Kamis, 31 Desember 2020

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET

Oleh: St. Purwoko Damarjati K., S.Pd.

(Guru Penjasor SMK Negeri 3 Surakarta - Jawa Tengah)


Pada hakikatnya pendidikan jasmani atau olahraga adalah pendidikan melalui aktifitas fisik dengan tujuan untuk mengembangkan penguasaan keterampilan motorik peserta didik. Inti dari pendidikan jasmani adalah gerak, artinya menjadikan gerak sebagai alat pendidikan dan pembinaan serta pengembangan potensi peserta didik. Pendidikan jasmani yang diterapkan adalah olah gerak yang mampu membangkitkan gairah dan motivasi anak dalam bergerak.
Pendidikan jasmani di sekolah dipusatkan pada pendidikan cabang-cabang olahraga atletik yang berorientasi pada penguasaan teknik. Cabang olahraga yang diajarkan adalah cabang-cabang olahraga yang mampu membangkitkan dan memacu kreatifitas dan menumbuhkembangkan potensi olahraga dan keterampil-an motorik peserta didik dan bukan sekedar aktifitas yang tidak terstruktur dan tidak teroganisir. Salah satu cabang olahraga bola besar yang diajarkan di SMK adalah cabang olahraga bola basket. Olahraga bola basket adalah permainan beregu yang menuntut pola kerjasama antar pemain dalam satu tim yang kompak untuk mencapai kemenangan. Meskipun sifatnya adalah permainan tim, namun penguasaan teknik dasar individual sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tim. Karena itu keterampilan individual dalam penguasaan teknik dasar permainan bola basket sangat penting untuk menunjang keberhasilan tim. 

Dalam permainan bola basket ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seluruh anggota tim. Teknik dasar permainan bola basket adalah teknik mengoper bola (passing), menangkap bola (catching), menggiring bola (dribbling) dan menembak bola (shooting). Dari keempat teknik dasar tersebut, teknik mengoper bola (passing) menjadi kunci dan merupakan ketrampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh setiap pemain di posisi manapun. Passing merupakan teknik dasar permainan bola basket yang paling sering digunakan dalam suatu pertandingan bola basket. Passing adalah teknik memberikan bola atau mengoperkan bola ke sesama pemain dalam satu regu. Teknik ini menjadi salah satu bukti bahwa permainan bola basket merupakan permainan beregu yang memerlukan kerjasama antar pemain untuk memenangkan suatu pertandingan. Teknik mengoper merupakan bagian dari komunikasi antar pemain ketika sedang bertanding. Dalam permainan bola basket, passing terbagi menjadi beberapa jenis, yakni chest pass, bounce pass, over head pass, base ball pass, dan hook pass.

Kegiatan pembelajaran bola basket yang dilakukan lebih sering menggunakan model yang konvensional, guru berperan sangat dominan ketika pembelajaran berlangsung. Siswa hanya mendengarkan instruksi, menonton contoh teknik basket oleh guru kemudian mereka mempraktekkannya. Kondisi pembelajaran ini kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa mengoper bola pada permainan bola basket. Siswa yang tidak senang pada permainan basket akan semakin tidak senang (apriori), sebab mereka semakin tidak paham. Berbeda halnya ketika semua siswa terlibat aktif untuk mengurangi kesenjangan kemampuan antar mereka. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka guru dapat menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan mengoper bola. 

Terjemahan bebas dari Team Assisted Individualization (TAI) adalah bantuan individual dalam kelompok dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi. Urutan langkah pembelajaran dari Team Assisted Individualization (TAI) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu siswa yang ahli atau terampil dalam anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

Menurut Agus Suprijono (2009), model pembelajaran koopertif Team Assisted Individualization termasuk pembelajaran kooperatif yang diikuti pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen:
  1. Team yaitu pembentukan kelompok yang heterogen.
  2. Tes penempatan, para siswa diberikan tes pra-program pada permulaan pelaksanaan program.
  3. Materi-materi kurikulum, pemberian materi-materi kurikulum individual sesuai bahan yang diajarkan.
  4. Belajar kelompok, tindakan belajar yang dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang membutuhkanya.
  5. Pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dan yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesikan tugas.
  6. Kelompok pengajaran, pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
  7. Tes fakta, pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh oleh siswa.
  8. Pemberian materi oleh guru pada seluruh siswa dalam kelas dengan strategi pemecahan masalah.
Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu solusi pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, serta mampu mengatasi kemampuan yang heterogen dalam kelompok. TAI juga dapat meningkatkan kemampuan individu anggotanya karena anggota yang berkemampuan baik akan membantu anggota yang berkemampuan kurang karena keberhasilan sebuah kelompok tergantung pada semua anggota kelompok.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran bola basket dengan model pembelajaran  Team Assisted Individualization adalah sebagai berikut:
  1. Guru menjelaskan materi cara mengoper bola basket secara singkat dan mempraktikannya di depan siswa. 
  2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 - 6 orang pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan memperhatikan keharmonisan kerja anar kelompok.
  3. Tiap ketua kelompok diberi penjelasan khusus dari guru.
  4. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan yang dilalami anggota kelompoknya kepada guru. Jika diperlukan guru melakukan bantuan secara individual kepada siswa.
  5. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi bahan ajar yang diberikan oleh guru, dan siap untuk diberi tes oleh guru. 
  6. Guru memberikan tes dan guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada). 
  7. Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah.
  8. Guru dapat memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
Pada model pembelajaran model Team Assisted Individualization ini terdapat saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri, interaksi personal, serta keahlian dalam bekerjasama dalam kelompok. Dengan penggunaan model ini, siswa dapat lebih aktif, kreatif dan bergembira serta saling membantu antar teman untuk memahami materi, saling memberi motivasi atau dorongan, dan evaluasi. Penerapan model pembelajaran ini akan menumbuhkan semangat, kreatifitas dan prestasi belajar siswa melalui kegiatan pembelajaran yang berkualitas. 

REFERENSI

  • Anwarudin. Sahadi. 2011.  Berlatih Olahraga Permainan Bola Besar. PT Wadah Ilmu. 
  • Suherman. Adang. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. 
  • Suprijono. Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya : Pustaka Pelajar. 
  • Robert. E. Slavin. 2005. Cooperative Learning, Bandung: Nusa Media.
  • Yoyo. Bahagia. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar Menengah.

2 komentar:

  1. Sukses selalu p guru. Aamiin

    Masukan.sedikit🙏.
    Kalo bisa singkatan TAI ditambahin atau gimana gitu ada variasi lainyya dlm judul/tema. Karena 3 huruf tersebut kurang begitu halus dibacanya bagi masyarakat sunda khususnya.
    Untuk artikel basketnya. Mantapppp💪💪

    BalasHapus

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...