(Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 20 Surakarta - Jawa Tengah)
Sudah satu semester Kurikulum Merdeka diimplementasikan di sekolah penulis, meskipun dengan opsi mandiri berubah karena sekolah belum ditetapkan sebagai sekolah penggerak, namun semangat untuk menjadi agen perubahan membuat para guru tergerak untuk terus melakukan literasi agar maksimal dalam mendampingi anak dalam pembelajaran. Penerapan dari Kurikulum Merdeka menuntut sekolah untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bagi siswa. Sebuah model pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan belajar murid sesuai dengan bakat dan potensi siswa sesuai dengan kodrat alam yang dimilikinya.
Peran Guru pada Kurikulum Merdeka
Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, peran guru bukan sebagai pusat pembelajaran di kelas, namun murid lah yang menjadi pusat pembelajaran. Lantas dimanakah peran guru dalam pembelajaran berdiferensiasi?
Guru mempunyai peran yang sangat vital dalam pembelajaran berdiferensiasi sebagai pendamping, penuntun dan pembimbing siswa saat pembelajaran. Dengan keberagaman potensi dan bakat siswa di kelas, peran guru untuk mendorong siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi pribadi yang bahagia dan merdeka.
Asesmen Diagnostik
Sesuai kodratnya, manusia mempunyai tiga gaya belajar yaitu Auditori, Visual dan Kinestetik. Gaya belajar inilah yang harus dipilah dari siswa sebelum melakukan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.
- Visual. Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Jika ada siswa yang lebih suka untuk membaca materi pelajaran dibanding dibacakan guru, lebih menyukai demonstrasi daripada pidato, suka menggambar di kertas, siswa tersebut mempunyai kecenderungan mempunyai gaya belajar visual.
- Auditori. Gaya belajar auditori berfokus pada pendengaran sebagai penerima informasi dan pengetahuan. Anak dengan gaya belajar auditori tidak ada penolakan terhadap tampilan visual saat belajar asalkan dirinya menerima instruksi melalui audio dengan narasi yang jelas.
- Kinestetik. Gaya belajar kinestetik menyukai sebuah pembelajaran yang melibatkan gerakan, siswa lebih menyukai guru menyampaikan bahan ajar melalui sebuah contoh yang menyentuh obyek. Seperti ketika seorang guru olahraga menyampaikan materi permainan basket dengan praktik langsung di lapangan.
Untuk mengetahui gaya belajar siswa, sekolah perlu mengadakan sebuah asesmen diagnostik di awal pembelajaran. Asesmen diagnostik dilakukan untuk melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan tiga aspek, yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid.
Dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru dapat merencanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan strategi, materi maupun cara belajar sehingga lebih mudah merefleksi pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya.
Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita memerlukan masukan data akurat dari siswa maupun orang tua murid sesuai dengan kenyataan yang ada dan selengkap-lengkapnya yang bersifat faktual.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Setelah mendapatkan data akurat kebutuhan gaya belajar siswa, guru bisa melakukan tiga strategi diferensiasi proses pembelajaran yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
Diferensiasi konten adalah perbedaan konten yang diberikan ke siswa. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan kesiapan dan minat siswa. Guru perlu mempersiapkan bahan dan alat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Sedangkan diferensiasi proses mengacu bagaimana murid akan memaknai dan memahami apa yang akan dipelajari dari sebuah bahan ajar. Guru membuat daftar urutan tugas yang harus diselesaikan oleh murid sesuai dengan gaya belajar dan bakat yang dimilikinya. Dan. diferensiasi produk adalah perbedaan dari hasil pekerjaan yang dilakukan oleh murid. Seorang murid bisa memvisualkan tugasnya melalui sebuah lukisan, namun seorang murid yang lain bisa menyelesaikan tugasnya melalui sebuah nyanyian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disusun oleh guru.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan membuat murid merasa nyaman dalam proses pembelajaran, memicu nalar kritis dan minat belajar siswa yang pada akhirnya siswa mampu mencapai capaian pembelajara yang sudah disusun oleh guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar