Selasa, 30 Agustus 2022

Program 5R dan Manfaatnya Sebagai Budaya Kerja di Bengkel Teknik Pemesinan SMKN 2 Surakarta

Oleh: Tri Ma’rufiati, S. Pd.
(Guru Produktif Teknik Pemesinan, SMKN 2 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022

Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak Negara di seluruh dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang, 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih dan tertib, maka kemudahan bekerja baik secara perorangan maupun secara tim dapat diciptakan dan dengan demikian efisiensi, produktifitas, kualitas dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.

1. Ringkas (Seiri)

Prinsip ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpannya supaya dapat mudah diakses terbukti sangat berguna bagi sekolah.
Dalam prinsip ini siswa diminta untuk mampu melakukan:(1) Pemisahan barang dalam kategori diperlukan dan harus disingkirkan.(2) Pemilihan barang yang masih bisa digunakan dan yang rusak.
(3) Pengkategorian barang yang sering digunakan dan yang jarang.

2. Rapi (Seiton)

Prinsip rapi adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan mudah. Pada prinsip ini, yang harus diperhatikan adalah (1) Bagaimana menata barang-barang berdasarkan alur pekerjaan. (2) Bagaimana menata berdasarkan frekuensi penggunaan, fungsi dan batas waktu digunakan. (3) 3. Bagaimana melakukan pengendalian secara visual agar semua barang dapat mudah ditemukan, teratur, dan selalu ditempatnya (tidak dipindahkan seenaknya).

3. Resik (Seiso)

Prinsip resik adalah membersihkan tempat/lingkungan sekolah, mesin/peralatan, dan barang-barang agar tidak terdapat debu, kotoran dan bau, sehingga kondisi mesin dan peralatan dibengkel dalam kondisi baik . Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang mulai dari guru, siswa maupun toolman. Yang menjadi cakupan pada prinsip Resik antara lain:(1) Melakukan pembersihan tempat kerja dari segala debu dan sampah secara rutin. (2) Menyediakan fasilitas kebersihan di tempat kerja. (3) Meminimalisir faktor-faktor yang membebabkan bengkel menjadi kotor dan penuh sampah sisa produksi. (4) Melakukan maintenance terhadap mesin dan peralatan di bengkel, sehingga semuanya dalam keadaan prima.

4. Rawat (Seiketsu)

Prinsip rawat adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai pada (Ringkas, Rapi, Resik) sebelumnya dengan membakukannya (Standarisasi). Prinsip ini dapat berjalan apabila dilaksanakan bersama-sama yang ada di lingkungan sekolah. Dengan memantapkan diri untuk mengimplementasikan prinsip rawat atau seiketsu, kita akan merasakan langsung manfaatnya seperti usia penggunakan mesin dan peralatan di bengkel menjadi lebih panjang sehingga biaya pembelian atau maintenance pun bisa menurun drastis.

5. Rajin (Shitsuke)

Prinsip rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi guru dan karyawan (Toolman) serta siswa untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin di lingkungan sekolah berarti pengembangan kebiasaan positif di lingkungan sekolah. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat. Prinsip rajin di lingkungan sekolah adalah “lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan melakukan apa yang tidak boleh dilakukan”.

Tujuan dari prinsip ini adalah untuk membentuk keseluruhan prinsip sebelumnya menjadi sebuah kebiasaan di bengkel Teknik Pemesinan. Dengan membentuk kebiasaan baru dari semua prinsip-prinsip ini akan meningkatkan pencapaian dan kebiasaan positif di lingkungan bengkel. Manfaatnya adalah semua guru, siswa maupun toolman di bengkel Teknik Pemesinan SMKN 2 Surakarta dapat menjadi lebih disiplin dan melekatkan prinsip 5R sebagai budaya kerja.Penerapan budaya kerja 5R di bengkel Teknik Pemesinan SMKN 2 Surakarta dilaksanakan mulai dari awal pelaksanaan praktek yaitu :

  • Melaksanakan apel sebelum pelaksanaan praktek, tujuannya untuk melatih kedisiplinan siswa, memberikan penjelasan mengenai job yang akan dilaksanakan, dan mengingatkan pentingnya penerapan Keselamatan kerja selama pelaksanaan praktek
  • Berdo’a sebelum melaksanakan praktek, tujuannya adalah membentuk karakter siswa untuk beriman dan bertaqwa pada Tuhan yang maha esa sebagai perwujudan Profil Pelajar Pancasila
  • Menyiapkan peralatan yang akan digunakan, sesuai dengan kebutuhan job yang diberikan ( Prinsip 5R : Ringkas/Seiri) dan meletakkan peralatan ditempat yang aman tetapi mudah dijangkau apabila dibutuhkan (prinsip 5R : Rapi/seiton)
  • Mengecek kondisi mesin yang akan digunakan (cek oli/pelumasan) sebagai penerapan budaya 5R Rawat/seiketsu
  • Memahami dan melaksanakan alur kerja dari job yang diberikan melalui work preparation yang sudah dibuat sebelumnya dengan tetap memperhatikan K3 (Keselamatan Kerja) sesuai dengan prinsip 5R Rajin/Shitsuke.
  • Selesai melakukan praktek siswa diwajibkan melakukan cleaning (1) Mesin, mesin dipastikan dalam keadaan bersih dari beram-beram/sisa pengerjaan,kering dari sisa cooland dan dipastikan tidak ada aliran listrik OFF. (2) Perlengkapan kerja (tool, alat ukur, pahat dll) dipastikan dalam keadaan bersih dan dikembalikan sesuai dengan tempatnya (3) Benda kerja disimpan dalam keadaan aman. 
  • Apel setelah melaksanakan praktek, tujuan dari apel ini yaitu (1) Evaluasi kegiatan praktek (2) Untuk memastikan semua peralatan yang digunakan untuk praktek sudah dalam kondisi bersih, baik, dan dikembalikan ditempatnya.(3) Berdo’a setelah praktek
Budaya 5R memberikan efek positif pada diri siswa, mereka menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, mampu bekerja sama dan  punya rasa memiliki. Hal ini sangat penting karena Budaya 5R diharapkan menjadi ciri khusus dari setiap siswa dan lulusan SMK Negeri 2 Surakarta, sehingga perlu ditanamkan semangat untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Penekanannya adalah dengan menciptakan kebiasaan dan perilaku yang baik, yaitu dengan mengajarkan kepada siswa untuk melaksanakan dan mematuhi peraturan. Aturan-aturan perlu dibuat dalam upaya pemeliharaan dan menjaga konsistensi dalam pelaksanaan Program 5R.

7 komentar:

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...