(Guru Produktif Tata Busana SMK Negeri 4 Surakarta - Jawa Tengah)
Menentukan model pembelajaran merupakan salah satu tugas guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah. Penentuan model pembelajaran ini erat hubungannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efektif dan efisien dalam proses belajar-mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam menentukan suatu model dalam pembelajaran hendaknya disesuakan dengan perilaku peserta didik. Menurut Oemar Hamalik (2013) “model atau metode atau strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, kerena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh peserta didik dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan perilaku peserta didik”. Ada tiga hal yang harus menjadi pertimbangan dalam menentukan metode mengajar yang akan digunakan yaitu tujuan pengajaran yang ingin dicapai, bahan ajar yang akan diajarkan dan jenis kegiatan belajar pada anak didik yang diinginkan.
Pembelajaran yang baik belum tentu bisa efektif jika penerapannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan kondisi dalam proses belajar-mengajar. Menurut Martinis Yamin (2013) keefektifan pembelajaran dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pembelajar atau pendidik yang melaksanakan pembelajaran dan dari sisi peserta didik yang belajar. Dilihat dari sisi pembelajar, pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran mampu menstimulasi aktifitas peserta didik secara optimal untuk melakukan kegiatan belajar dan seluruh atau sebagian besar aktivitas yang direncanakan dapat terlaksana. Sementara bila dilihat dari sisi peserta didik, pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mendorong peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar secara aktif, dan di akhir pembelajaran para peserta didik mampu menguasai seluruh atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dan penguasaan pengetahuan tersebut dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama. Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut mampu memberikan pengalaman baru kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin mereka capai secara optimal (Rusman, 2012).
Keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus pintar dan kreatif dalam memilih metode atau strategi pembelajaran yang akan digunakan. Selain mencari metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, guru juga harus mempertimbangkan metode atau strategi pembelajaran yang aktif yang nantinya bisa meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar.
Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah didepan kelas. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran rendah. Di samping itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna. Akibatnya bagi guru yang melakukan pembelajaran tidak lebih hanya sekadar menggugurkan kewajibannya saja, yaitu kewajiban mengajar. Asal tugasnya sebagai guru dalam melakukan perintah yang terjadwal sesuai dengan waktu yang telah dilaksanakan tanpa peduli apa yang telah diajarkan itu bisa dimengerti atau tidak oleh peserta didik.
Suasana yang mestinya tercipta dalam proses kegiatan pembelajaran adalah bagaimana peserta didik yang belajar benar-benar berperan aktif dalam proses belajar. Tidak jarang ditemukan bahwa pembelajaran di sekolah terkesan seperti seseorang yang sedang menuangkan air dari ceret ke gelas. Air ditempatkan di gelas begitu saja, bahkan ada yang sudah sampai tumpah karena kepenuhan namun tetap diisi.
Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning pada pembelajaran Pembuatan Pola didasari pada ketentuan bahwa lulusan SMK harus memiliki keahlian untuk menghasilkan suatu produk selain itu dalam penerapan model pembelajaran Project Based Learning akan membuat peserta didik lebih paham mengenai pelajaran yang disampaikan oleh guru mereka karena memberikan peserta didik teknik belajar inovatif yaitu dengan berlatih langsung, mendengarkan, melihat dan memahami isi materi pelajaran, tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru melainkan mereka juga mencoba dan mempraktikkan langsung. Pemahaman materi yang lebih baik akan meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik sehingga mencapai kompetensi inti yang ditentukan.
Menurut Warsono dan Hariyanto (2012) secara sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan peserta didik, atau dengan suatu proyek sekolah. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menekankan kegiatan pembelajaran berdasarkan proyek yang ada di lingkungan sekitar dengan cara memberikan permasalahan maupun pertanyaan yang menantang pada langkah awal dan melibatkan peserta didik dalam mengambil keputusan maupun kegiatan investigasi. Kegiatan tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja secara berkala dan menghasilkan produk yang nyata maupun berbentuk presentasi.
Pembelajaran berbasis proyek memusatkan diri terhadap adanya sejumlah masalah yang mampu memotivasi, serta mendorong peserta didik berhadapan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pokok pengetahuan secara langsung sebagai pengalaman tangan pertama (hands- on experience)”. Penerapan model pembelajaran ini akan membantu peserta didik mengoptimalkan kemampuan berpikir peserta didik, baik berpikir kritis maupun berpikir kreatif.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek seperti yang diungkapkan The George Lucas Educational Foundation dilakukan melalui enam tahapan sebagai berikut:
- Guru memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan yang esensial dan menyampaikan materi pelajaran
- Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok secara heterogen untuk mengerjakan proyek
- Kelompok peserta didik didampingi guru membuat perencanaan aturan pengerjaan proyek
- Kelompok peserta didik bersama guru membuat jadwal aktivitas, memonitoring perkembangan proyek
- Guru melakukan penilaian hasil kerja peserta didik
- Guru mengadakan evaluasi pengalaman belajar peserta didik.
Manfaat penggunaan model Project Based Learning dalam kegiatan pembelajaran Pembuatan Pola antara lain adalah untuk meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. Peserta didik diharapkan terbiasa untuk aktif menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan cara berkomunikasi dengan teman dalam kelompok, bekerjasama dan membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Model pembelajaran ini akan memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam mengorganisasi proyek, mengalokasikan waktu, mengumpulkan informasi dan mengelola sumber daya seperti peralatan dan bahan untuk menyelesaikan tugas serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata
REFERENSI:
- Hamalik. Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
- Rusman. 2013. Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan. Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
- Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- Yamin, M. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi GP Press Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar