Senin, 21 Desember 2020

MENINGKATKAN KETERTARIKAN BELAJAR HUMAS DENGAN BAPERAN

Oleh: Khomsatun Nurul Hidayati, S.Pd.

(Guru Produktif OTKP SMK Negeri 1 Karanganyar - Jawa Tengah)


Tantangan yang sering dihadapi oleh pengampu guru produktif OTKP di SMK adalah sulitnya membangkitkan ketertarikan siswa pada materi yang diajarkan. Hal ini biasanya dipicu oleh sikap siswa yang menganggap mudah pelajaran produktif, penempatan jam belajar yang siang dan model atau strategi mengajar yang dilakukan guru. Tanpa adanya ketertarikan pada materi yang diajarkan guru, otomatis akan berpengaruh pada hasil belajar yang mereka acapai. Hasil belajar didapat oleh siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap mata pelajaran setelah mengalami proses belajar mengajar. 

Pada kegiatan pembelajaran OTK Humas dan Keprotokolan, seringkali guru dihadapkan pada kondisi siswa yang sudah lelah fisik dan psikisnya. Sebagai akibatnya mereka cenderung malas-malasan da asal mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketertarikan siswa adalah menerapkan model pembelajaran Baperan (bermain peran atau role playing) mengingat materi di pelajaran ini sangat memungkinkan untuk penerapan model pembelajaran ini.  Role playing (Baperan) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.

Bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan dan dalam suasana riang gembira. Dengan bermain berkelompok anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat membantu pembentukkan konsep diri yang positif, pengelolaan emosi yang baik, memiliki rasa empati yang tinggi, memiliki kendali diri yang bagus, dan memiliki rasa tanggung jawab  yang tinggi. Melihat manfaat besar bermain untuk kehidupan anak-anak, dapat dilakukan inovasi menggunakan bermain sebagai model  pembelajaran. Karena bermain dapat membantu siswa memahami  materi  pelajaran  lebih  mendalam  dengan  melakukan  permainan tentang materi pelajaran yang disajikan. Inovasi pembelajaran yang sudah dilakukan dikenal dengan model pembelajaran bermain peran (Baperan) atau role playing. Model Baperan adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan  imajinasi  dan  penghayatan  siswa  yang  di  dalamnya  terdapat aturan, tujuan, dan unsur senang dalam melakukan proses belajar mengajar. Baperan adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Baperan adalah sebuah permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan  berkolaborasi  untuk  merajut  sebuah  cerita  bersama.  Model pembelajaran bermain peran (role playing) adalah mendramatisasikan cara bertingkah laku orang-orang tertentu dalam  posisi  yang membedakan peranan masing-masing dalam suatu organisasi atau kelompok di masyarakat.

Pada pelajaran OTK Humas dan Keprotokolan materi yang dapat disampaikan dengan model pembelajaran Baperan antara lain adalah praktik public relation, melaksanakan rapat, pelayanan prima dan praktik MC. Sintak pembelajaran model Baperan agar efektif mencapai tujuan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 

  1. Guru menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum kegiatanpembelajaran.
  3. Guru  membentuk  kelompok  yang  anggotanya  heterogen dengan jumlah siswa menyesuaian waktu dan ruangan.
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
  6. Masing-masing siswa berada di  kelompoknya  sambil  mengamati  skenario yang sedang diperagakan.
  7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk membahas penampilan yang selesai diperagakan.
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
  9. Guru memberi kesimpulan secara umum.
  10. Evaluasi

Dalam setiap model, selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan. Kelebihan model Bapaeran melibatkan seluruh siswa berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Siswa berperan seperti orang lain,  sehingga ia dapat merasakan perasaan orang lain, mengakui pendapat orang lain itu, saling pengertian, tenggang rasa, toleransi. Model ini juga melatih siswa untuk mendesain penemuan, berpikir dan bertindak kreatif dalam memecahkan masalah  yang  dihadapi  secara  realistis  karena  siswa  dapat menghayatinya. Siswa akan berkembang pemikirannya untuk  menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat karena diberi kebebasan mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. Kegiatan pembelajaran menjadikan  pendidikan   sekolah   lebih   relevan   dengan   kehidupan, khususnya dunia kerja (link and match). Utamanya dengan penerapan model pembelajaran Baperan ini dapat memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, kelas menjadi dinamis dan penuh antusias serta menumbuhkan membangkitkan  gairah  dan  semangat  optimisme  dalam  diri  siswa  serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

Kelemahan-kelemahan penerapan model pembelajaran Baperan antara lain adalah waktu yang diperlukan relatif panjang/banyak dan adanya sebagian siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu. Model pembelajaran ini memang memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa, dan tidak semua guru memilikinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Baperan adalah model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan, sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Manfaat yang dapat diambil dari penerapan model pembelajaran Baparan adalah: 1) Baperan dapat memberikan semacam hidden practise yaitu murid tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari; 2) Baperan melibatkan jumlah siswa yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar; 3) Baperan dapat memberikan kepada siswa kesenangan karena model ini pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain siswa akan merasa senang dan tertarik karena bermain adalah dunia siswa.


REFERENSI: 

  • Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran. Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.
  • Silberman, Mel. 2009. Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yokyakarta: Pustaka Insan Madani.


16 komentar:

  1. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua....

    BalasHapus
  2. Bisa dijadikan referensi πŸ‘

    BalasHapus
  3. Siip πŸ‘πŸ‘ menambah wawasan guru dalam memberikan materi pembelajaran agar Murid tidak bosan

    BalasHapus
  4. Mantab, bisa jadi referensi πŸ‘πŸ»

    BalasHapus
  5. semoga menjadi inspirasi dan bermanfaat

    BalasHapus
  6. Terima kasih. Sangat membantu guru-guru untuk menemukan ide baru

    BalasHapus
  7. Sangat bermanfaat dan menginspirasi. Sukses selalu, semoga semakin memunculkan ide-ide kreatif baru.. πŸ₯°

    BalasHapus
  8. Salah satu solusi terbaik yang membuat pembelajaran semakin menyenangkan. πŸ‘

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...