Oleh: CHRISTIANTO RAHARDJO, SE
(Guru Produktif BDP SMK Negeri 3 Surakarta)
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar peserta didik adalah kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi di kelas. Model pembelajaran yang digunakan selama ini adalah metode ceramah, sehingga para peserta didik hanya diam mendengarkan ceramah dari guru dan mencatat materi yang disampaikan guru. Metode ini memandang peserta didik sebagai kelompok peserta didik didik yang mempunyai kesamaan baik dalam hal kemampuan, minat, kreativitas, kecepatan maupun kesanggupan dalam belajar. Dalam metode ceramah bervariasi guru memegang peranan dominan, pengajaran masih ditekankan pada penghafalan konsep-konsep yang ada sehingga dalam proses pembelajarannya peserta didik menjadi kurang kreatif. Kadang-kadang guru beranggapan bahwa jika para peserta didik duduk diam sambil mendengarkan atau mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang telah diterangkan oleh guru. Hal tersebut berakibat pada kurang maksimalnya perolehan hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar peserta didik di kelas pada saat diadakan evaluasi.
Kegiatan pembelajaran Administrasi Transaksi yang dilakukan masih berpendekatan berpusat pada guru (teacher centered), sehingga guru mendominasi jalannya kegiatan pembelajaran. Komunikasi antara guru dengan peserta didik lebih sering searah ke bawah, sehingga respon peserta didik sering diabaikan. Peserta didik hanya mendengar, mencatat dan menghafalkan materi yang disampaikan guru. Perbedaan kemampuan individu peserta didik pun turut mempengaruhi hasil yang dicapai. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas dan memperoleh prestasi belajar di atas nilai kriteria ketuntasan minimal.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru dalam memilih model pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang tepat diharapkan peserta didik akan menjadi lebih kreatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan kreatifnya peserta didik selama pembelajaran maka belajarnya pun akan meningkat pula karena tingkat pemahamannya pada materi lebih meningkat. Dalam pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan bentuk pembelajaran (individu atau kelompok). Salah satu model pembelajaran untuk mengatasi kegiatan pembelajaran tersebut dan mengurangi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik adalah penggunaan model tutor sebaya.
Tutor sebaya adalah model pembelajaran dimana guru menunjuk beberapa peserta didik yang memenuhi persyaratan tertentu untuk membantu temannya dalam memahami materi belajar. Tutor adalah peserta didik yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar karena hubungan antara teman sebaya umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan dengan guru-peserta didik. Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Konsep tutoring secara umum diartikan sebagai proses yang melibatkanseseorang untuk memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada orang lain dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain konsep tutoring adalah kegiatan tutorial yang mencakup bimbingan dan bantuan belajar perseorangan atau kelompok. Tutor sebaya pada hakekatnya melibatkan tugas yang memungkinkan peserta didik saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan tugas. Dalam model pembelajaran ini peserta didik akan memiliki persepsi yang sama, mempunyai tanggung jawab individual dan kelompok dalam mempelajari materi yang diberikan.
Penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada mulanya bertujuan untuk memberikan bimbingan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Pada perkembangan dunia pendidikan saat ini, model tutor sebaya mulai diterapkan di beberapa sekolah dengan tujan untuk menarik perhatian peserta didik sehinga diharapkan prestasi belajar peserta didik meningkat. Menurut Silberman (2001) tujuan model tutor sebaya adalah mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi yang lain. Strategi tersebut merupakan cara praktis untuk menghasilkan mengajar teman sebaya di dalam kelas. Strategi tersebut juga memberikan kepada pengajar tambahan-tambahan apabila mengajar dilakukan oleh peserta didik.
Beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta lain. Kelebihan model tutor sebaya ini adalah sebagai berikut:
- Memperoleh kemudahan penyampaian informasi karena pendidik sebaya menggunakan bahasa yang kurang lebih sama dengan teman sebayanya.
- Teman sebaya lebih terbuka dalam mengemukakan kesulitan materi sehingga sasaran jelas.
- Suasana lebih santai sehingga perasaan takut atau enggan dihilangkan.
- Hubungan sosial diantara sesama peserta didik lebih kuat sehingga mempererat persahabatan.
- Perbedaan karakteristik peserta didik lebih diperhatikan.
- Pemahaman konsep terhadap materi bisa dicapai.
- Melatih tanggung jawab serta mendorong keaktifan peserta didik.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif, maka sintaks pembelajaran model tutor sebaya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil antara 5 - 6 orang.
- Masing-masing tutor yang telah terpilih diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi yang telah dipersiapkan.
- Sarankan agar tutor menyiapkan strategi dalam menyampaikan materi kepada temannya.
- Berikan saran lain berupa persiapan alat bantu, media, dan contoh– contohnya.
- Jika telah selesai persiapan mulailah tutor mengajar pada waktu yang disediakan oleh guru.
- Anjurkan agar tutor melibatkan teman ketika mengajar.
- Anjurkan pula agar tutor memberi kesempatan bertanya kepada teman yang diajar.
- Aturlah waktu sefisien mungkin.
- Ciptakan suasana disiplin kelas seperti layaknya pelajaran.
- Awasi pelaksanaan dan berilah klarifikasi jika sekiranya diperlukan.
Model tutor sebaya dalam pelaksanaannya, guru tidak banyak menjelaskan materi kepada peserta didik sebagaimana yang terjadi dalam proses belajar mengajar konvensional dan hanya perlu menyampaikan materi kepada peserta didik yang telah dipilih menjadi tutor. Dalam pelaksanaan model tutor sebaya guru memainkan peranan yang penting di kelas dengan menciptakan dan mengatur proses belajar mengajar agar kegiatan tutoring dapat terarah. Kegiatan tutoring akan mencapai hasil yang maksimal bila peserta didik yang akan dipilih menjandi tutor memiliki kriteria sebagai berikut:
- Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata peserta didik satu kelas;
- Mampu menjalin kerja sama dengan sesama peserta didik;
- Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik;
- Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama;
- Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik;
- Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan
- Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.
Dengan penerapan pembelajaran model tutor sebaya diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas dan hasil belajar peserta didik, khususnya dalam mata pelajaran Administrasi Transaksi. Model pembelajaran yang dilakukan secara bervariasi dan menarik ii diharapkan mampu memacu semangat peserta didik dalam belajar sehingga mereka menjadi lebih kreatif, mengurangi perbedaan kemampuan antar individu dan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar