Kamis, 31 Desember 2020

TINGKATKAN KREATIVITAS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT WORK

Oleh: Nurhadi Joko Prakoso, S.Pd.

(Guru Produktif OTKP SMK Negeri 3 Surakarta - Jawa Tengah)

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan pesert didik untuk mencapaitujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dengan pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengalaman  pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan tetapi mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta didik.

Berbicara masalah berkualitas dalam bidang pendidikan sangat  erat kaitannya dengan pengembangan kreativitas peserta didik yang pada dasarnya dimiliki setiap individu, dikarenakan peseta didik adalah sebagai subjek yang akan menentukan kualitas pendidikan sehingga potensi-potensi yang dimilikinya harus ia kembangkan seperti pada potensi kreativitas. Kreativitas sebagai salah satu aspek yang berperan dalam prestasi belajar anak di sekolah perlu dikembangkan. Hal ini dimaksudkan guna meningkatkan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Peserta didik yang kreativitasnya tinggi memiliki prestasi sekolah yang tidak berbeda dengan kelompok peserta didik yang intelegensinya relatif lebih tinggi. Perubahan-perubahan pada kurikulum yang berlaku di sekolah hanyalah berfokus pada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal ini menghambat seorang peserta didik dalam mengembangkan kreativitasnya.

Materi pelajaran teknologi perkantoran yang diajarkan pada peserta didik kelas X program keahlian OTKP beragam dan membutuhkan kreativitas peserta didik. Ruang lingkup materi yang dimulai dari pengenalan mengetik 10 jari, aplikasi pengolah kata, aplikasi pengolah angka, aplikasi presentasi sampai dengan membuat blog sederhana. Untuk memahami materi pelajaran ini dibutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) dari peserta didik. Kreativitas peserta didik sangat mempengaruhi hasil belajar yang mereka capai. Faktor dominan yang mendukung kreativitas peserta didik adalah model atau gaya mengajar guru. Selama ini sebagian besar pendidik masih melaksanakan pengajaran dengan metode ceramah dengan pengertian bahwa pendidik lebih mengetahui daripada peserta didik. Kondisi pembelajaran seperti ini terasa membosankan bagi sebagian mereka, sehingga mengurangi minat dan semangat belajar. Padahal jika melihat pada era sekarang bukan tidak mungkin peserta didik lebih mengetahui apa yang belum diketahui oleh pendidik berkat kemajuan teknologi yang mudah diakses oleh siapapun. Salah satu upaya untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang kondusif adalah dengan menerapkan model pembelajaran  Project Work.

Model Project Work merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada pembelajaran berbasis proyek, yaitu peserta didik diberi proyek/tugas yang dapat meningkatkan kreativitas setiap individu. Menurut Boss dan Kraus (Abidin, 2014). Project Work sebagai sebuah pembelajaran yang menekankan aktivitas peserta didik dalam memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-ended dan mengaplikasi pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik tertentu. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalamm beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang guna investigasi bagi pelajar sekaligus memahami pada saat menghadapi permasalahan yang kompleks. Sejalan dengna pendapat di atas, Warsono (2012) menjelaskan secara sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan peserta didik, atau dengan suatu proyek sekolah.  Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menekankan kegiatan pembelajaran berdasarkan proyek yang ada di lingkungan sekitar dengan cara memberikan permasalahan maupun pertanyaan yang menantang pada langkah awal dan melibatkan peserta didik dalam mengambil keputusan maupun kegiatan investigasi. Kegiatan tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja secara berkala dan menghasilkan produk yang nyata maupun berbentuk presentasi.

Model pembelajaran Project Work mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya (pendekatan pembelajaran berbasis produksi/production based training). Karakteristik Project Work memadukan unsur belajar-berlatih dan bekerja diharapkan akan dapat menjawab kekurangan-kekurangan yang terjadi pada model pemelajaran konvensional. Pembelajaran mapel produktif menuntut peserta didik dapat membuat bahkan menciptakan suatu produk. Selaras dengan mapel yang diajarkan teknologi perkantoran dan model pembelajaran Project Work yang memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut:

  1. Melakukan pekerjaan nyata;
  2. Mulai dari merancang sampai pelaporan;
  3. Tidak terbatas di dalam kelas;
  4. Memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk berkreasi;
  5. Lingkup pekerjaan relatif lebih luas;
  6. Mempertimbangkan nilai ekonomis.

Terjadi perpaduan serasi (pengintegrasian) antara pembelajaran dan penilaian dalam aktivitas Project Work. Di satu sisi terjadi proses pembelajaran yang merupakan wujud dari pendekatan pembelajaran berbasis produksi (production-based training), di mana peserta didik diarahkan untuk mengerjakan/ menyelesaikan suatu pekerjaan/tugas secara utuh dan terstandar; mulai dari tahap perencanaan (proposal), pelaksanaan, hingga pemaparan hasil (pelaporan). Di sisi lain terjadi proses penilaian secara berkelanjutan sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan. Akhirnya peserta didik yang diuji (peuji) dinyatakan berhasil menyelesaikan tugas/pekerjaan dan lulus atau kompeten, bila berdasarkan hasil penilaian terbukti kemampuan kinerjanya (performance) sudah memenuhi kriteria kinerja yang ditentukan, dan produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan/spesifikasi.

Penggunaan pendekatan penilaian Project Work dalam pembelajaran, penilaian hasil belajar (ujian), dan bahkan sertifikasi kompetensi peserta didik SMK bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem penilaian yang:

  1. Merupakan bagian integral dari proses pemelajaran terstandar, bermuatan edukasi, dan penuh makna (meaningful);
  2. Memberi peluang kepada peserta/peuji untuk mengekspresikan kompe-tensi yang dikuasainya secara utuh;
  3. Lebih efisien dan menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis; serta
  4. Menghasilkan nilai penguasaan kompetensi yang dapat dipertanggung-jawabkan dan memiliki kelayakan untuk disertifikasi.

Berdasarkan uraian yang telah tersebut di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Project Work pada mapel teknologi perkantoran  adalah:

  1. Pembelajaran yang dimulai dengan pertanyaan mendasar, yaitu pertanyaan yang dapat merangsang para peserta didik agar masuk dalam pembelajaran dan mengkaitkan materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari yang diharapkan dapat lebih mudah dipahami peserta didik.
  2. Mendesain perencanaan proyek yang dilakukan secara bersama-sama antara guru dan peserta didik yang berunding mengenai aturan main, serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek.
  3. Menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek secara bersama- sama yang berisikan mengenai target waktu pelaksanaan, yang diharapkan mampu untuk tepat waktu dan tepat sasaran.
  4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek yaitu pada tahapan ini guru harus memonitor (memantau) aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek, yang dilakukan dengan cara membimbing dan memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Guru lah yang menjadi tanggung jawab dalam proses maupun hasil ini.
  5. Menguji Hasil, pada tahapan ini guru melakukan penilaian yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian kriteria ketuntasan minimal yang berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik.
  6. Mengevaluasi Pengalaman, tahapan ini adalah tahapan akhir dalam kegiatan ini, guru dan peserta didik melakukan refleksi baik individu maupun kelompok. Pada tahap ini pula peserta didik diminta mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik melakukan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, yang pada akhirnya akan menemukan temuan baru dan menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama.

Penerapan model pembelajaran ini sangat menekankan pada keterampilan peserta didik sehingga mampu menciptakan ataupun menghasilkan suatu proyek, dan membuat peserta didik seolah-olah bekerja di dunia nyata dan menghasilkan sesuatu. Penerapan model pembelajaran Project Work dapat memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya terutama kreativitas peserta didik sekaligus membantu mereka mencapai hasil belajar yang lebih maksimal.


REFERENSI

  • Abidin,Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.
  • Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.
  • Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
  • Warsono, dkk. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


7 komentar:

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...