengan inovasi pembelajaran maka guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, aktif, dan kreatif sehingga menumbuhkan motivasi pada diri siswa untuk ikut terlibat secara aktif didalam proses belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri. Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang maksimal. Kemauan guru untuk membuat inovasi dalam pembelajaran sejalan dengan meningkatnya kompetensi yang dimiliki guru. Tetap semangat berkarya, Bu..

    BalasHapus
  10. Tulisan ini memberikan inovasi untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif sehingga dapat menarik perhatian peserta didik
    Semangat para rekan guru untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...