Rabu, 24 Agustus 2022

PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS PROJEK

Ratih Alfina Putri, S. Pd.
(Guru Sejarah SMKN 3 Surakarta - Jawa Tengah) 

Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022

Fenomena globalisasi  menjadi hal utama dalam kemajuan teknologi. Teknologi memainkan peranan utama dalam berbagai bidang. Di era digital seperti pendidikan pun berperan dalam memberikan perubahan dan inovasi sesuai dengan zamannya. Zaman digital ini tentunya membawa perubahan gaya belajar konvensional menjadi berbasis teknologi. Guru di era digital pun akan dihadapkan dengan teknologi yang sangat pesat. Tentunya menjadi  PR besar guru untuk melakukan  inovasi dalam pembelajaran.

Kurang maksimalnya implementasi model pembelajaran berbasis teknologi dengan inovatif dan kreatif menyebabkan siswa kurang interaktif dalam proses pembelajaran di kelas terutama pada mata pelajaran Sejarah yang seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Pembelajaran Sejarah yang menyenangkan dengan membuat kreasi media diperlukan agar motivasi belajar peserta didik meningkat. Dalam proses pembelajaran siswa cenderung bosan dan kurang tertarik dengan proses pembelajaran yang berlangsung karena metode yang digunakan hanya ceramah dan monoton. Keaktivan siswa dalam proses pembelajaran juga memiliki peran penting dalam hasil belajar. 

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan saintifik dan terdiri dari beberapa tahapan, antara lain mengamati, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Melalui berbagai tahapan tersebut siswa dapat meningkatkan perannya dalam proses pembelajaran.

Project Based Learning 

Proses pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa untuk menghasilkan suatu proyek. Pada dasarnya model pembelajaran ini lebih mengembangkan keterampilan memecahkan dalam mengerjakan sebuah proyek yang dapat menghasilkan sesuatu. Dalam implementasinya, model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk membuat keputusan dalam memilih topik, melakukan penelitian, dan menyelesaikan sebuah proyek tertentu. Pembelajaran dengan menggunakan proyek sebagai metoda Varia Pendidikan, pembelajaran. Para siswa bekerja secara nyata, seolah-olah ada didunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis. 

Kelebihan Project Based Learning

  • Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
  • Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
  • Meningkatkan daya kolaborasi.

Kelemahan Project Based Learning

  • Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks
  • Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.

Langkah-Langkah Pembelajaran Project Based Learning

1. Penentuan pertanyaan mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk peserta didik. dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

2. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun jadwal

Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

  • Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
  • Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
  • Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
  • Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
  • Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan.

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagiaktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

5. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6. Mengevaluasi pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.

Canva Sebagai Media Pembelajaran

Canva menyediakan ruang belajar untuk setiap guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran dengan mengandalkan media pembelajaran berbasis teknologi. Canva menyediakan lebih banyak template menarik untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. Berbagai template menarik dapat disajikan dalam Power Point, memberi warna, gambar, huruf, dan lain sebagainya agar produk Power Point yang dibuat untuk menyampaikan materi lebih menarik. Selain itu, Canva juga bisa dimanfaatkan siswa untuk membuat presentasi hasil tugas, poster, puisi, iklan, dan lain sebagainya.

Selain membuat bahan ajar dengan tampilan presentasi yang inovatif. Dengan Canva, guru juga dapat memakai template dengan warna menarik dan tambahan font lainnya untuk memperindah background video pada saat ditampilkan. Begitu juga dengan poster, infografis, resume, selembaran, dan lain sebagainya yang dapat dipakai dan digunakan.Tidak hanya guru yang dapat menggunakannya, bila mana guru menganjurkan untuk membuat suatu video, presentasi, poster, dan lain sebagainya yang berisi penjelasan, turorial ataupun lainnya, siswa diharapkan dapat mengoperasikan dan membuat suatu desain yang menarik. Keuntungan yang didapatkan selain mendapat ilmu dalam pembelajaran, siswa juga belajar untuk, kreatif, terampil, dan inovatif dalam mengembangkan materi yang dipelajari.

Untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif diperlukan kemampuan dalam membuat media pembelajaran yang efektif dan inovatif serta relevan dengan karakteristik peserta didik dan materi. Dengan demikian peseta didik akan lebih tertarik dengan materi yang kita sampaikan dan akan memacu semangat belajar di kelas. Metode pembelajaran yang menarik dan inovatif dan memberikan motivasi terhadap peserta didik supaya lebih tertarik untuk belajar, peserta didik juga sebaiknya diberikan kebebasan dalam berekspresi sehingga mereka bebas untuk berkreasi. 


REFERENSI:

  • Daryanto dan Rahardjo, M. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.
  • Widiasworo, E. (2016). Strategi Dan Metode Mengajar Siswa Diluar Kelas (Outdoor Leaning) Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, Dan Komunikatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...