Permasalahan rendahnya minat dan motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran PAI perlu ditindaklanjuti, karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang sangat penting. Hal ini ditunjukkan pada pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam sangat penting dalam membentuk warga negara yang religius dan warga negara yang baik. Pendidikan Agama Islam memusatkan perhatian pada pengembangan kecerdasan warga Negara (civic Intellegence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, dan sosial; baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari ini dan esok (Depdiknas, 2005: 32).
Masalah lain yang juga menghambat kemajuan peserta didik secara umum adalah rendahnya minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti berbagai ajang kompetisi, baik di bidang akademik maupun non akademik, termasuk bidang ekstrakurikuler Kerohanian Islam(ROIS). Sebagai guru pembimbing ekstra ROIS, penulis selalu berusaha memotivasi agar peserta didik mempunyai rasa percaya diri, kemauan dan keberanian untuk berkompetisi sesuai dengan kemampuannya demi kemajuan dirinya, dan kemajuan sekolah. Selain motivasi, hal yang tak kalah penting dalam lomba/kompetisi peserta didik adalah strategi pembimbingan peserta didik oleh guru pembimbing.
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan guru dalam pembelajaran PAI adalah sebagai berikut.
- Minat dan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI rendah,karena disebabkan oleh beberapa hal. (a) Input yang relative rendah (b) Peserta didik kurang tertarik dengan PAI karena menganggap PAI sebagai mata pelajaran yang kurang bergengsi (c) Sebagian besar materi PAI berupa hafalan (d) Nilai PAI tidak menentukan kelulusan peserta didik (e) Model dan media pembelajaran yang tidak menarik.
- Rendahnya minat dan motivasi menyebabkan aktifitas dan hasil belajar PAI peserta didik.
- Minat dan motivasi peserta didik dalam kompetisi/lomba rendah, baik akademis maupun non akademis.
- Rendahnya minat dan motivasi peserta didik dalam kompetisi/lomba menyebabkan hasil kompetisi tidak optimal.
Dari masalah-masalah yang sudah diuraikan di atas maka bisa dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
- Bagaimana cara meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran PAI melalui Strategi Senyum dengan metode pembelajaran kooperatif tipe mind mapping?
- Bagaimana cara meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam berkompetisi melalui Strategi Senyum dengan metode pembelajaran kooperatif tipe mind mapping?
- Bagaimana dampak penerapan Strategi Senyum dengan metode pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dalam meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran PAI?
- Bagaimana dampak penerapan Strategi Senyum dengan metode pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dalam meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam berkompetisi?
Pemecahan masalah harus disesuaikan dengan pokok penyebab permasalahan sehingga benar-benar efektif. Untuk memecahkan masalah rendahnya minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran PAI, saya menerapkan implementasi “Senyum Pepeng dengan Metode pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping” maksudnya Senyuman Guru (baik sebagai guru mata pelajaran maupun sebagai guru pembimbing) dengan Penghargaan dan Penguatan (Reward and Reinforcement) dan metode pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.
Pemilihan Senyum Pepeng dengan Metode pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping sebagai strategi dalam mengatasi masalah rendahnya minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran PAI, yang berdampak pada rendahnya aktifitas dan hasil belajar PAI peserta didik, didasari oleh beberapa alasan berikut:
1. Senyum guru membuat peserta didik nyaman dalam belajar
Ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran bisa berawal dari performance guru, demikian juga sebaliknya. Guru yang ramah, peduli, bermuka ceria dan murah senyum membuat peserta didik menjadi nyaman dalam pembelajaran. Dengan senyum tulus guru dalam mengajar dan membimbing peserta didik bisa membuat peserta didik tertarik pada mata pelajaran yang semula kurang mereka senangi sehingga mereka tertarik dan termotivasi untuk ikut aktif dalam pembelajaran.
2. Penghargaan dan Penguatan (Reward and Reinforcement) dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta mampu mendorong minat dan motivasi peserta didik untuk belajar.
Penghargaan (reward) biasanya dikaitkan dengan hukuman (punishment). Namun menurut saya hukuman tidak efektif dalam meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam belajar, apalagi hukuman fisik. Penghargaan lebih tepat disandingkan dengan penguatan, karena penghargaan merupakan salah satu wujud penguatan. Penghargaan dan penguatan mempunyai pengaruh positif bagi peserta didik. Pemberian penghargaan oleh guru akan mendorong peserta didik untuk terus berusaha dalam belajar tanpa keterpaksaan.
Penghargaan merupakan sesuatu yang diberikan kepada peserta didik sebagai imbalan atas prestasi belajar yang dicapai. Sedangkan penguatan adalah segala bentuk respons, yang bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima (peserta didik) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Dengan kata lain penguatan merupakan respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
3. Metode pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping membuat suasana menjadi “hidup”.
Pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping melibatkan seluruh komponen, baik interaksi antara peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan guru, baik secara fisik maupun psikis. Nurhadi (2004:112) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Agus Gerald Senduk, (2003:google.com) mengemukakan belajar kooperatif tipe Mind Maping merupakan pendekatan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Hisyam Zaini (2000:google.com)model pembelajaran kooperatif tipe Mind Maping adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta berkembangnya keterampilan sosial. Berdasarkan pengertian istilah diatas, maka yang dimaksud
Pembelajaran kooperatif diatur lebih lanjut dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007. Penyampaian materi dalam pembelajaran perlu menerapkan strategi kooperatif dan disajikan dengan teknik yang menarik dan menyenangkan, dengan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas, kondisi pembelajar dan materi ajar.
Ketiga komponen di atas yakni, senyuman guru dalam pembelajaran kooperatif tipe mind mapping serta pemberian penghargaan dan penguatan merupakan strategi integrative yang mempunyai fungsi optimal bila diimplementasikan sebagai satu kesatuan konsep dalam menumbuhkembangkan minat dan motivasi peserta didik dalam belajar.
Implementasinya adalah guru selalu berusaha menerapkan strategi kooperatif dalam pembelajaran dan pembimbingan peserta didik. Guru bisa memilih model, metode, dan teknik yang sesuai dengan kondisi kelas, kondisi pembelajar dan karakteristik materi ajar. Sebagai contoh: 1) saya menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode simulasi, kartu Empati ,atau mind mapping pada materi Sejarah Kebudayaan Islam; 2) saya menerapkan model CTL dengan metode inquiry pada materi hokum warisan dan; 3) saya menerapkan model Konstruktivistik dengan metode diskusi, jigsaw, group investigation, dan sebagainya. Untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran, guru harus menggunakan berbagai media, baik cetak maupun elektronik yang sesuai.
Dalam menerapkan strategi pembelajaran kooperatif guru harus selalu menunjukkan ketulusan dalam membantu peserta didik dalam memahami materi ajar dengan keramahan dan senyumnya. Guru harus selalu memberikan penguatan berupa penghargaan atas usaha peserta didik, misalnya dengan pujian, acungan jempol, tepuk tangan dan penambahan point. Bagi peserta didik yang gagal dalam menjawab masalah yang diberikan guru, tetap harus diberikan penghargaan atas usahanya dan diberikan penguatan agar dia tidak takut atau ragu-ragu dalam bertanya, berpendapat atau menjawab pertanyaan. Senyum Dengan demikian kelas akan “hidup”, kreatif, dan inovatif, karena semua peserta didik berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Senyum Pepeng dengan Metode pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping tidak mengenal punishment (hukuman) bagi peserta didik.
Keren bu dhiyah......seperti riilnya beliau banyak senyum dalam mendidik peserta didiknya....
BalasHapusMantap bu Mardhiyah terus berkarya utk cerdaskan bangsa
BalasHapusMasyaallah bu dyah, semoga ini bisa menjadi contoh dan motivasi kepada guru lain...
BalasHapusBarokallah Bu dhiyah sangat inspiratif
BalasHapusAlhamdulillaah siiip, lanjutkan perjuangan dalam pendidikan ilmu Agama Islam, karena untuk mewujudkan kehidupan yang baik diperlukan pendidikan ilmu agama, seperti pendidikan Akhlak ( budi pekerti) yang baik.
BalasHapusMantap publikasinya 👍🏽
BalasHapusInspiratif Bu diyah, semangat, dengan metode senyum akan menumbuhkan akhlak mulia bagi peserta didik.
BalasHapusMasyaallah.. Keren Bu Diyah. Semangat bu !!
BalasHapusBu Diah Smart..👍🙏
BalasHapusMantap Bu Dyah, lanjutkan terus untuk berkarya dalam meraih tujuan yg mulia .Sukses selalu.
BalasHapusMasyaAllah bu dyah
BalasHapusKalo gurunya masuk kls dah besengut n badmood, pasti muridnya jga ikut mager n badmood bljrnya
💪🏻 Semangat trus ngajarnya 👩🏻🏫
Guru panutan muridnya bgt
Mantaaap....bu diah
BalasHapusMantap Bu Diah. Semoga sukses selalu njjih
BalasHapusSangat setuju bu Dyah, sebagai seorang Guru sikap empaty dan simpati apalagi murah senyum harus kita miliki, sebab ketika kita ingin menghadapi siswa harus nyaman dahulu, siip lanjutkan bunda, 😘
BalasHapusSaya rasa memang semua itu ada kaitannya dengan kedekatan dari tenaga pendidik dan siswanya kadang perlu ekstra sabar dengan siswanya yang kurang pandai atau lebih tepatnya belum paham dengan materi yang di sampaikan oleh tenaga pendidik, kalo boleh flashback dulu ada teman saya yang mungkin di bidang akademiknya kurang bagus, namun sekarang sudah berbalik keadaan dan lebih pandai dalam menyerap materi ... dengan beberapa metode seperti yang di sampaikan ibu Siti Mardiyah ini terbukti memang manjur .. terimakasih atas bantuanya dan bimbingannya .. banyak anak anak menjadi cerdas dan memiliki rumah kedua selain rumahnya.
BalasHapusMasyaAlloh bagus sekali mbak Dyah,sangat menginspirasi,sukses selalu
BalasHapusBu Dyah luar biasa....👍
BalasHapusAlhamdulillah muantap bu diyah mg trs maju dn berinovatif
BalasHapusSemangat bu Diyah lanjutkan karyanya dalam mendukung kemajuan anak bangsa
BalasHapusAlhamdulillah 👍👍👍 semangat Bu Diyah 👍👍👍
BalasHapusSemangat bu Diah. Siiip lanjutkan
BalasHapusSeiring berjalannya waktu pasti akan ada hambatan-hambatan baru dan penyelesaiannya, Semoga strategi yang dipaparkan penulis dapat menjadi inspirasi untuk para pengajar 👍
BalasHapusSubhanallah sangat menarik dan bisa memotivasi saya untuk menulis, serta memberikan inspiratif...Sukron.....semangat....
BalasHapus