Edisi: Vol. 4 No. 1 September - Desember 2023
Keberhasilan seorang pemimpin akan terwujud apabila pemimpin tersebut memperlakukan orang lain dengan baik dan mampu memberikan motivasi agar mereka menunjukkan performance yang tinggi dalam melaksanakan tugas, dalam meningkatkan kualitas pendidikan kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para guru dan bawahan lainnya. Kepala sekolah merupakan suatu komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah adalah seorang tenaga profesional guru yang di beri tugas untuk memimpin suatu sekolah tersebut menjadi tempat proses belajar mengajar dan menjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang menerima pelajaran. Semakin besarnya tantangan pengembangan pendidikan di masa yang akan datang, maka kepala sekolah diharapkan untuk selalu meningkatkan kinerjanya dengan cara : memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi dirinya, latihan dan workshop, menetapkan standar operasional dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah, mengembangkan jaringan kerjasama baik dengan pemerintah, dunia usaha dan industri, perguruan tinggi dan stakeholders lain untuk kemajuan sekolahnya.
Menurut Syafaruddin (2001:14) ada beberapa faktor yang menyebabkan mutu pendidikan rendah terletak pada unsur-unsur kurikulum, sumber daya ketenagaan ,sarana dan fasilitas, manajemen sekolah, pembiayaan pendidikan, kepemimpinan. Kepala sekolah merupakan salah satu sumber daya sekolah yang disebut sumber daya manusia jenis manajer yang memiliki tugas dan fungsi mengkoordinasikan dan menyerasikan sumber daya manusia jenis pelaksana melalui input manajemen. Berbagai kendala yang dihadapi kepala sekolah saat meningkatkan mutu sekolah seperti dari segi sumberdaya manusia yang ada yang masih banyak yang kurang kompeten dan inovatif dalam melaksanakan tugasnya, dari siswa yang beragam memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memiliki potensi yang berbeda-beda serta kita melihat berbagai sarana prasarana sekolah yang kurang mendukung. Kita melihat itu semua jangan hanya melihat kekurangan yang ada namun kita juga melihat dari segi potensi yang dimilki dan perlu dikembangkan . Saat kepala sekolah dihadapkan pada kasus yang berkaitan dengan dilema etika maupun bujukan moral maka diperlukan ketrampilan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.
Visi Perubahan
Kepala sekolah harus memiliki visi dan prakarsa perubahan ke depan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan berpikir berbasis kekuatan atau aset .Sebagai kepala sekolah jangan menganggap kekurangan disekolah itu menjadi sebagai kendala/hambatan ,namun malah dianggap sebagai untuk kesempatan menggali kelebihan yang belum tampak dan lihatlah potensi yang ada. Di sekolah memiliki 7 aset utama untuk dapat mengembangkan sumber daya yang ada yaitu : modal manusia, modal fisik, modal sosial, modal politik, modal lingkungan (alam), modal agama dan budaya, modal finansial. Jika dari ke tujuh aset tersebut dapat dikelola dengan baik maka akan mendukung dan membantu proses pembelajaran murid jadi lebih baik dan berkualitas.
Kepala sekolah memegang prinsip menjadi teladan ( Ing ngarso sung tuladha), membimbing (Ing madya mangun karso), dan mendorong (Tut wuri handayani). Prinsip-prinsip tersebut tidak akan terlepas dengan semua nilai-nilai kebajikan yang harus sudah melekat dalam diri seorang kepala sekolah. Mulai dari mendidik nilai-nilai kebajikan di lingkungan sekolah, kemudian tumbuh menjadi kebiasaan, lama kelamaan menjadi budaya sehingga menjadi dasar bagi seseorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan yang berpihak pada murid, bersumber pada nilai-nilai kebajikan dan bertanggung jawab.
Tata Kelola
Kepala sekolah yang memilki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memilki kesadaran diri untuk mampu memahami emosi, perasaan dan nilai dalam dirinya. Kepala sekolah yang mampu memanagemen diri mampu mengelola emosi dan mengendalikan dirinya serta perilakunya, sedangkan yang memilki kesadaran sosial mampu memahami sudut pandang orang lain dan memilki empati terhadap oranglain. Jika memilki ketrampilan berelasi sehingga memilki kemampuan berkomunikasi dengan lebih efektif dan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Apabila mendapatkan masalah dilema etika atau bujukan moral akan diselsaikan dengan lebih tenang sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai sistematis dan terarah. Adapun perbedaan antara dilema etika dengan bujukan moral dilihat dari kasusnya. Dilema etika apabila benar lawan benar sedangkan bujukan moral yaitu benar lawan salah
Saat kepala sekolah dihadapkan pada kasus yang berkaitan dengan dilema etika maupun bujukan moral maka diperlukan ketrampilan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, maka akan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan berusaha menganalisis menggunakan 4 paradigma yaitu Individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Dan menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu keberpihakan pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan bertanggungjawab. Serta menggunakan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan yaitu (1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, (3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, (4) Pengujian benar atau salah yang terdiri dari uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, & uji panutan, (5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, (6) melakukan prinsip Resolusi, (7) Investigasi Opsi Trilema, (8) Buat keputusan ,(9) Lihat lagi keputusan dan refleksikan. Nilai-nilai dalam diri akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan, jadi nilai-nilai yang dianut adalah nilai kebajikan universal seperti keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur dan lainnya perlu ada dalam diri kepala sekolah . Dari Langkah-langkah pengujian dan pengambilan keputusan itu digunakan oleh kepala sekolah dalam membuat keputusan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kebijakan universal agar memperoleh keputusan yang terbaik.
Pengambilan Keputusan
Sebagai kepala sekolah pengambilan keputusan yang tepat harus terlebih dahulu menganalisis berbagai aspek dan sudut pandang seperti: mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi (apakah kasus atau permasalahan tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral), melihat terlebih dahulu paradigma dilema etika apa yang sedang terjadi, melihat prinsip pengambilan keputusan yang paling tepat. Saat mengambil keputusan tersebut dengan menggunakan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang benar dengan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, sehingga pada akhirnya timbul lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk murid dan lingkungan sekolahnya.
Sebagai kepala sekolah harus bisa memposisikan dirinya menjadi pelindung dan memberikan kenyamanan dalam bekerja bagi guru‐gurunya. Kepala sekolah harus sadar bahwa kesuksesannya sangat tergantung pada guru serta seluruh stake holders sekolah yang ada. Oleh karena itu, karakteristik pribadi kepala sekolah sangat memainkan peranan penting dalam mencapai keberhasilan di sekolah yang dipimpinnya. Adapun kepribadian seorang kepala sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya, intelegensi yang baik, mampu menjaga kestabilan emosi, spiritual, dan kepedulian terhadap guru‐gurunya. Sebagai kepala sekolah idaman harus mau menerima masukan dan kritik saran dari semua pihak yang sifatnya membangun.
Sosok Idaman
Sosok kepala sekolah yang diidamkan guru di sekolah dan dapat diterima keberadaannya oleh guru, akan bisa terwujud apabila kepala sekolah yang bijaksana mampu bersikap tanggap, tidak memihak, optimis, jujur, transparan,mau menerima perbedaan pendapat, memiliki rasa humor, memahami tujuan pendidikan, memiliki pengetahuan tentang metode mengajar dan meningkatkan kemampuan digital agar kualitas pendidikan disekolah selalu dapat meningkat , memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat, memiliki toleransi, dan memberi kebebasan untuk berkreasi dan berinovasi terhadap guru-gurunya dan berpihak pada murid.
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah harus mampu melihat dimensi kerja sama antar berbagai pihak yang dengan dilandasi oleh rasa kepercayaan yang tinggi. Selanjutnya kepala sekolah juga mampu memanfaatkan kekompakkan tersebut secara optimal untuk senantiasa memperbaiki serta meningkatkan mutu sekolahnya. Sebagai kepala sekolah memilki ketrampilan berelasi dan memilki kemampuan berkomunikasi dengan lebih efektif dan dapat mengambil keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Apabila mendapatkan masalah dilema etika atau bujukan moral akan diselesaikan dengan lebih tenang sehingga pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai sistematis dan terarah. Keteladanan dari seorang kepala sekolah memberikan dampak positif ke warga sekolah , sikap tingkah laku dan kebijakan – kebijakan saat mengambil keputusan dapat menjadi contoh untuk guru saat menjadi pemimpin pembelajaran yang memiliki sikap inovatif, proaktif, kreatif dan fleksibel dalam menghadapi tantangan serta selalu berpihak pada murid dalam proses pembelajaran. Sebagai kepala sekolah idaman harus selalu meningkatkan ketrampilan komunikasi, memecahkan masalah, dan meningkatkan kemampuan digital agar kualitas pendidikan disekolah dapat meningkat secara signifikan.
REFERENSI:
- Rahmawati,Tina. Tantangan Kepala Sekolah Dalam Menghadapi Perubahan.UNY
- Syafaruddin, 2001. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan: Konsep, Strategi, dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo
- Siti Suharsih, SS, M.Pd & Yuni Widiastuti, S.Si, M.Psi.2022. Pemimpin dalam pengelola sumberdaya. Jakarta : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
- Nurcahyani, Andri, S.Pd, M.S & Samsiati Rajasa, Diah,M.Sc.2022.Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Jakarta : Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar