Senin, 22 November 2021

TINGKATKAN CRITICAL THINKING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

Oleh: Novi Fatmawati, S. Pd.
(Guru IPA SMP Negeri 2 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran, meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi atau kondisi belajar yang kondusif dan lingkungan belajar yang mendukung KBM. Motivasi belajar dapat dioptimalkan melalui peningkatan kualitas pembelajaran. Permasalahan yang terjadi adalah selama ini guru kesulitan menciptakan pembelajaran yang berkualitas, salah satunya pada pembelajaran IPA. Berbagai upaya dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran ini. Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan karena penerapan model pembelajaran konvensional dan penggunaan media belajar yang terbatas.

Banyak kendala yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar yang secara keseluruhan menimbulkan kesulitan bagi siswa, selain itu proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajar- mengajar adalah mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru. Kewajiban sebagai pendidik atau guru, tidak hanya transfer of knowledge tapi juga dapat mengubah perilaku, memberikan dorongan yang positif sehingga siswa termotivasi, memberi suasana belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa berkembang semaksimal mungkin. Materi pembelajaran IPA identik dengan kehidupan yang ada di sekitar siswa yang banyak mendatangkan masalah. Sebagai solusi mengatasi kejenuhan sekaligus meningkatkan motivasi siswa dalam belajar guru dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berfikir tingkat tinggi. 

Menurut Duch pengertian dari model Problem Based Learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Model pembelajarn ini merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasar- dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.

Model pembelajaran Problem Based Learning menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai sebuah konteks bagi para siswa dalam berlatih bagaimana cara berfikir kritis dan mendapatkan keterampilan dalam pemecahan masalah, serta tak terlupakan untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus konsep  yang penting dari materi ajar yang dibicarakan. Karakteristik dari model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1. Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

2. Autenthic problems from the organizing focus for learning

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

3. New information is acquired through self-directed learning

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.

4. Learning occurs in small group

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.

5. Teachers act as facilitators

Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar mencapai target yang hendak dicapai.

Sintaks pembelajaran dengan model Problem Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan dan apa yang perlu mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong untuk berperan aktif dalam belajar

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning agar efektif dan efisien adalah sebagai berikut:

  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan logistik yang dibutuhkan serta memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan sebagainya).
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai  seperti  laporan dan membantu mereka berbagai  tugas dengan temannya.
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Dari paparan di atas mengenai langkah-langkah dalam model pembelajaran Problem Based Learning dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-langkah dalam model PBL ini dimulai dengan menyiapkan logistic yang dibutuhkan lalu penyajian topik atau masalah, dilanjutkan dengan siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil, mencari solusi dari permasalahan dari berbagai sumber secara mandiri atau kelompok, menyampaikan solusi dari permasalahan dalam kelompok berupa hasil karya dalam bentuk laporan, dan  kemudian  melakukan  evaluasi  terhadap  proses apa  saja  yang  mereka gunakan.

Penerapan model Problem Based Learning pada kegiatan pembelajaran memiliki kelebihan sebagai berikut:

  • Melatih   siswa   memiliki   kemampuan   berfikir   kritis,   kemampuan memecahkan masalah, dan membangun pengetahuannya sendiri.
  • Terjadinya peningkatan dalam aktivitas ilmiah siswa.
  • Mendorong siswa melakukan evaluasi atau menilai kemajuan belajarnya sendiri.
  • Siswa terbiasa belajar melalui berbagai sumber-sumber pengetahuan yang relevan.
  • Siswa lebih mudah memahami suatu konsep jika saling mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan temannya.

Kelemahan dalam penerapan model Problem Based Learning diantaranya adalah:

  • Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat mendorong siswa bekerjasama dalam kelompoknya meningkatkan motivasi belajar sekaligus  prestasi belajar mereka. Dengan kualitas pembelajaran yang meningkat, siswa menjadi senang belajar sehingga dapat memacu critical thinking mereka dan mengurangi kesenjangan kemampuan individu karena semua siswa dituntut menjadi aktif.


16 komentar:

  1. Good preposisiton...Jadi lebih tau nih tentang PBL...menambah pengetahuan tentang PBL..penulisan yang terstruktur dan bahasa yang mudah dipahami...good job..๐Ÿ‘

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah tambah ilmu dgn membaca artikel ini... Sukses dan semangat berkarya

    BalasHapus
  3. Sangat menarik dan sesuai dengan paradigma pembelajaran terbaru yg memuat Profil Pelajar Pancasila,salah satunya adalah berfikir kritis
    Perlu selalu dieksplorcdan dikembangkan

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, anak2 jadi bisa lebih paham mempelajari sesuatu, karena mereka mencari akar sebabnya dulu. Sehingga bisa mencari penyelesaian yg tepat

    BalasHapus
  5. Joss tenan... Tambah ilmu dan Selamat berkarya bu novi...

    BalasHapus
  6. Luar biasa, sangat relevan dengan pembelajaran paradikma baru, dimana peserta didik harus sebagai pusat kegiatan pembelajaran... Sukses untuk Bu Novi

    BalasHapus
  7. Menjadikan motivasi dan tambahan wawasan dalam mengajar...sukses bu novi

    BalasHapus
  8. Menjadi bertambah ilmu dengan paparan Panjenengan. Tetap semangat Bu Novi.

    BalasHapus
  9. Semangat Bu Novi,jadi tambahan ilmu buat kita para pendidik,terimakasih.

    BalasHapus
  10. Bagus isinya Bun, bisa menambah pengetahuan dan luar biasa karyanya...mantap

    BalasHapus
  11. Model pembelajaran yg sangat menarik dan relevan dengan pembelajaran saat ini untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, selain itu sebagai upaya untuk peserta didik agar tidak mudah bosan dg pembelajarannya๐Ÿ˜ sukses selalu untuk bu novi๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  12. Model pembelajaran yg sangat menarik...semangat dan sukses slalu

    BalasHapus
  13. Tetap semangat Bu Novi. Terus berkarya.

    BalasHapus
  14. ๐Ÿ‘ wah, membuat saya terinspirasi

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...