Penyusunan Rencana Pembelajaran
Dalam menjalankan profesi, guru harus membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain yang masih berlaku pada saat ini adalah Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sering disebut RPP 1 lembar. Pada Kurikulum Merdeka istilah RPP seringkali disebut dengan Modul Ajar (MA). Guru dalam Menyusun RPP atau MA harus sesuai dengan aturan yang berlaku seperti pada laman: https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/perangkat-ajar/konsep-komponen-modul-ajar/ .
Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:
- Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin;
- Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan melibatkan murid secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya:
- Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan lingkungan murid.
- Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar murid.
- Tujuan pembelajaran;
- Langkah pembelajaran, yang mencakup media pembelajaran yang akan digunakan;
- Asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Dari hasil observasi dan supervisi di sekolah binaan, pada praktiknya guru dalam menyusun RPP atau MA, untuk pembelajaran di kelas belum memenuhi kriteria dan komponen sebagai RPP atau MA, terutama pada pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin, menarik, bermakna, dan menantang, juga asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya. Kebanyakan dalam Menyusun RPP atau MA 1 lembar hanya ada tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang tidak lengkap juga belum mencerminkan pembelajaran berdiferensiasi, serta asesmen yang hanya menyebutkan jenis penilaian kognitif, afektif dan pesikomotor, tanpa ada rujukan lampiran soal.
Manfaatkan QR Code
Usaha membantu guru di sekolah binaan agar dapat menyusun RPP atau MA satu lembar, tetapi dapat memenuhi aturan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Penulis melakukan penelitian tindakan dengan pendampingan pembelajaran berdiferensiasi memanfaatkan QR Code, dengan subyek penelitian 97 orang guru dari 3 sekolah binaan di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2022. Dalam 1 siklus pendampingan, subyek penelitian sebanyak 77 orang guru atau 73% guru dapat menyusun RPP atau MA berdifrensiasi juga memenuhi kriteria dan komponen RPP atau MA dengan memanfaatkan QR Code.
QR adalah sebuah kode matriks (atau dua-dimensi bar code) yang pertama kali dibuat oleh perusahaan Jepang Denso-Wave pada tahun 1994. QR code adalah singkatan dari quick response code. Arti dari kode dalam QR code ini adalah barcode dua dimensi yang bisa memberikan beragam jenis informasi secara langsung. Untuk membukanya, dibutuhkan scan atau pemindaian dengan smartphone. QR code biasanya mampu menyimpan 2089 digit atau 4289 karakter, termasuk tanda baca dan karakter spesial.Hal ini membuat QR code memiliki manfaat untuk menampilkan teks pada pengguna, membuka URL, menyimpan kontak ke buku telepon, dan masih banyak lagi. Manfaat lain dari QR code adalah mampu menyimpan lebih banyak data dibanding barcode
Praktik membantu guru dalam Menyusun RPP atau MA untuk pembelajaran berdiferensiasi dengan memanfaatkan QR Code disusun di google drive pada akun guru dapat di akun belajar.id, dengan membuat file atau folder pada My Drive. Setiap file atau folder dalam My Drive yang akan dishere klik Share atau Get link akan muncul dialog Share “Nama Foder atau File” pada General access pilih Anyone with the link, kemudian lakukan Copy link sampai muncul Link copied, dilanjutkan paste di enter URL pada aplikasi pembuat QR Code, salah satunya antara lain pada laman https://www.the-qrcode-generator.com/ kemudian lakukan Download QR Code, beri nama QR Code yang dibuat pada filename, terakhir download dan QR Code tinggal ditempel pada halaman yang dikehendaki.
Contoh produk pendampingan menyusun modul ajar berbasis QR Code, dan cara pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk mata pelajaran fisika SMA Kelas X/E materi pemanasan global dapat diakses pada link https://drive.google.com/file/d/1QxWu3YvG4RQWwl9i-h1tUP8wzrnpzkED/view?usp=sharing atau scan pada contoh QR Code RPP di bawah ini.
(Sumber pribadi)
Dengan sekali akses QR Code di atas, maka akan muncul QR Code yang lain sesuai dengan komponen modul ajar, ada tujuan pembelajaran dan asesmen awal untuk mengetahui kesiapan belajar murid, dengan memilih gaya belajar yang diminati (shorturl.at/vAPQ7), langkah-langkah pembelajaran dengan materi file yang bervariasi, sesuai dengan minat murid dan kecepatan belajar (shorturl.at/npryC), dan penutup ada asesmen sumatif yang selaras dengan tujuan pembelajaran (shorturl.at/pxJLS).
Praktik Pendampingan telah diterima dengan mudah oleh guru di sekolah binaan, guru dapat menyusun modul ajar berbasis QR Code dan sudah dipraktikan pada pembelajaran di kelas, pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, efektif, dan meyenangkan, bagi guru maupun siswa. Siswa mengakses materi pelajaran dengan mudah, menggunakan handphone yang telah terinstal aplikasi QR code.
Efektif untuk pembelajaran berdiferensiasi
Hasil pendampingan pembelajaran berdiferensiasi memanfaatkan QR Code terbukti dapat meningkatkan literasi digital, baik secara individu maupun kolektif serta efektif menjadikan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Referensi:
- Ayu Sri Wahyuni. (2022). Pendekatan Berdiferensiasi Dalam Pembelajaran IPA: Jurnal Pendidikan MIPA Volume 12. Nomor 2, Juni 2022 | ISSN: 2088-0294 | e-ISSN: 2621-9166 https://doi.org/10.37630/jpm.v12i2.562
- https://belajar.kemdikbud.go.id/
- https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/perkenalan/perangkat-ajar/konsep-komponen-modul-ajar/
- https://www.the-qrcode-generator.com/
- Mousa, A. A., & El-salam, M. A. (2016). Employing QR Code as an Effectiv Educational Tool for Quick Access to Sources of Kindergarten Concepts. International Journal of Educational and Pedagogical Sciences, 10(7), 2338–2341.
- Tomlinson, Carol A. (2001). How to differentiate instruction in mixed-ability classrooms:ASCD.
- Joseph Dedy Irawan 1 , Emmalia Adriantantri. (2018). Pemanfaatan Qr-Code Sebagai Media Promosi Toko: Jurnal MNEMONIC Vol. 1, No. 2, September 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar