Antusiasme belajar peserta didik akan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapainya. Hal ini menjadi hal penting untuk dipersiapkan guru sebelum memulai pembelajaran. Guru perlu memiliki kemampuan menganalisis karakteristik peserta didik dengan tes diagnostik pengetahuan dan nonpengetahuan lalu memilih model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan materi yang digunakan. Guru dapat memilah model, metode, strategi, pendekatan, media pembelajaran yang relevan.
Pergantian Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka di era digital revolusi 4.0 ini menjadikan guru untuk tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan semata, namun juga memerlukan upaya inovasi yang kreatif sehingga pembelajaran dapat berorientasi pada peserta didik. Guru harus mampu memadupadankan pembelajaran dengan karakteristik peserta didik sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan sistematis.
Pebelajaran Cooperatif Learning
Tidak dapat dipungkiri pembelajaran di sekolah-sekolah masih banyak yang menggunakan model konvensional sehingga peserta didik pun terbelenggu dalam mengeksplorasi diri. Guru harus mampu menerapkan pembelajaran berbasis peserta didik dengan melibatkan model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan materi. Misalnya, pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan pembelajaran peserta didik mampu menganalisis nilai yang terkandung di dalam teks hikayat dengan elemen membaca dan memirsa. Pembelajaran ini dapat menerapkan model pembelajaran cooperatif learning - Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran ini bersifat kelompok peserta didik yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam mengkoordinasikan usaha menyelesaikan tugas. Dengan peserta didik berinteraksi dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif mampu membuat keputusan bersama dalam menyelesaikan tugas diberikan guru.
Salvin (1990) memaparkan pembelajaran kooperatif STAD merupakan model pembelajaran paling sederhana, mudah diterapkan guru, dan menstimulus peserta didik untuk berinteraksi dan berkelompok menyelesaikan tugas. Tidak hanya itu, STAD ini mampu mengarahkan tim yang kelompoknya sudah di atas cakap mengajarkan anggota kelompoknya yang masih belum memahami sehingga keputusan dibuat bersama di atas kepentingan bersama. Metode pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan seperti dijelaskan dibawah ini:
Kelebihan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran:
- Memudahkan peserta didik memahami konsep yang sulit bersama timnya dan menumbuhkan kemampuan bekerja sama
- Melatih peserta didik berpikir kritis berupa peningkatan pemahaman peserta didik dengan adanya proses diskusi dalam kelompok
- Membiasakan peserta didik menghargai pendapat orang lain.
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik
- Memacu kreativitas siswa dengan adanya kesempatan untuk bertukar ide dengan siswa lainnya.
Kekurangan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran:
- Situasi dapat menjadi tidak kondusif jika siswa mulai membicarakan hal lain di luar pekerjaan
- Kurangnya keaslian jawaban peserta didik karena memilih untuk hanya meniru jawaban temannya.
- Pemanfaatan waktu yang kurang baik akan membuat setiap kelompok kurang terkoordinasi.
Khan (2011); Supartini (2019); Amornsinlaphachai (2020); Pujiastuti (2021); dan Jalilifar (2022) dalam penelitiannya setelah menerapkan model pembelajaran STAD terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik secara signifikan. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap peserta didik yang rendah hasil belajarnya karena peserta didik yang rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar. Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik peserta didik terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan kooperatif sebelum pembelajaran itu digunakan.
Pembelajaran menganalisis teks dengan STAD
Terdapat enam fase atau tahap yang digunakan untuk menerapkan model penerapan STAD untuk menganalisi nilai yang terkandung dalam teks hikayat.
- Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi kepada peserta didik dicapai pada pembelajaran tersebut.
- Fase 2: Menyajikan informasi kepada peserta didik dengan mengarahkannya untuk eksplorasi diri sebagai pemahaman awal.
- Fase 3: Mengorganisasi peserta didik dalam kelompok 4-5 orang secara heterogen
- Fase 4 : Membantu kerja tim dan belajar secara kelompok mengerjakan LKPD. Guru mengawasi, memantau, mengarahkan, dan menilai proses pembelajaran. Dilanjutkan perwakilan kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan dinilai oleh kelompok lain.
- Fase 5: Mengevaluasi dengan cara peserta didik dan guru melakukan perhitungan skor kuis kelompok dan individu diakumulasi sebagai skor akhir kelompok.
- Fase 6: Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada peserta didik yang mendapat skor tertinggi diumumkan guru. Selanjutnya, peserta didik yang skor tertinggi mendapatkan reward (julukan Excellent tim). Peserta didik diberikan apresiasi dalam bentuk pujian dan penilaian terhadap hasil kegiatan menganalisis nilai teks hikayat.
Model pembelajaran kooperatif STAD menjadi alternatif solusi yang digunakan guru di sekolah sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga terjadi penguatan terhadap materi pelajaran yang diberikan. Sebagai upaya yang telah terealisasi meningkatkan kemampuan peserta didik menganalisis nilai yang terkandung dalam teks hikayat, guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD dalam pembelajaran.
Referensi:
- Amornsinlaphachai, P. (2021) Designing a Learning Model Using the STAD Technique with a Suggestion System to Decrease Learners’ Weakness. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 116(21) Februari https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.23 5
- Jalilifar,A. (2020). The Effect of cooperative learning techniques on college students’ reading comprehension. Journal System, 38(1), Maret 2020, Pages 96-108
- Khan, G.N. (2011). Effect of Students Team Achievement Division (STAD) On Academic Achievement of Students”. Asian Social Science. 7(12); December 2011.
- Slavin, R.E. (1990). Cooperative learning: theory research and practice. Englewood cliffs, NJ Prentice Hall.
- Supartini Baiq, Lasmi. 2019. Meningkatkan Aktivitas Belajar Dalam Materi Mengidentifikasi Nilai-Nilai Dalam Hikayat Dengan Metode STAD Pada Siswa Kelas X MIPA-2 SMA Negeri 1 Masbagik Tahun Pelajaran 2018/2019. Journal Ilmiah Rinjani, 7 (2) Tahun 2019.
keren bu! keep do it<3
BalasHapusKeren!! Terus berkarya bu
BalasHapusKeren Bu 🙏
BalasHapusGreatt!! sangat bermanfaat sekali, terimakasih ilmu nya bu :)
BalasHapusKeren,sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih Bu ilmunya🙏
keren bu, semoga bermanfaat sampai akhir dan tetap semangat bu
BalasHapus