Jumat, 16 Juli 2021

MENENTUKAN PEMBELAJARAN DARING MELALUI DAPODIK SEBAGAI PRAKTEK PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM INFORMASI


Oleh Indra Rahadi, S. Kom

(Guru TIK SMAN 8 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.1 No.3 Mei - Agustus 2021

Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia masih tidak menentu, oleh karena itu pemerintah masih mengambil keputusan untuk proses belajar mengajar pada tahun pelajaran 2021-2022 dilaksanakan secara daring untuk menghindari penyebaran virus melalui kluster sekolah. Namun demikian untuk menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring masih memiliki kendala yaitu disparitas (kesenjangan) teknologi dalam penyelenggaraannya. Salah satu penyebab kesenjangan terjadi adalah kondisi ekonomi yang majemuk dari keluarga Peserta Didik. Oleh karena itu agar sekolah dapat dinilai bermutu melalui tingkat kepuasan pelanggan internal dan eksternal, maka sekolah harus bijak mengambil keputusan yang tepat dengan memanfaatkan Dapodik sebagai Sistem Informasi Manajemen Sekolah. Dapodik mengolah data pokok pendidikan mulai dari Peserta Didik, Guru, PTK hingga Sarpras sekolah menjadi informasi yang bisa digunakan oleh penentu kebijakan sekolah dalam mengambil keputusan strategis yang efektif.  

PJJ Sinkronus dan Asinkronus

Kondisi ekonomi keluarga karena pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik dalam mengikuti PJJ. Orang tua Peserta didik dengan status PNS dinilai mampu untuk mengikuti PJJ dari segi biaya namun orang tua dengan latar belakang sebagai buruh, pegawai swasta atau pekerja informal dinilai sangat membebani biaya keluarga.

Pembelajaran ideal dalam PJJ adalah model belajar sinkronus, dimana dalam prosesnya dimungkinkan terjadi interaksi langsung secara real time dan face to face dengan bantuan perangkat TIK (laptop, tablet atau smart phone) dan internet. Aplikasi yang populer digunakan sekarang ini adalah Zoom meeting. Aplikasi ini sangat ideal dan mudah digunakan namun aplikasi ini menggunakan kouta data internet yang rakus.  

Layanan Zoom meeting untuk pembelajaran sinkronus memerlukan kuota internet dari 450mb hingga 1Gb dalam 1 jamnya. Konsumsi aplikasi meeting online seperti Zoom, Gmeet dan semacamnya dipengaruhi oleh fitur apa saja yang dipakai, durasi penggunaan, jumlah orang yang terlibat, kualitas video, kecepatan internet, hingga perangkat yang digunakan. Secara rata-rata dimisalkan suatu provider internet menjual paket data 10Gb maka paket tersebut bisa digunakan 10 - 17 jam pemakaian.

Bagi keluarga peserta didik yang berlangganan internet melalui ISP (penyedia jasa internet) berbasis kabel fiber optik yang unlimited kuota seperti Indihome dari PT. Telkom hal ini tidak terasakan tapi bagi mereka yang berlangganan internet melalui Provider berbasis kuota data seperti Telkomsel, Indosat, Smartfren, dll maka sangatlah terasa mahal biayanya. Kendala lain yang berpengaruh dalam kelancaran pembelajaran Sinkronus adalah kekuatan sinyal koneksi internet. Posisi sekolah yang terletak pada tanah tidak rata (pegunungan) dan jauh dari jaringan internet akan menyulitkan dalam berkomunikasi internet terutama dengan media komunikasi berbasis gelombang elektromagnetik termasuk  koneksi data 4G maupun WIFI dan semacamnya.

Pilihan alternatif selain pembelajaran sinkronus adalah asinkronus. Pembelajaran model asinkronus lebih fleksibel karena tidak harus bertemu secara virtual dengan waktu yang terjadwal. Namun demikian asinkronus kurang dalam sentuhan personal antara guru dan siswa, sulit untuk belajar secara kolaboratif, tidak bisa langsung menerima umpan balik dan menuntut kedisiplinan siswa dalam belajar. Untuk mengelolanya bisa menggunakan Learning Management System (LMS) seperti Moodle yang harus dikelola secara mandiri atau menggunakan platform belajar online pihak ketiga seperti Ruang Guru, Zenius, Quipper dan sejenisnya. Asinkronus bahkan bisa dilakukan menggunakan aplikasi perpesanan seperti Whatsapp atau Telegram. Fitur aplikasi Whatsapp mampu digunakan untuk memberikan materi maupun pengumpulan tugas secara multimedia seperti video, PDF, slide, foto, maupun text biasa. Model ini bisa digunakan sebagai alternatif terakhir atas segala kesulitan pembelajaran online yang ada karena aplikasi bersifat universal atau hampir semua perangkat dan orang dalam proses belajar mengajar mampu menggunakannya.

Dalam perkembangannya, fitur sinkronus dan asinkronus dijadikan sutu paket layanan pendidikan berbasis internet seperti Microsoft Teams dan Google Classrooms, kedua sistem e-learning ini selain menyediakan fitur-fitur pembelajaran asinkronus seperti pengumpulan tugas, ruang diskusi, instrumen penilaian online dan sebagai media penampil konten belajar juga menyediakan fitur sinkronus berupa layanan meeting yang terintegrasi. 

Blended Learning Tematik

Dalam adaptasi pembelajaran online karena Pandemi Covid-19, banyak guru memberlakukan model pembelajaran PJJ seperti pembelajaran tatap muka (PTM) yaitu memberikan tugas tanpa memperhatikan kapasitas peserta didik. Masing-masing guru mapel memberikan tugas tanpa berkolaborasi dengan guru mapel lainnya sehingga dalam waktu seminggu bisa saja semua guru mapel memberikan tugas secara bersamaan dengan waktu yang singkat. Selain itu adapula guru yang menuntut untuk pembelajaran Sinkronus dengan waktu yang penuh. Hal-hal seperti ini perlu disadari oleh guru bisa membuat peserta didik menjadi stress dan kehilangan makna belajar.

Salah satu strategi yang bisa digunakan sekolah dalam mengurangi beban belajar dan tugas yang berlebihan adalah dengan melakukan penggabungan materi sesuai tema antar mapel. Materi pelajaran yang memiliki Kompetensi Dasar (KD) dengan tema yang sama digabungkan dalam suatu tugas berbasis proyek yang kolaboratif. Pada tahap akhir penilaian tugas proyek tersebut digunakan untuk menilai capaian belajar semua mapel yang berkolaborasi baik penilaian sikap, kognitif maupun praktek. Tugas membuat proyek yang divideokan bisa menjadi suatu pembelajaran berbasis proyek yang otentik untuk dinilai bila proyek tersebut mengutamakan rekaman prosesnya. Suatu proyek IPA bisa digabungkan dengan mapel matematika, bahasa maupun agama. IPA dan matematika cukup relavan secara tema, mapel bahasa bisa menilai misalnya dari diksi yang digunakan ketika melakukan presentasi sedangkan dari sisi nilai agama bisa dinilai dari adab dan sopan santun siswa.

Kedepan apabila kondisi membaik atau pasca pandemi mereda dan dimungkinkan melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sekolah bisa menggunakan strategi pembelajaran Blended Learning. Blended Learning pada intinya adalah menggabungkan pembelajaran online (daring) secara sinkronus dan asinkronus dengan pembelajaran offline (luring) sinkronus. Setiap sekolah pasti akan memiliki strategi yang berbeda dalam melakukan strategi Blended Learning. Tergantung tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, sarana, dan prasarana, kesiapan infrastruktur, literasi pedagogik pendidik, serta dukungan dan kerja sama orang tua (Richardus Eko Indrajit, 2020). Salah satu kebutuhan keterlibatan orang tua dalam pendidikan model daring adalah pembelajaran aspek sikap. Pelaksanaan pembalajaran dan penilaian sikap akan lebih efektif dilakukan oleh orangtua dirumah ketika pembelajaran online/daring.

Dapodik sebagai SIM Sekolah

Dapodik dikalangan pendidikan lebih populer dianggap sebagai suatu aplikasi komputer utama untuk mengurusi pencairan tunjangan profesi guru (sertifikasi) serta dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun Biaya Operasioal Penyelenggaraan (BOP). Namun pada hakekatnya Dapodik (Data pokok pendidikan) adalah suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan yang strategis dan secara efektif dalam konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dalam sistem manajemen Dapodik tergolong sebagai Decision Support System (DSS). 

SIM yang efektif adalah SIM yang dapat berfungsi dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih baik, dengan tersedianya informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Informasi yang didapat, secara lebih lanjut dapat dijadikan pengetahuan (intelligent) yang lebih dibutuhkan oleh manajer (Larry Kahaner. 1998: 9).

Dapodik mengelola data diantaranya Sarana dan prasarana (sarpras), Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Peserta Didik, Rombingan Belajar, Nilai/rapor dan Jadwal KBM. Pada pengelolaan Peserta Didik Dapodik cukup detil datanya; mulai dari biodata, kondisi fisik, jarak rumah hingga kondisi ekonomi keluarga melalui data penghasilan kedua orang tua atau walinya. Secara antarmuka pengguna (user interface) memang memudahkan dalam input data, namun demikian Dapodik juga memberikan kemudahan dalam penyajian informasi untuk membantu pengambilan keputusan strategis sekolah. Rangkuman informasi sekolah bisa diunduh dari Pusat Unduhan\Manajemen\Profil Sekolah.

Dalam lingkup sekolah, Dapodik bisa dimanfaatkan oleh Kepala Sekolah (top management) untuk membantu mengambil keputusan yang bersifat strategis, para wakil kepala sekolah (middle management) membantu mengambil keputusan yang bersifat taktis, dan bagi guru mapel/kelas (lower management) digunakan untuk mengambil keputusan yang bersifat operasional.

Dalam rangka pengambilan keputusan model pembelajaran daring, sekolah bisa melihat terlebih dahulu profil peserta didik dari informasi penghasilan orang tua serta juga Rekap Peserta Didik penerima bantuan dari pemerintah (KIP, KKS, KPS) di halaman depan Dapodik. Informasi ini membantu untuk melihat kondisi ekonomi keluarga Peserta Didik.  Bila prosentase penerima bantuan pemerintah cukup besar maka perlu mempertimbangkan strategi PJJ asinkronus. Secara detail juga perlu dilihat tren kondisi ekonomi keluarga dari prosentase layak diusulkan PIP. Bila indikasi ini naik dari semester ke semester prosentasenya berarti terjadi penurunan kemampuan ekonomi orang tua peserta didik. Pada masa pandemi ini diantara Peserta Didik ada yang kehilangan orang tua karena menjadi korban keganasan Covid-19, kehilangan pekerjaan atau mengalami kebangkrutan.  

Pada data siswa Dapodik juga tersedia data titik koordinat rumah, pada PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun 2021 titik koordinat ini digunakan untuk seleksi SMA/SMK provinsi Jawa Tengah pada jalur Zonasi dimana Calon Peserta Didik dengan titik koordinat rumah lebih dekat dengan Sekolah maka akan lebih diutamakan. Fitur ini sebenarnya bisa dikembangkan lebih jauh, dalam pembahasan ini titik koordinat rumah siswa bisa digunakan untuk memetakan kualitas jaringan internet daerah tempat tinggal siswa, atau dalam permasalahan Pandemi Covid-19 bisa juga digunakan untuk pemetaan kondisi Pandemi didaerah tempat tinggal siswa, dengan informasi tersebut dimungkinkan suatu kelas bila kondisi anggota rombelnya terletak didaerah Pandemi yang sedang tinggi terpapar bencana maka pembelajaran bisa dialihkan secara daring dan mengurangi kegiatan luring hingga kondisi membaik.  

Segala Informasi yang disediakan oleh Dapodik adalah valid dan bisa menjadi acuan pengambilan keputusan strategis sekolah apa bila data yang diinputkan otentik.  Tugas input data Dapodik memang terletak pada seorang Operator Dapodik, namun tanggung jawab data adalah tanggung jawab semua warga belajar disekolah.  Kualitas data dan informasi yang bisa digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang trategis apabila bersifat valid, akurat, Reliable (handal) , up to date dan rahasia.

  

Referensi

  • Edward Sallis, 2008, Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu Pendidikan), IRCiSoD, Jogjakarta.
  • Feiby Ismail, 2020, Manajemen Berbasis Sekolah: Solusi Peningkatan Kcalitas Pendidikan -  
  • Siti Nur Elia Lailasari,2020, Sistem Informasi Manajemen Sekolah Dan Budaya Sekolah Terhadap Kepuasan Siswa Sman Di Kota Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.

 Sumber Internet

  • https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/1bVjaGLb-pakar-pembelajaran-jarak-jauh-tak-mesti-full-online#:~:text=Sinkronus%20berarti%20guru%20dan%20siswa,tugas%20untuk%20dikerjakan%20di%20rumah.
  • https://tekno.kompas.com/read/2020/08/27/18450077/kuota-belajar-online-10-gb-rp-10-bisa-zoom-meetings-dan-google-meet-berapa-jam-?page=all#:~:text=Jika%20kecepatan%201%20Mbps%20bisa,sekitar%20270%20MB%20%2D%20810%20MB.

5 komentar:

  1. Tulisan yang sangat mencerahkan dan mencerdaskan Pak Indra. Kami tunggu tulisan-tulisan selanjutnya. Sukses dan sehat selalu.

    BalasHapus
  2. Luar biasa pak Indra pagi pagi sudah dapat masukan argumen yg bisa menambah wawasan bagi kita , walaupun kita bukan guru TIK , semangat pak Indra kita tunggu tulisan artikel berikutnya .
    Salam sehat selalu.

    BalasHapus
  3. Luar biasa pak Indra pagi-pagi sdah dpt argumen yg luar biasa dan nambah wawasan kita sebagai pendidik, walaupun kita bukan guru TIK , semangat pak Indra kota menunggu tulisan artikel selanjutnya. Salam sehat selalu.

    BalasHapus
  4. Tulisan yang menginspirasi, memberi wawasan mengenai dapodik yang orang awam mungkin belum banyak tahu. Sukses terus Pak Indra. Salam sehat dan semangat..

    BalasHapus
  5. Terima kasih sudah dapat ilmu baru dari pak Indra. Sehat selalu ya!

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...