(Guru Produktif OTKP SMK Negeri 1 Surakarta - Jawa Tengah)
Mata pelajaran kearsipan adalah salah satu mata pelajaran dasar kejuruan program keahlian OTKP. Mata pelajaran ini selalu terkait dengan mata pelajaran kejuruan lainnya, oleh karenanya peserta didik diharapkan memiliki kompetensi minimal dalam bidang kearsipan. Salah satu materi yang menjadi inti dari pelajaran kearsipan adalah menerapkan klasifikasi dan indeks arsip. Materi ini menjadi kunci untuk menyimpan arsip agar mudah ditemukan kembali bilamana diperlukan. Materi mengindeks arsip ini unik dan memiliki karakteristik sendiri, sehingga guru dituntut untuk membuat strategi dalam kegiatan pembelajaran sebagai transformasi ilmu ke peserta didik.
Kegiatan pembelajaran yang biasa-biasa saja dan monoton akan membuat peserta didik cepat jenuh, kurang motivasi dan hilang konsentrasi mengikuti pelajaran. Salah satu solusi yang dapat ditempuh guru untuk menumbuhkan minat peserta didik adalah dengan meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. Cara yang dapat digunakan adalah guru menerapkan active learning dan cooperative learning pada kegiatan pembelajaran. Belajar aktif merupakan cara yang baik untuk membekali peserta didik dalam rangka meningkatkan kemampuan belajar mandiri yang bermanfaat pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun selepas pendidikan formalnya. Salah satu variasi model pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran ini baik secara daring maupun luring adalah model pembelajaran example non-example.
Example non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Model ini bertujuan mendorong peserta didik untuk belajar berpikir kritis dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh gambar yang disajikan (Huda, 2013). Menurut Komalasari (2011) example non-example membelajarkan kepekaan peserta didik terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis cotoh-contoh berupa gambar-gambar/foto/kasus yang bermuatan masalah. Sedangkan Hamdani (2011) mengemukakan example non-example adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
Penggunaan media gambar dirancang agar peserta didik dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar. Dengan demikian, model ini menekankan pada konteks analisis peserta didik. Gambar yang digunakan dalam model ini dapat ditampilkan melalui OHP, proyektor, atau yang paling sederhana, yaitu poster. Gambar ini haruslah jelas terlihat meski dari jarak jauh, sehingga peserta didik yang berada di bangku belakang dapat juga melihatnya dengan jelas. Model pembelajaran example non-example juga ditujukan untuk mengajarkan peserta didik dalam belajar memahami dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara: pengamatan dan definisi. example non-example adalah strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Menurut Buehl (Huda, 2013), model cooperative learning tipe example non-example melibatkan peserta didik untuk:
- Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks;
- Melakukan prosesi discovery(penemuan), yang mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari;
- Mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non-example yang memungkinkan masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Jadi berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe example non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan contoh berupa gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik dapat menganalisis gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk model pembelajaran example non-example. Kelebihan model cooperative learning tipe example non-example adalah:
- Peserta didik lebih kritis dalam menganalisis gambar;
- Peserta didik mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar;
- Peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Sementara itu, model ini juga memiliki kelemahan karena tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk gambar, selain karena persiapannya yang terkadang membutuhkan waktu lama.
Selanjutnya, langkah-langkah penerapan cooperative learning tipe example non-example menurut beliau dapat dilakukan sebagai berikut.
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
- Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 2-3 orang peserta didik.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk memperhatikan atau menganalisis gambar.
- Mencatat hasil diskusi dari analisis gambar pada kertas.
- Memberi kesempatan bagi setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya.
- Berdasarkan komentar atau hasil diskusi peserta didik, guru menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- Penutup.
Sedangkan menurut Hanafiah dan Suhana (2009) langkah- langkah yang dapat dilakukan dalam model coopertive learning tipe example non-example sebagai berikut.
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan tulis, ditayangkan melalui OHP atau in focus.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan dan menganalisa gambar.
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik dan hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat.
- Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- kesimpulan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka langkah-langkah/sintaks model cooperative learning tipe example non-example dalam kegiatan pembelajaran kearsipan dapat dilakukan sebagai berikut:
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat LCD.
- Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 - 5 orang peserta didik.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk memperhatikan atau menganalisis gambar.
- Mencatat hasil diskusi dari analisis gambar pada kertas.
- Memberi kesempatan bagi setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya.
- Berdasarkan komentar atau hasil diskusi peserta didik, guru bersama peserta didik memantapkan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan hari ini dan mengadakan evaluasi untuk mengetahui capaian kompetensi.
Dengan penerapan model pembelajaran example non-example ini diharapkan akan menanamkan pengetahuan yang mendalam pada peserta didik tentang peraturan mengindeks arsip. Model pembelajaran ini juga dapat menumbuhkembangkan karakter kemandirian, integritas dan gotong royong pada saat peserta didik bekerja bersama dalam kelompok.
REFERENSI
- Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
- Hanafiah, dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.
- Huda, Miftahul. 2013. Model-model pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar