Edisi: Vol.1 No.2 Jan-Apr 2021
Oleh : Ch.Agustiwati Putri, S.Pd.
(Guru Mapel Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Banyudono Boyolali Jawa Tengah)
Dalam pembelajaran di sekolah, pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap rumit dan sulit dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, dalam proses pembelajarannya diperlukan model pembelajaran yang bervariasi. Artinya, dalam penggunaan model pembelajaran tidak harus sama untuk semua pokok bahasan. Sebab dapat terjadi suatu model pembelajaran tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak cocok untuk pokok bahasan yang lain.
Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia. Masing-masing memiliki karakteristik dan cara yang berbeda-beda dalam penyampaiannya sehingga memungkinkan adanya perbedaan pada hasil belajar Indonesia siswa, baik meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Perbedaan itu terjadi karena adanya perbedaan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh pendidik.
Guru harus bisa berinovasi dan kreatif dalam mengelola pembelajaran yang semula monoton juga membosankan menuju pembelajaran yang menyenangkan, variatif, dan bermakna. Sekarang ini banyak model pembelajaran yang sudah berkembang yang dapat digunakan oleh guru dan dianggap dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning. Salah satu di antaranya yaitu teknik pembelajaran Think Talk Write. Model pembelajaran Think Talk Write adalah model pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaan dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat
laporan hasil presentasi. Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) cocok digunakan untuk menyampaikan materi teks pidato persuasif.
Model pembelajaran Think Talk Write adalah sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Model pembelajaran TTW merupakan model pembelajaran berbasis komunikasi. Think artinya berpikir. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Berpikir merupakan kegiatan mental yang dilakukan untuk mengambil kesimpulan setelah melalui proses mempertimbangkan. Kemampuan membaca dan juga membaca secara kompherensif secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris demi baris atau membaca yang pentingnya saja. Seringkali suatu teks bacaan diikuti oleh panduan bertujuan untuk mempermudah diskusi dan mengembangkan pemahaman konsep. Talk artinya berbicara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berbicara artinya pertimbangan pikiran dan pendapat. Talk adalah berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata yang mereka pahami. Pentingnya Talk dalam dalam suatu pembelajaran yaitu dapat membangun pemahaman dan pengetahuan bersama melalui interaksi dan percakapan antarsesama individu dalam kelompok. Write artinya menulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya). Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Aktivitas menulis berarti mengonstruksi ide dalam hal ini setelah berdiskusi atau berdialog antarteman kemudian dapat mengungkapkannya melalui tulisan.
Jadi kesimpulan dari uraian di atas, yaitu Think Talk Write adalah aktivitas berpikir peserta didik dalam membaca suatu teks dan dapat menyimpulkan apa yang akan didiskusikan. Talk adalah aktivitas berbicara peserta didik dengan teman kelompoknya untuk membahas apa yang akan dibahas bersama-sama. Write adalah aktivitas menulis yaitu peserta didik akan menulis dan mengonstruksi ide karena setelah berdiskusi atau berdialog antarteman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
Manfaat penerapan model Think Talk Write dalam kegiatan pembelajaran teks pidato persuasif adalah sebagai berikut:
- Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan Think Talk Write dapat membantu peserta didik dalam mengonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep peserta didik menjadi lebih baik. Peserta didik dapat mengomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan teman sehingga peserta didik saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan.
- Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan Think Talk Write dapat melatih peserta didik untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis sehingga peserta didik lebih memahami materi dan membantu peserta didik untuk mengomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan teks pidato persuasif.
Model pembelajaran Think Talk Write memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Mempertajam seluruh keterampilan berpikir kritis.
- Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.
- Keterampilan berpikir kritis dan kreativitas peserta didik dapat berkembang dengan diberikannya latihan soal.
- Dengan berinteraksi dan berdiskusi dalam kelompok, akan melibatkan peserta didik secaraaktif dalam pembelajaran.
- Membiasakan peserta didik berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan dengan diri mereka sendiri.
- Memberikan pembelajaran ketergantungan secara positif.
- Suasana menjadi rileks sehingga terjalinnya hubungan persahabatan antara peserta didik dan guru.
- Adanya keterampilan menjalin hubungan interpersonal yang berupa keterampilan sosial berupa: tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengritik ide orang lain secara benar, berani mempertahankan pikiran dengan logis, dan keterampilan lain yang bermanfaat untuk menjalin hubungan antarindividu.
Kelemahan dari model pembelajaran Think Talk Write :
- Ketika peserta didik bekerja dalam kelompok, bisa terjadi mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan karena didominasi oleh peserta didik yang mampu.
- Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalam menerapkan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) tidak mengalami kesulitan,
- Dengan adanya keleluasaan pembelajaran, apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak dapat tercapai.
- Apabila guru kurang jeli, dalam memberikan penilaian individu akan kesulitan.
- Dibutuhkan fasilitas yang cukup memadai untuk pelaksanaannya.
Untuk mewujudkan pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan harapan, maka sintaks model pembelajaran Think Talk Write sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Guru menjelaskan tentang skenario model Think Talk Write dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Guru memberikan sedikit materi pembelajaran.
- Guru membuat kelompok terdiri atas 4 orang dan memberikan teks pidato persuasif kepada peserta didik.
- Peserta didik membaca dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual (Think) untuk dibawa ke forum diskusi.
- Peserta didik berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup/kelompok untuk membahas isi catatan (Talk). Isi catatan bisa berisi apa yang tidak mereka mengerti untuk bersama-sama mencari jawaban. Peserta didik menyampaikan ide dengan pilihan kata mereka sendiri dalam diskusi tersebut. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.
- Peserta didik mengonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman dan komunikasi dalam bentuk tulisan (Write).
Penggunaan model pembelajaran Think Talk Write ini efektif meningkatkan kemampuan peserta didik menulis teks pidato persuasif karena TTW ini akan menumbuhkan keaktifan siswa melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis dalam kelompok. Model pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu menumbuhkembangkan keterampilan abad 21 (Critical thinking, Collaboration, Creativity, Communication, Compassion, Computational logic) dalam menghadapi tantangan global demografi dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar