Senin, 11 Juli 2022

Peran Penting Guru dalam Membentuk Karakter Peserta Didik

Oleh: Dwi Gisela Sari
(Guru PPKn SMAN 1 Weru Sukoharjo - Jawa Tengah)

Edisi: Vol. 2 No. 3 Mei - Agustus 2022

Pendidikan menjadi bagian utama dalam membentuk peradaban setiap generasi bangsa. Untuk itu prioritas pembangunan Nasional mengupayakan terbentuknya manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan moral sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa. Oleh karean itu guru berperan penting dalam keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia.

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter berupa pengetahuan, kemauan, dan perilaku-perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, dan kebangsaan. Karakter yang dimaksud adalah dapat berupa watak, tabiat, akhlak yang ada pada diri individu dari hasil internalisasi cara berpikir dan berperilaku sebagai identitas atau ciri individu yang dapat di bentuk melalui pendidikan.

Peran Guru dalam Membentuk Karakter Peserta Didik

Peran guru dalam membentuk peserta didiknya sangatlah penting. Arahan guru menjadi petunjuk jalan bagi kegiatan peserta didiknya. Sekali saja guru menyampaikan hal yang salah pada peserta didiknya, saat itu pula telah menyesatkan anak didiknya. Sehingga, seorang guru, sebelum dan selama menjadi guru, dia harus memiliki karakter guru. Guru hendaknya menjadi orang yang memiliki wawasan yang luas, apa yang disampaikan oleh guru harus merupakan sesuatu yang benar dan memberikan manfaat, seorang guru harus mengedepankan sikap yang obyektif dalam menghadapi setiap permasalahan, seorang guru hendaknya memiliki dedikasi, motivasi, dan loyalitas yang kuat, memiliki kualitas dan kepribadian moral, guru harus membentuk watak humanis anak didiknya serta guru juga harus melek informasi dan teknologi.

Karakter di atas, menjadi kemestian bagi seorang guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dan melatih. Ketika ingin mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yang harus dilakukan guru menurut Ngainun Naim adalah: Pertama, guru harus memiliki pegangan asasi tentang mengajar dan dasar-dasar teori belajar. Kedua, guru harus dapat mengembangkan system pengajaran. Ketiga, guru harus mampu melakukan proses pembelajaran yang efektif. Efektifitas adalah asas yang memungkinkan tercapainya tujuan secara optimal. Keempat, guru harus mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan balik bagi seluruh proses yang ditempuh (Ngainun Naim, 2009:11-12). 

Ungkapan yang sering kita dengar: Saya mendengar, saya lupa, saya melihat, saya memahami, saya melakukan saya bisa. Ungkapan Confusius 100 tahun Silam tersebut meniscayakan kepada kita tentang bagaimana guru berlaku ketika mengajar. Guru tidak hanya memberikan penjelasan (verbal), tetapi juga mengungkapkannya secara visual, dan mengkondisikan siswanya untuk melakukan. Hal tersebut menjadikan siswa tidak hanya tahu, tetapi juga faham dan bisa. 

Tahu, faham dan bisa, ternyata tidak cukup menjadi bekal hidup. Guru juga harus mendidik dan menanamkan nilai moral. Jika guru bermaksud menanamkan nilai moral, maka yang harus dilakukan: Pertama, guru menjadi seorang penyayang yang efektif. Kedua, guru menjadi seorang model, yaitu orang-orang yang beretika yang menunjukkan rasa hormat dan tanggungjawab yang tinggi baik di dalam maupun di luar kelas. Ketiga, guru menjadi mentor yang beretika (Thomas Licona (Terj), 2012:112). 

Lebih jauh lagi, Munif Chatib memberikan wawasan lebih jauh dan dalam, tentang bagaimana guru mengajar siswa, dimana siswa ditempatkan sebagai manusia. Dalam buku Orang Tuanya Manusia (Munif Chatib, 2012:152), dalam table tentang perbandingan sekolahnya manusia dan sekolahnya robot, tertulis bahwa pada sekolah manusia, gurunya harus mendidik dan mengajar dengan hati dan kesabaran dalam menghadapi siswa dengan beragam kecerdasan. Peran guru sebagai fasilitator di mana guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas lebih banyak dalam kegaiatan belajar. Sikap guru sebagai katalisator yang selalu memantik bakat dan minat siswa, tidak pernah mengatakan bodoh atau nakal, serta mendorong siswa untuk meraih prestasi. Strategi mengajar guru menggunakan multistrategi dan memiliki kreativitas mengajar. Sehingga pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan belaka. 

Tantangan Guru

Guru adalah manusia pilihan. Kegiatan mengajar bagi guru adalah dunia yang menantang sekaligus menggembirakan. Tantangan guru abad ini adalah membentuk karakter peserta didik yang baik dalam kondisi serbuan teknologi yang sangat cepat. Menjadi gurunya manusia, adalah salah satu alternatif yang bisa dilakukan guru. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan menjadi alternative dalam metode pembelajaran di kelas.Membangun hubungan yang harmonis dengan peserta didik serta menjadi guru yang penyayang sekaligus mentor yang beretika, menjadikan guru figur yang bisa dijadikan panutan bagi seluruh peserta didiknya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...