Senin, 06 Desember 2021

IMPLEMENTASI MODEL CIRC PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA

Oleh: Tri Purwadi, S.Pd.
(Guru Bahasa Jawa SMK Negeri 6 Surakarta - Jawa Tengah)

Edisi: Vol.2 No.1 September - Desember 2021

Sejak pertengahan Maret 2020, peserta didik sekolah mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Selama beberapa bulan itu pasti peserta didik mulai mengalami rasa bosan dan hilang konsentrasi. Penyebab utamanya adalah model atau metode atau strategi pembelajaran yang diberikan guru atau sekolah hanya itu-itu saja. Padahal, ada banyak model pembelajaran yang dapat dimodifikasi agar peserta didik tetap semangat menimba ilmu. Meski dalam masa pandemi Covid-19, peserta didik harus tetap semangat. Hal ini menjadi tantangan tesendiri bagi pelaku dunia pendidikan terutama guru.

Berkaitan dengan hal tersebut, hakekat kegiatan pembelajaran adalah upaya membelajarkan peserta didik pada suatu materi tertentu. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta didik dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Pembelajaran kooperatif itu adalah suatu model pengajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk bisa bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam mengerjakan suatu tugas-tugas yang sudah terstruktur secara baik. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif, dengan anggotanya terdiri dari empat orang yang bersifat heterogen (berbeda tingkat intelegensi, jenis kelamin, suku). 

Banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif, mereka beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran kooperatif dalam bentuk belajar kelompok. Model pembelajaran kooperatif  dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar akademik sekaligus keterampilan sosial peserta didik. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap  toleransi, dan saling menghargai pendapat orang lain. Model pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, strategi pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Jangan sampai dalam pelaksanaan pembelajaran nanti, hanya didominasi oleh peserta didik yang pandai di dalam kelompoknya saja, sementara peserta didik yang kurang pandai hanya bersikap pasif. Salah satu model pembelajaran koperatif yang dapat digunakan kegiatan pembelajaran online adalah model pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dengan media Google Classroom dan WhatsApp.

Model Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang di peruntukkan bagi peserta didik sekolah dasar hingga menengah. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition) adalah sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis. CIRC juga merupakan program sekolah yang mendasarkan pengajarannya pada membaca, menulis dan seni berbahasa. CIRC memiliki tiga prinsip dasar, yaitu kemampuan membaca pemahaman, membaca lisan, dan integrasi seni berbahasa/ menulis. 

Salah satu ciri pembelajaran Cooperative adalah kemampuan peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran koperatif, keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka peserta didik yang pandai, Ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian peserta didik yang pandai dapat mengembangkan  kemampuan dan keterampilannya, sedangkan peserta didik yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Pengembangan CIRC difokuskan pada metode-metode pengajaran, yang merupakan sebuah usaha untuk mengembangkan pembelajaran kooperatif sebagai sarana memperkenalkan teknik terbaru dalam pembelajaran membaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan  pada tujuan-tujuan kelompok dan bertanggung jawab dari tiap individu.

Model pembelajaran Cooperative Intergrated Reading and Composition (CIRC) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang peserta didik secara heterogen. Diawali dengan pemberian kliping pada peserta didik, lalu guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran, kemudian peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis dalam selembar kertas serta mempresentasikan/ membacakan hasil kelompok dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan secara bersama (guru dan peserta didik). Model pembelajara ini menitikberatkan pada pembentukan kelompok secara heterogen yang terdiri atas 4-5 peserta didik. Sehingga dalam pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga standar kompetensi dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Pada masa pandemi ini untuk berdiskusi kelompok peserta didik dapat menggunakan fitur Video Call Group pada aplikasi WhatsApp.

Model pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) ini baik digunakan manakala guru menginginkan peserta didik lebih memahami secara rinci materi yang diajarkan padanya. Kelebihan dari model pembelajaran ini antara lain yaitu:

  1. Membuat suasana belajar lebih menyenangkan karena peserta didik dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen. Jadi ia tidak cepat bosan sebab mendapat kawan atau teman baru dalam pembelajaran.
  2. Dapat membuat anak lebih rileks dalam belajar karena ia ditempatkan dalam kelompok yang heterogen.
  3. Dapat meningkatkan kerja sama di antara peserta didik, sebab dalam pembelajarannya peserta didik diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam satu kelompok.
  4. Dengan adanya presentasi akan dapat meningkatkan semangat peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. 

Penerapan metode CIRC diharapkan dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya meringkas, menerangkan, menjawab pertanyaan dan kemampuan meramalkan. Setelah peserta didik menyelesaikan pemasalahan yang dihadapi maka peserta didik harus dapat menyampaikan apa yang telah diramalkan. Guru dalam model pembelajaran CIRC ini berperan sebagai fasilitator.

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran CIRC yang dapat diterapkan dalam pelajaran Bahasa Jawa adalah sebagai berikut:

  1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 atau 5 orang peserta didik secara heterogen.
  2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
  3. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
  5. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan bersama.
  6. Penutup.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC. Guru berperan adalah sebagai fasilitator  di saat pembentukan kelompok, mempersiapkan wacana, memfasilitasi peserta didik pada saat kerja kelompok dan juga mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Dengan demikian yang lebih aktif dalam proses pembelajaran adalah peserta didik. Harapannya penerapan model pembelajaran ini akan dapat meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran Bahasa Jawa diiringi meningkatnya prestasi belajar peserta didik.

REFERENSI:

  • Tukiran Taniredja dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.
  • Rusman,  2011. Model-model Pembelajaran: Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
  • Sofan Amri. dkk. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas. Jakarta:  Prestasi Pustakaraya.
  • Robert E. Slavin. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Refleksi Pembelajaran Matematika Realistik dengan Geogebra dalam Pembelajaran Fungsi Eksponensial di SMAN 1 Boyolali

Edisi: Vol. 5 No. 1 September - Desember 2024 Penulis : Windi  Hastuti, S.Pd (Guru Matematika SMAN 1 Boyolali - Jawa Tengah) Keprihatinan sa...