(Guru Matematika SMK Negeri 3 Surakarta)
Selama pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar sekolah dilakukan secara daring (dalam jaringan). Peserta didik belajar dari rumah secara mandiri. Pastinya tidak semudah belajar seperti saat pembelajaran tatap muka, ada banyak kekurangan atau permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring. Diantaranya peserta didik menjadi kurang aktif dalam pembelajaran, yang ditandai dengan tidak menyalakan kamera, tidak merespon pertanyaan dari peserta didik lain bahkan guru. Untuk itu, perlu adanya inovasi dalam pembelajaran agar memunculkan pembelajaran yang interaktif antara peserta didik, peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan sumber belajarnya.
Esensi dari pembelajaran daring adalah bagaimana proses belajar tetap berlangsung selama di rumah. Bukan memindahkan sekolah ke rumah, tetapi guru perlu memilih materi-materi penting yang perlu dilakukan anak-anak di rumah. Faktor infrastruktur memang mempengaruhi proses belajar daring, tetapi bagaimana guru dapat melaksanakan target kurikulum bisa tetap tercapai. Walaupun dilakukan secara daring, proses belajar mengajar juga tetap harus mengacu pada minat dan kondisi siswa. Tidak bisa disamakan bagaimana fasilitas dan akses belajar siswa di setiap daerah. Dalam hal ini pihak guru sangat penting bersikap bijak menyesuaikan dengan kondisi yang ada tanpa mengabaikan target kurikulum.
Dalam menciptakan pembelajaran jarak jauh yang interaktif diperlukan adanya media pembelajaran yang menarik keaktifan peserta didik dalam belajar. Salah satu media yang bisa digunakan guru saat PJJ yang memungkinkan peserta didik untuk interaktif dalam belajar adalah media Google Meet. Meet adalah solusi konferensi video yang aman dan andal yang membantu menghubungkan, membangun, dan mengembangkan komunitas sekolah. Peserta didik dapat bergabung dari sekolah atau rumah, dengan menggunakan laptop, PC atau perangkat seluler. Kapasitas penggunaan Meet dapat digunakan untuk tatap maya dengan 100 sampai dengan 250 peserta dengan Google Workspace for Education Plus. Selain itu untuk membantu peserta didik agar tidak ketinggalan pelajaran, hasil rekaman rapat langsung tersimpat di drive guru yang bersangkutan.
Penggunaan Google Meet adakalanya kurang menarik minat peserta didik untuk mengikutinya hingga akhir, oleh karena itu guru perlu menggunakan bantuan aplikasi lain dalam pelaksanaannya. Untuk membuat siswa terus terlibat secara aktif dengan alat rapat interaktif dan melibatkannya dalam kelas virtual adalah dengan fitur angkat tangan dan papan tulis digital (Jamboard). Google Jamboard adalah salah satu aplikasi yang dikembangkan google yang merupakan papan tulis digital. Layaknya sebuah papan tulis konvensional, jamboard ini bisa digunakan untuk media dalam menjelaskan materi pembelajaran dengan menulis materi, menambah gambar dan informasi lainnya. Selain itu bisa juga mengajak peserta ddik untuk interaktif dan berkolaborasi selama pembelajaran terutama saat tatap maya dengan peserta didik.
Google Jamboard juga menyiapkan tools berupa sticky notes di layarnya. Pengguna juga bisa dengan mudah menambahkan dokumen dari Google Docs, Sheets, Slide, dan foto ke layar Jamboard. Jambroad juga memiliki sistem operasi yang dapat disesuaikan dengan android. Perangkat ini bisa berintegrasi dengan perangkat ponsel, sehingga ketika peserta didik terkendala untuk hadir, dapat mengetahui segala hal yang di meetingkan tersebut. Jamboard adalah papan tulis digital dari Google yang telah terintegrasi dengan berbagai layanan cloud. Jamboard hadir untuk memudahkan kolaborasi secara real time antara guru dengan siswa sehingga bisa membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Guru dalam kegiatan tatap maya dapat menampilkan Google Jamboard ini. Guru dapat mengajak siswa untuk membuat sketsa ide, memecahkan masalah atau menggambar secara kolaboratif dan sinkron. Setelah digunakan dalam pembelajaran selama tatap maya dengan peserta didik, maka hasil pekerjaan peserta didik dapat tersimpan secara otomatis di google drive akun guru. Sehingga hal ini memudahkan guru untuk mendokumentasi hasil pembelajaran dan link nya bisa dishare di Classroom.
Penggunaan Google Meet dipadukan dengan Google Jamboard ini dimaksudkan agar kecakapan abad 21 peserta didik tetap tercapai pada saat mereka lulus sekolah. Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 6 C yang meliputi (1) Communication; (2) Collaboration; (3) Critical Thinking and Problem Solving; (4) Creative and Innovative; (5) Compassion dan (6) Computational Logic. Kecakapan abad 21 ini penting bagi pendidikan di Indonesia saat ini, karena pendidikan diselenggarakan untuk memfasilitasi anak supaya mereka dapat hidup lebih baik dimasa yang akan datang, baik dari sisi social, budaya, ekonomi, maupun dari sisi lingkungan hidup. Pada pelaksanaannya kegiatan pembelajaran yang berpendekatan pada 6 C menuntut peserta didik menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thingking Skill).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah suatu kemampuan dalam menggunakan dan mengolah proses berpikir di atas fakta. Seseorang yang mempunyai keterampilan bepikir tingkat tinggi tidak hanya mengetahui suatu fakta tertentu, tetapi juga menggunakan pengetahuan yang diperoleh untuk mengembangkan pengetahuan itu sendiri. (Anita Lie, 2020). Peran guru sangat penting dalam menyediakan ruang bagi murid untuk menganalisa dan mampu mengevaluasi suatu masalah. Karakter guru yang dapat mengembangkan kreativitas murid diantaranya; memberi kesempatan pada murid untuk menyelesaikan tugasnya sendiri, memberikan kebebasan pada murid untuk berinisiatif dan berkreasi, terampil dalam menyajikan materi dan mengajukan pertanyaan, dll.
Dalam pembelajaran matematika di SMK, pemanfaatan media google jamboard sangat membantu pembelajaran jarak jauh. Dalam pelaksanaannya google jamboard dimanfaatkan oleh guru untuk mengajarkan cara-cara jitu atau rumus-rumus matematika yang sulit dipahami oleh peserta didik. Pada saat tatap maya tersebut, guru dapat menerangkan contoh penggunaan rumus sekaligus penerapannya pada soal matematika. Peserta didik dapat memberikan respon langsung ketika mereka merasa kurang memahaminnya. Jamboard juga digunakan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, ketika guru meminta mereka berdiskusi sendiri dengan membuat room meeting sendiri-sendiri. Google jamboard ini juga ternyata dapat mengatasi peserta didik yang pasif dalam mengeluarkan pendapat atau bertanya. Biasanya peserta didik tersebut malu untuk mengungkapkan pendapatnya di ruang meet. Guru dapat mengajak peserta didik tersebut untuk menuliskan pendapatnya pada papan jamboard melalui sticky note, gambar ataupun tools lainnya yang disediakan aplikasi ini. Sehingga semua peserta didik dapat terlibat langsung dalam pembelajaran.
Pemanfaatan google jamboard pada pembelajaran matematika di atas sangat membantu guru untuk mengembangkan kemampuan 6C yang harus dimiliki peserta didik di abad 21. Penggunaanya pun cukup mudah, gratis digunakan selama 60 menit dan dapat digunakan untuk mengajar kelas paralel. Guru hanya tinggal mendesain pembelajaran dengan menyampaikan tata tertib dalam pembelajaran agar tidak mencoret-coret papan tulis digital ini, sehingga terarah tahapan–tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Referensi:
- Anita Lie. 2020. Mengembangkan Keterampilan Tingkat Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Menginspirasi guru generasi z
BalasHapusInilah guru di era digital, sdh tua tp hrs mengikuti perkembangan teknologi yg ada, luar biasa ...melupakan usianya, tidak kalah dg yg muda
BalasHapusMantaaapp....
BalasHapusSemangat..lanjutkan..
BalasHapusBu Ratih kita mulai?
BalasHapusMantaps dan semangat... Lanjutkan...
BalasHapusSemanga..lanjutkan Bu..
BalasHapusYang tua yang tetap berkarya, keren
BalasHapusBagus bu.. sangat menginspirasi
BalasHapusTambah ilmu, nambah pengetahuan, terimakasih ibuk🙏
BalasHapusPandemi bukanlah penghalang,,, tetap semangat mengajar Bu 📚
BalasHapus